Tampilkan postingan dengan label manager. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manager. Tampilkan semua postingan

3 Agustus 2011

Sudahkah Anda Memiliki Inteligensi Kolektif?


Seorang teman yang bertanggung jawab menangani divisi sumber daya manusia di sebuah universitas, mengeluhkan betapa para ilmuwan, dosen, bahkan profesor, sangat sulit bekerja sama. Teman lain, yang bekerja di rumah sakit, ternyata mempunyai keluhan yang sama.
Di satu sisi organisasi berjuang keras untuk mendapatkan individu terbaik dan terpintar, namun di sisi lain saat orang-orang pintar ini berkumpul, proses diskusi malah menjadi lebih alot dan bahkan bisa tidak menghasilkan apa-apa. Bukankah kita memang sering merasakan bahwa kerja tim malahan bisa jadi tidak lancar bila beranggotakan orang-orang pintar?
Dalam kesebelasan sepak bola, kumpulan para bintang bisa tidak membentuk tim yang hebat. Tim elit top manajemen perusahaan yang berisi orang-orang pintar pun seringkali punya masalah untuk bersinergi. Bukankah tim Obama juga disebut sebagai “too many brains team”, namun kerap dikritik karena lamban dalam mengambil keputusan? Bagaimana kita menyikapi dan menyiasati hal ini?

Usaha untuk memperkuat koordinasi, menebalkan kohesi serta sinergi terus-menerus kita dengar dan bicarakan. Berbagai program pelatihan, camp dan outbound dilakukan agar individu lebih bersatu dan saling memahami satu sama lain. Namun, tetap banyak yang mengeluhkan betapa sinergi tetap saja seolah tertahan dan tidak terjadi.
Tidak jarang terjadi, dalam sesi-sesi brainstorming yang dilakukan orang-orang pintar, ide-ide yang muncul seringkali terasa tertahan dan bahkan basi. Kinerja kolektif yang di atas kertas semestinya lebih baik dari rata-rata kehebatan masing-masing individu, malahan berkinerja di bