12 Desember 2010

Salah Bicara Membahayakan Karir


Di samping harus bekerja keras, jujur, dan penuh tanggung jawab, Anda juga harus pandai-pandai bertindak di kantor kalau mau karier Anda meningkat. Bahkan Anda pun harus cerdik menyusun strategi. Nah, berikut sejumlah strategi yang bisa menerbangkan karier Anda.
HINDARI MENGUNGKAP PIKIRAN SEMBARANGAN
Hati-hati apabila berbagi cerita dengan teman perempuan melalui telepon, karena Anda tak pernah tahu berapa orang yang turut menjadi pendengar. Demikian pula bila hendak membicarakan masalah teman kerja. Hindari komentar yang bernada usil, terhadap siapa pun. Bahkan kendati bila sikapnya amat mengganggu Anda, ataupun caranya bersendawa atau mengunyah makanan sangat tidak sopan. Bukan tak mungkin komentar Anda bakal disampaikan pada orang tersebut (yang kemudian bisa jadi musuh). Akibat lainnya adalah orang akan berpikir dua kali bila hendak berbagi gosip dengan Anda karena khawatir Anda bakal bicara sembrono.
Jadi, bila seseorang menanyakan komentar Anda tengah si A atau si B, jawab saja dengan kalimat yang tidak bernada buruk. Misalnya saja “Dia selalu baik padaku” atau “Saya pikir sikapnya selalu layak.”

BERJUANG DENGAN FLU
Apabila seseorang terserang flu, Anda harus berani berjuang seharian dengan tisu selalu di tangan, vitamin C dosis tinggi, serta obat flu. Banyak pimpinan menilai rendah karyawannya yang sering kali tidak masuk hanya karena sakit ringan. Sebaliknya bila Anda tetap bekerja di kala sakit sekalipun pimpinan akan memberi nilai tambah.
Tetapi bila di kantor Anda ada cuti sakit, ambillah setelah kondisi tubuh lebih baik. Sehingga Anda bisa memanfaatkannya untuk relaks.

JAGA KEHIDUPAN PRIBADI ANDA
Benar. Anda bisa saja berbagi cerita, namun sebaiknya Anda tidak mengungkapkan sesuatu yang bisa membuat teman sekerja Anda merasa tidak nyaman. Atau bahkan membuat Anda merasa harus berkompromi di kemudian hari. Misalnya saja supervisor Anda bisa saja di kemudian hari mengatakan, “Mungkin ia bukan orang yang tepat untuk tugas sebesar ini karena ia baru saja putus dari pacarnya, dan anjing kesayangannya juga baru saja mati. Ia sedang punya banyak masalah saat ini.”
Mengungkapkan masalah pribadi terlalu detail di kantor selain akan membuat bos Anda segera merasa khawatir. Di samping menunjukkan tindakan yang tidak bijaksana dan tidak profesional.
Mengumbar kehidupan pribadi juga sering jadi bumerang. Bisa saja, kan, atasan lalu menganggap Anda terlampau putus asa.

BERSIKAP BERSAHABAT
Karena tugas-tugasnya menangani agenda bos dan semua telepon masuk maka sekretaris dan resepsionis memiliki akses pada nara sumber dan informasi. Inilah yang memberinya kekuatan. Jadi, bila menganggap mereka sebagai musuh, kemungkinan mereka akan bisa menahan informasi penting bagi Anda.
Jadi, bijaksana sekali bila Anda mampu bersahabat dengan karyawan selevel sekretaris dan resepsionis, kendati ini sebetulnya semata-mata hanyalah demi sopan santun belaka. Misalnya jangan pernah lupa mengatakan terima kasih apabila mereka telah mengetik atau mengirim fax untuk Anda. Dan senantiasa katakan kepada mereka ke mana Anda makan siang atau mengadakan meeting.
Yang juga penting, tunjukkan pada mereka Anda tertarik pada kehidupan mereka dengan menanyakan bagaimana acara akhir pekan mereka, apakah cita-cita mereka, atau hal-hal penting lainnya.

KAPAN HARUS MENGAJUKAN PERTANYAAN? 
Meminta pendapat atau nasihat dari teman sekerja akan meningkatkan hubungan kerja karena hal ini menunjukkan Anda menghargai serta mempercayai pandangan orang tersebut (apakah sebenarnya demikian ataukah tidak, itu soal lain).
Namun sebaliknya, mengajukan pertanyaan adalah persoalan yang cukup kompleks. Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat siapa pun bisa mendapatkan informasi yang berharga serta bisa menyerap keahlian dari orang-orang di sekitar Anda.
Bila ingin sukses, cobalah berlatih untuk berpikir positif sebelum berbicara. Bila Anda menginterupsi seseorang untuk menanyakan sesuatu yang sesungguhnya bisa Anda selidiki sendiri maka bisa-bisa Anda dianggap sebagai orang yang malas bekerja.
Apabila bos Anda adalah eksekutif yang suka memberi petunjuk dengan jelas, maka Anda bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan guna memperjelas persoalan dan menghindari ketersendatan. Ucapkan lagi tugas-tugas yang didelegasikan pada Anda untuk melakukan pengecekan secara verbal. Demikian saran psikolog karier. Selain itu, tanyakanlah:
- Sejauh mana hak Anda untuk bertindak dan kira-kira apa saja halangannya.
- Apakah yang menjadi prioritas.
- Bagaimana cara Anda melaporkan perkembangan-perkembangan langkah yang Anda ambil kepada beliau.
Jadi, semakin tegas dan jelas cara Anda menjabarkan parameter pekerjaan Anda, semakin kecil pula kemungkinan Anda jadi bingung.

MANFAATKAN MEMO 
Jangan pernah beranggapan catatan atau memo cuma sekadar serpihan kertas yang bakal jadi sampah. Karena, apa pun yang tertulis di atas kertas pastilah lebih bisa dipercaya daripada perkataan apa pun.
Catatan, penting untuk mengetahui kejanggalan-kejanggalan yang mungkin bakal terjadi sebelum sesuatu hal menjadi parah. Lewat catatan Anda bisa memiliki tinjauan ke masa depan dan bisa terbebas dari tuduhan apabila suatu saat ramalan Anda jadi kenyataan. Sangat disarankan bila Anda selalu mengungkapkan hasil catatan Anda pada bos serta mampu mengajukan solusi. Misalnya, “Saya rasa kita punya gagasan yang mungkin akan bisa mengatasinya.


BUSANA YANG TEPAT 
Memang ada saja kantor yang sengaja memanggil guru khusus agar karyawatinya bisa berbusana dengan baik. Namun bila kantor Anda bukan tergolong demikian, usahakan untuk menciptakan citra diri yang bisa memberi kesan siapa dia sesungguhnya. Yaitu, pilih busana yang bisa membuat Anda benar-benar tampak sebagai wanita yang mandiri, terorganisasi(bisa mengatur diri sendiri), bisa diandalkan, namun keren. Yaitu dengan mengenakan busana yang sesuai seperti rok dan jas berpotongan sederhana namun baik, atau mengenakan pantalon dengan vest .
Apabila Anda memiliki rambut panjang, gelunglah yang rapi saat menghadiri meeting yang penting sifatnya. Riset membuktikan para klien dan bos akan cenderung lebih mempedulikan saran dan komentar wanita apabila sang wanita tampak segar dan rapi.

TAMPILKAN DIRI ANDA
Yani, usia 26 tahun, adalah pegawai bagian akunting dari sebuah perusahaan besar. “Selama ini saya merasa menjadi pegawai yang rajin dan bisa diandalkan. Namun belakangan tiba-tiba saja seorang pegawai baru dipromosikan,” ujarnya.
Banyak orang yang pandai menyuarakan dirinya sendiri. Misalnya saja, bila lembur, maka ia tak segan-segan memberitahu semua orang bahwa ia lembur, meskipun cuma setengah jam. Begitu juga kalau ia menemukan cara untuk memperbaiki sebuah sistem, ia pun tak segan-segan memberinya istilah “resepku”.
Kadang memang dalam dunia perkantoran citra diri seseorang lebih penting daripada kualitas pekerjaannya. Artinya, apabila kantor Anda dimulai pukul delapan dan setiap hari Anda baru nongol pukul setengah sembilan, besar kemungkinan teman kerja Anda serta bos Anda beranggapan bahwa Anda adalah orang yang tidak tertib atau bahkan lamban. Kendati Anda menebusnya dengan tidak keluar ketika istirahat makan siang sekalipun.
Untuk membangun reputasi, Anda perlu menjadi konsultan humas bagi diri sendiri, agar orang tidak punya kesempatan untuk meremehkan Anda. Misalnya mulailah dengan sapaan, “Selamat pagi” serta ungkapan pamit pada seluruh teman sekerja atau karyawan di kantor Anda. Tak peduli betapa rendah atau betapa tinggi posisinya.
Bisa juga Anda berlangganan majalah yang memuat artikel yang relevan dengan pekerjaan Anda, lantas fotokopilah naskah tersebut dan bagikan pada atasan langsung Anda. Ambillah resiko, kenali hal-hal yang sekiranya tidak disukai bos Anda, dan tawarkan padanya untuk mengambil alih pekerjaan tersebut.
Selain itu, hal yang juga amat penting adalah ketepatan waktu kalau tak mau dipandang sebagai tidak mampu mengorganisasi atau mengatur diri sendiri.


JADIKAN CALON MUSUH SEBAGAI TEMAN
Dalam pekerjaan apa pun, sukses sebagian besar tergantung pada kemampuan orang-orang di kantor Anda. Berikan perhatian pada apa yang dilakukan teman sekerja Anda, bukan pada apa yang mereka katakan. Dengan demikian Anda akan bisa segera tahu siapa yang punya potensi menimbulkan masalah dan siapa yang kira-kira bisa Anda percaya.
Upayakan memperkenalkan orang di kantor Anda dari bos hingga teman sekerja kepada pelanggan dan klien Anda. Ciptakan jaringan dengan cara minum kopi bersama dengan sebanyak mungkin orang. Seretlah orang-orang ke pihak Anda khususnya yang punya kategori ‘sulit’. Dengan harapan mereka akan loyal kepada Anda manakala suatu kali nasib Anda berubah.


BERTINDAKLAH DENGAN TAKTIS
Menjawab pertanyaan bos atau klien juga ada caranya agar suasana tidak menjadi runyam. Misalnya, kala Anda dan atasan bersilang pendapat, katakanlah dengan rendah hati “Ah, ini pasti cuma masalah komunikasi.”
Begitu juga bila Anda lupa menelepon klien. Jangan cepat-cepat mengatakan, “Aduh, saya lupa,” tetapi “Maaf operator pulang lebih awal karena sakit jadi saya tidak menerima pesan Anda.”
Atau bila Anda tidak bisa menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang ditentukan, ucapkan, “Saya mohon maaf, saya terlalu memperhatikan masalah detail sampai-sampai lupa waktu. Tapi saya akan lembur sampai malam untuk merampungkan tugas ini.”

Kiat Atasi Kebosanan di Tempat Kerja


Kita sering sekali mengeluh pekerjaan kita membosankan. Padahal perasaan itu datang justru dari Sikap kita, bukan bersumber dari pekerjaannya. Sebab, sebenarnya tak ada tugas yang membosankan kalau kita mampu menemukan tantangan yang ada di dalam tugas tersebut.
Tantangan yang paling mengemuka misalnya, bagaimana membuat pekerjaan hari ini dapat dilaksanakan lebih baik dari kemarin? Inilah yang akan menentukan terasah atau tidaknya kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan.
FOKUSKAN HARI INI 
Cita-cita adalah baterai yang memberi kita energi untuk melakukan pekerjaan sabaik mugkin. Ini mewujud dalam bentuk keinginan dan harapan kita untuk mencapai status tertentu atau memiliki benda penunjang status tadi. Misalnya, rumah atau mobil di masa datang.

Tetapi bila terlalu terpaku pada pemikuran akan jadi apa saya kelak dan mengabaikan tanggung jawab yang harus diselesaikan hari ini, kita bisa kehilangan banyak peluang untuk mempersiapkan landasan yang kokoh bagi terciptanya cita-cita itu kelak.

Seorang petenis terkenal menceritakan bagaimana ia meraih semua keberuntungan dan kemashyurannya. Ia tidak memfokuskan diri pada bagaimana memenangkan pertandingan, melainkan pada upaya untuk dapat mengembalikan bola lawan dengan baik. Bukankah setiap kali berhasil melakukan ini dengan benar, ia mendapat skor? Dan angka-angka yang terkumpul inilah yang akan membawanya memenangkan pertandingan. Kemenangan yang datang berturut-turut dengan sendirinya membawa ke masyhuran.

Bekerja secara baik dan benar setiap hari akan memberi citra yang positif tentang kemampuan Anda kepada rentang tanggung jawab yang lebih tinggi. Jangan lupa, disebuah organisasi, ukuran keberhasilan menyelesaikan tugas, bukan utamanya terletak pada diri sendiri, tetapi pada standar yang berlaku di perusahaan serta penilaian atasan langsung!

Di sinilah banyak perkerja melakukan kesalahan strategi. Karena merasa sudah melakukan sesuatu dengan benar, tetapi lingkungan ternyata tak miliki pandangan dan penilaian yang sama. Ujugnya tentu saja sakit hati. lalu utnuk memberi maaf dari diri, mulailah kita mengatakan, lingkunganlah yang tidak adil, atau atasan pilih kasih. Padahal, mestinya kita meneliti, kenapa bisa ada perbedaan penilaian. Semua ini akan bermuara pada menurunya motivasi kerja. Hingga tentu saja Anda akan makin jauh dari pencapaian cita-cita kalau motivasi kerja tak terjaga baik.
JANGAN TAKUT GAGAL 
Rasanya, tak ada orang yang tak pernah membuat kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan. Hanya saja, ada orang yang mau belajar dari kegagalannya, sebagian lagi tidak. Tidak mau belajar bukan karena tak mau mengakui kesalahannya adalah kegagalan. Atau malah sibuk pembenaran terhadap apa yang ia lakukan itu.
Lagi pula rasa malu yang biasanya menghambat kita untuk belajar lebih jauh, sebenarnya bukanlah sesuatu yang mematikan, bukan? Belum pernah ada orang mati karena malu. hanya saja "rasa"nya itu, lo, yang kadang fatal!
Makin sistematis ritual kerja Anda, makin efesien pula pemanfaatan waktu. Hingga bila kita mengapat tugas yang lebih kompleks di masa datang. Hingga bilakita mendapat tugas yang lebih komplek di masa datang, kita sudah terbiasa bekerja denganritual yang ajek.
Lagi pula kalau mencoba mencari pekerjaan yang benar-benar Anda sukai aspek-aspeknya, pastilah Anda tak akan pernah bekerja sehari pun selama hidup Anda!


Cara Mengatasi Karier yang Mentok


Anda merasa sudah tak bisa lagi menapak jenjang karier yang lebih tinggi di kantor? Jangan khawatir, lakukan saja beberapa saran berikut!
Anda tahu lagu yang populer dibawakan oleh duo Maia and Friend, berjudulEmang Gue Pikirin ? Jangan terburu-buru menyanyikan sepenggal syair lagu itu, yang berarti jangan ambil pusing, jika Anda mengalami situasi kerja yang stagnan, alias sulit melangkah ke jenjang karier yang lebih tinggi lagi.
Karena, untuk urusan yang satu ini sedikit berbeda tentunya. Memang, banyak di antara kita sering dibuat pusing dengan kondisi karier yang mentok. Apalagi, dengan kenaikan harga BBM yang membuat semua harga ikut melonjak, sementara gaji Anda tak mengalami pertambahan secara signifikan. Nah, ujung-ujungnya Anda sibuk menerka-nerka, mengapa ya, kok sudah lama bekerja di perusahaan ini, promosi tak kunjung menghampiri Anda?
Seringkali, karena terlalu dipusingkan dengan hal ini, Anda jadi tak sempat memerhatikan hal-hal lainnya lagi, di luar masalah karier Anda tadi. Anda cenderung terlena dan terbawa suasana kantor, yang tampaknya makin tak kondusif lagi bagi perkembangan diri Anda. Padahal, Anda adalah manusia bebas. Bebas diciptakan untuk mengubah dan menentukan nasib sendiri. Anda pun berhak mengembangkan diri sepenuhnya.
Jadi, daripada pusing menduga-duga tak jelas, berikut ini ada beberapa tips yanga dapat Anda lakukan agar tak terjebak dalam status quo karier yang mentok:
TERBANGLAH SETINGGI RAJAWALI 
Karier yang mentok tidak berarti kehidupan Anda akan berakhir. Bangkit dan terbanglah setinggi mungkin karena Anda diciptakan unik dan spesial. Temukan apa yang Anda cintai, misalnya menulis. Jadi, ketika karier mentok, keghiatan menulis akan menjadi ajang eksistensi kemampuan diri, yang tak terbatas hanya pada urusan karier di kantor saja. Siapa tahu, di kemudian hari Anda justru dapat menghasilkan sebuah buku.
PINDAH KERJA? PIKIR 1000 KALI! 
Ketika dedikasi dan sumbangsih Anda yang maksimal kepada perusahaan tak kunjung membuahkan hasil, mungkin banyak dari Anda akan berfikir, mengapa tak pindah kerja saja. Hengkang dari perusahaan memang jalan singkat yang tampaknya akan menyenangkan.
Namun, sebaiknya Anda berfikir 1000 kali sebelum terbakar emosi. Apakah ditempat yang baru Anda akan mendapatkan jaminan peningkatan karier? Atau, mendapat peningkatan pendapatan? Jangan sampai, hanya karena emosi, justru Anda salah melangkah dalam menentukan strategi berkarier.
Jadi, jika diri Anda masih merasa tak berguna karena karier yang mentok, jangan berdiam diri saja. Sekali lagi, segera bangkit, melangkah, dan melihat ke dalam diri. Eksplorasi semua kemampuan diri Anda secara total. Selamat mencoba!

5 Desember 2010

Menabung Bukan Berarti Pelit

Krisis finansial yang terjadi saat ini seharusnya bisa ditanggapi secara positif oleh Anda yang sebenarnya masih mampu hidup dengan layak. Jadikan krisis ini sebagai sinyal bahwa Anda harus mulai hidup hemat dan lebih banyak menabung, untuk memberi kemandirian finansial ketika krisis akhirnya betul-betul terjadi pada Anda.
Namun, ketika Anda sedang mencari cara untuk memotong pengeluaran Anda, jangan biarkan penghematan yang Anda lakukan berjalan terlalu jauh. Anda berusaha membuat pengaturan keuangan yang cerdas, namun Anda masih ingin mengambil keuntungan. Apa yang Anda hemat, ternyata menyebabkan kerugian orang lain. Ada perbedaan antara menerapkan sikap hemat dan pelit, atau irit dan tidak bertanggung jawab. Anda ingin tahu contohnya?
Hemat: Membeli barang-barang yang dibutuhkan saat sale
Pelit: Hanya membeli barang saat sale

Mencari barang-barang yang didiskon bisa jadi cara yang cerdas untuk memenuhi kebutuhan barang sehari-hari, pakaian, dan pada hakekatnya barang-barang lain yang perlu Anda dapatkan dengan budget yang ngepas. Di hipermarket, misalnya, Anda bisa membeli bahan-bahan makanan yang ada dalam daftar promo.

Cara ini menjadi tricky ketika Anda menolak membeli barang-barang yang tidak didiskon. Hal ini bisa mendorong Anda untuk membeli barang-barang yang mungkin lebih murah, padahal sebenarnya tidak Anda butuhkan. Dengan cara ini Anda justru bisa berbelanja lebih banyak daripada yang Anda butuhkan. Nilai barang tersebut seringkali tidak sesuai dengan uang yang Anda keluarkan.

Hemat: Memberi tip sesuai prosentase layanan
Pelit: Tidak pernah memberi tip

Beberapa penyedia jasa layanan seringkali membayar karyawannya dengan gaji yang rendah. Karena itu, karyawan mengharapkan tip dari para pelanggannya. Jika Anda tidak mendapatkan layanan yang layak, memang tidak salah jika Anda enggan meninggalkan tip. Namun, jika Anda tidak pernah memberikan tip meskipun menerima layanan yang memuaskan, coba tanya diri Anda apa sebabnya. Apakah karena Anda menganggap waiter atau penata rambut Anda sudah menerima gaji yang cukup, atau hanya karena Anda tidak mau kehilangan uang?

Hemat: Menyisihkan uang untuk ditabung
Pelit: Menabung semua gaji, dan tak pernah bersenang-senang

Ada orang yang berprinsip menabung sebanyak-banyaknya selagi muda. Tujuannya, misalnya, agar kelak bisa membeli rumah dan pensiun dini untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga. Atau, traveling dan mengejar impian Anda yang lain. Prinsip seperti ini tentu patut ditiru. Namun, jika Anda menolak untuk membayar biaya reuni karena Anda tidak berniat ikut menikmati hidangannya, atau tak pernah mau memberi sumbangan untuk teman yang sedang terkena musibah, coba tanyakan kembali pada diri Anda: untuk apa Anda menabung. Sebagai manusia yang harus hidup bersosialisasi, tak ada salahnya Anda juga menyisihkan sedikit dana untuk menikmati hidup.

Hemat: Mengambil keuntungan dari penawaran yang baik
Pelit: Hanya mau untungnya saja

Anda tahu kan, ketika bank penerbit kartu kredit memberikan katalog berisi penawaran harga produk yang lebih murah, atau bunga cicilan sebesar 0 persen. Jika Anda sudah mengecek harganya dengan harga di pasaran, dan memang menguntungkan, tentu barang ini layak diburu. Tetapi, Anda bisa dibilang pelit atau tidak bertanggung jawab, bila Anda lalu menolak membayar tagihannya. Atau, Anda menikmati hidangan di restoran yang menawarkan konsep all you can eat, namun diam-diam Anda membagi makanan Anda kepada anak Anda (dan hanya membayar untuk satu orang).

Hemat: Mengambil pake internet dan TV berbayar yang lebih murah
Pelit: Mencurinya dari tetangga Anda

Ada banyak tagihan yang harus dibayar oleh sebuah rumah tangga saat ini: dari air, listrik, telepon, TV berbayar, hingga internet. Jika Anda bisa mengurangi masing-masing pengeluaran tersebut, tentu Anda akan banyak berhemat. Misalnya, mengambil paket langganan TV berbayar yang paling dasar saja. Tetapi, jika Anda memutuskan untuk menghemat pengeluaran, Anda harus berkomitmen untuk hidup tanpa layanan tersebut. Jika Anda berhenti langganan internet, tapi lalu mengambil sambungan melalui sinyal wireless dari tetangga Anda, tentu ini cara-cara yang murahan. Atau, Anda baru pindah ke rumah kontrakan yang baru, lalu mencuri listrik dari tetangga Anda. Ini kebiasaan orang yang tidak bertanggung jawab.

Intinya, jika Anda memotong anggaran Anda habis-habisan sehingga Anda merasa harus memenuhi kebutuhan Anda dengan mengambil keuntungan dari orang lain, itulah tanda-tanda bahwa Anda pelit dan tidak bertanggung jawab. Menyusun budget dan menabung harus dilakukan secara terukur, agar bisa tetap bertahan hidup dengan layak, dan mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

Mengangkat Spirit "People Power"

Manusia memang aset terpenting dari perusahaan. Namun, sampai saat ini kita memang sulit untuk bisa menghitung dengan tepat berapa kekuatan sesungguhnya yang dimiliki seorang karyawan.       
Tidak seperti mesin yang bisa dengan jelas kita ukur kapasitas produksinya, kita sadari bahwa kinerja dan kontribusi karyawan bisa digenjot naik, bisa juga turun secara tajam. Bukankah banyak karyawan yang dalamassessment dinilai memiliki kompetensi tinggi, tapi di tempat kerja melempem dan sama sekali jadi tidak menonjol? Ada karyawan yang berprestasi di satu tim, namun begitu dipindahkan ke tim atau lokasi lain langsung melorot kinerjanya. Sebaliknya, kita juga melihat ada tim yang jumlahnya kecil atau kemampuan individualnya biasa-biasa saja, bisa jadi tim yang sangat hebat dan produktif, bahkan mengalahkan tim yang jumlahnya lebih besar. Di sini kita jelas melihat bahwa ada kekuatan lain yang tidak bisa dilihat dan diukur dengan analisa beban kerja sekalipun. Terbukti pula bahwa, kekuatan individu itu memang bisa dilipatgandakan.

Seorang kepala cabang yang dituntut untuk meningkatkan penjualan sering berdalih kekurangan orang dan meminta tambahan anggota tim. Sering terjadi, walau orangnya sudah ada, tetap saja penjualan tidak kunjung bergerak mencapai target. Divisi SDM sering mengeluhkan, mengapa SDM yang ada tidak bisa dimanfaatkan. Seakan tambahan karyawan baru menjadi investasi yang sia-sia. Jadi, individu sendirian tidak bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Lagi-lagi, kita diingatkan bahwa yang kita garap tidak selamanya individunya, tetapi justru perilaku kolektif dari sekelompok orang.

Spirit kolektif
Seorang manager berkomentar: ”Kenapa ya, kalau di suruh bekerja sama susah, tetapi bila protes mereka bersatu?” Di salah satu perusahaan, para anggota manajemen puncak bisa secara teratur makan siang bersama, berkeluh-kesah mengenai perusahaan sebagai musuh bersama, namun begitu disuruh berkoordinasi atau mengatur strategi tiba-tiba menjadi tidak kompak, bahkan tercerai-berai.
Seorang ahli psikologi sosial mengatakan, bahwa sifat dari perilaku kelompok itu sangat emosional, dan bahkan sering tidak rasional. Hal ini bisa kita buktikan sendiri bahwa dalam keadaan panik, gembira sekali, ataupun marah, tiba-tiba individu dalam kelompok bisa bersatu, saling mendukung, mengeroyok, bergerak ke satu arah sesuai komando. Inilah yang menjawab betapa membahayakan spirit bonek, Arema, Jakmania, yang sering  kuat, bertenaga sampai-sampai tidak terkontrol.

Kekuatan kelompok memang tidak bisa kita anggap main-main. Bila individu dalam kelompok  mempunyai rasa yang sama dan berfokus pada single issue, maka sudah pasti kekuatan kelompok jadi berlipatganda. Unsur-unsur inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan yang berhasil mengangkat spirit karyawannya. Hal yang sangat penting juga adalah collective mind-nya. Mereka menghipnotis anggota kelompok untuk berpikir dan berkeyakinan sama, membuat individu siap menyatukan visi dan menghapus sikapselfishness-nya.

Dalam Indonesia HR Summit 2010 yang baru diselenggarakan di Bali beberapa waktu lalu, Ishadi SK, komisaris TransTV mengutarakan, betapa spirit organisasi terbangun dengan kejelasan dan kesadaran pada kesamaan misi. Beliau mengatakan lebih lanjut bahwa employee partnership hanya bisa didapatkan perusahaan bila karyawan memiliki dan merasa menguasai tujuan dan misi perusahaan. Semakin mulia, konkrit dan trendi misinya, semakin dibelilah purpose-nya oleh karyawan TransTV. Bila ini terjadi, karyawan bisa sampai memeras tenaga tanpa hitung-hitungan dan bahkan rela bekerja sampai lupa waktu. Siapa yang menonjol? Kelompoknya, perusahaannya, bukan individunya, bahkan produknya.

Karyawan sebagai “co-creator”
Kita kerap bertanya-tanya, apakah seorang pemain bola kelas kakap, seperti Wayne Rooney, jika pindah klub, akan bisa menjamin performa seperti di klub terdahulu? Kita semua menyadari bahwa walaupun permainannya terhebat, ia belum tentu bisa  berkinerja optimal di tempat yang baru. Hal ini tentunya tidak disebabkan oleh keadaan situasi tim yang baru saja, tetapi apakah dia mengontribusikan seluruh kapasitasnya secara all out di tim barunya. Hal ini lagi-lagi adalah sekadar  kekuatan emosi dan mental.

Hal yang juga sudah tidak disangsikan lagi, generasi muda yang banyak dikenal dengan genY, hanya mau mengontribusikan segenap kapasitasnya, bila kelompok, lembaga, atau perusahaan membuat agar ia merasa seperti co-creator, dalang, ikut menentukan nasib perusahaan. Di sinilah emosi individu menggerakkan dirinya untuk mengeluarkan seluruh ketrampilan dan kompetensi individual ke dalam kekuatan tim. Setiap orang perlu merasa, bahwa dialah yang membuat tim atau perusahaan berubah, bahkan maju. Dan, sikap ini sangat emosional. Ken Blanchard dalam bukunya High Five! The Magic of Working Together, menyatakan: ”The Warriors realized that working together as a team would get them closer to their goal than all playing for individual benefit.”

Utamakan "gerak"
Bila kita ingin menggerakkan individu, kita memang perlu memanfaatkan gerak untuk menghidupkan perilaku kelompok ini. Gerak membuat suasana jadi dinamis, memberi kesiapan untuk berubah. Di perusahaan di mana pemimpin mematikan semangat anak buah, misalnya dengan tidak merespek dan mengecilkan upayanya, sering kita lihat efeknya adalah si individu membeku, berhenti berpikir, tidak bersedia untuk mencoba, tidak bergerak. Di perusahaan yang saya kenal dinamis, speed seakan sudah menjadi budaya perusahaan. Setiap permintaan direspons segera, mereka berjalan dengan cepat, bahkan berlari saat naik-turun tangga. Keseragaman perilaku bergerak ini serta-merta menjadikan perusahaan bersemangat untuk maju.

Cara Cerdik Beramal

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa terpanggil untuk membantu sesama yang mengalami kesulitan dan kesusahan. Terkadang, meski keuangan pas-pasan, kita masih mengusahakan untuk dapat memberikan bantuan pada yang membutuhkan.

Tentu saja, ini perbuatan mulia. Hanya saja, yang harus dipikirkan adalah bagaimana niat mulia ini dapat disalurkan dengan lebih efektif, tanpa mengganggu keuangan kita. Berikut tipsnya:

1. Anggarkan secara rutin
Bila Anda memang punya keinginan membantu orang yang kesusahan, ada baiknya menganggarkan dana secara rutin. Anda bisa menganggarkannya secara bulanan atau tahunan. Biasanya, bagi beberapa kalangan, saat untuk memberikan bantuan dikaitkan dengan hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha, atau hari raya Natal.

Melakukan penganggaran secara rutin, berarti perencanaan biaya sosial akan menjadi lebih baik. Dengan perencanaan yang baik, semakin besar peluang untuk dapat menolong sesama, sekaligus menjaga kestabilan keuangan.

2. Tak harus berupa uang
Niat mulia untuk membantu orang lain yang membutuhkan tidak harus diwujudkan dalam bentuk uang tunai, lho. Bisa saja Anda melihat, ada barang-barang yang sudah tidak Anda butuhkan lagi yang dapat Anda sumbangkan pada mereka. Siapa tahu lemari pakaian Anda sudah penuh dengan pakaian yang sudah bosan Anda pakai, tetapi fisiknya masih bagus. Jadi, kenapa tidak disumbangkan saja? Atau, Anda punya buku-buku atau majalah bekas di gudang, kenapa tidak dihibahkan saja ke panti asuhan atau taman bacaan?

Selain akan mengurangi tumpukan barang di gudang, Anda juga dapat lebih menghemat pengeluaran, bukan? Lagipula yang lebih penting adalah niat baik untuk menyumbang, bukan wujud sumbangannya. Cara ini bisa juga digunakan dalam memberikan hadiah perkawinan. Daripada memberikan uang, misalnya, kenapa tidak memberikan buku. Selain jatuhnya lebih murah, juga akan lebih berkesan bagi si penerima. Hadiah Anda juga jadi beda sendiri dibanding hadiah orang lain yang kebanyakan memberi amplop.

3. Salurkan langsung kepada yang bersangkutan
Bagaimana perasaan Anda kalau dana sosial yang susah-epayah Anda kumpulkan dan sudah Anda setorkan, ternyata tidak diterima oleh yang bersangkutan gara-gara diselewengkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab? Pasti jengkel, bukan?

Tetapi ini sering terjadi, lho. Dan seringkali, praktek-praktek penyelewengan dana seperti ini sulit dibuktikan, sehingga kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Solusinya, sedapat mungkin, cobalah memberikan sumbangan itu secara langsung kepada mereka yang membutuhkan, tanpa melalui perantara.

Kalaupun Anda terpaksa harus melewati perantara, cobalah untuk memilih perantara yang memang benar-benar terbukti jujur dalam menyalurkan bantuan, misalnya lewat Masjid, Gereja, ataupun badan resmi yang telah disahkan pemerintah, seperti BAZIS.

Tips Gaet Hati Si Bos

Dipandang baik oleh bos adalah hal yang baik. Bukan dalam arti menjilat, ya. Ketika Anda bisa memberikan performa terbaik, dan selalu bisa diandalkan, sedikit demi sedikit Anda mengekalkan diri Anda sebagai seseorang yang profesional dan sangat diinginkan. Bagaimana, sih, caranya menggaet hati si bos tanpa terlihat "menjilat"? Simak tips berikut ini:

Jangan Ragu Bertanya
Memang terdengar mudah dan "jelas", tetapi tak banyak yang melakukan. Kadang saking ingin "dilihat" oleh bos, kita berusaha mengerjakan segala sesuatunya sendiri tanpa bertanya. Padahal, dengan bertanya kepada bos mengenai apa yang terpenting untuk dikerjakan, berarti Anda sudah menghabiskan sedikit waktu bersamanya dan menyita sejenak perhatiannya. Steve Langerud, direktur di DePauw University menyarankan hal tersebut dan menambahkan agar kita melaksanakan tugas yang disarankan tersebut. Dengan melawan obyektif yang ditawarkan oleh atasa, Anda akan menempatkan diri pada tempat yang bisa dilihat oleh bos Anda. 

Buktikan Nilai Anda
Lupakan sejenak job description Anda. Ciptakan dan pikirkan bagaimana caranya Anda bisa membuat posisi dan pekerjaan Anda lebih baik. Konsultasikan hal tersebut dengan atasan Anda dan pimpinan lain dalam organisasi Anda, mintalah pula input dan jalankan ide tersebut. 

Team Player
Semua pimpinan ingin mengetahui apakah timnya merupakan "team player" yang bisa diandalkan di saat senang maupun susah. "Di masa-masa sulit, Anda ingin merasa yakin bahwa Anda memiliki tim yang kuat dan solid," jelas Shaunti Fieldham, penulis "The Male Factor". Hal-hal ini bisa terlihat apakah tim Anda akan ikut begadang jika akan ada pitching keesokan hari, atau ikut lembur saat ada pekerjaan yang belum selesai padahal harus dipresentasikan besok. 

Mem-briefing Atasan
Meski bukan bagian dari tugas dan tidak diminta untuk melakukannya, secara sukarela, laporkan kemajuan positif dari hasil kerja Anda, terang Mimi Donaldson, pelatih human resources. Menurutnya, karena para bos seringkali sibu, Anda tak bisa mengharapkan mereka akan memerhatikan Anda saat Anda berhasil melakukan sesuatu yang hebat. Namun dengan melaporkan keberhasilan harian Anda sehari-hari, dan apa saja yang berhasil Anda dan tim Anda lakukan pada proyek tertentu, bisa jadi hal yang membantu membuat si bos teringat kepada Anda. Tetapi hati-hati, jangan sampai hal ini membuat Anda terlihat terlalu berusaha "tampil" di depan bos. Karena rekan kerja Anda bisa gerah dan jengah melihatnya. 

Jejaring 
Langerud juga menyarankan untuk membangun jejaring dengan rekan kerja dari departemen lain. Mintafeedback dari mereka tentang bagaimana departemen Anda bisa membantu mereka. Di sekitar perusahaan, cara ini akan membantu Anda terlihat lebih inisiatif untuk menggerakkan perusahaan. Reputasi Anda pun akan makin terlihat. 

Eksistensi 
Carilah rute yang aman tetapi kuat untuk berkontribusi kepada perusahaan Anda. Contohnya, melakukan presentasi yang kuat, bermakna, atau berbagi ide yang inovatif mengenai bagaimana membuat perusahaan bisa bergerak lebih baik. Plus, jangan menghindari pertemuan-pertemuan kantor, seperti pertemuan atau gathering, jadilah relawan dalam acara-acara kantor, serta ikut serta dalam kegiatan bersama rekan kerja di luar kantor. 

Intinya, saat ini mencari pekerjaan tidak mudah, apalagi minta naik gaji. Supaya Anda bisa bersinar di tempat kerja, carilah cara untuk menjadikan keberadaan Anda lebih bermakna bagi perusahaan dan diri Anda sendiri dengan cara yang jujur dan tidak menyakiti orang lain.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...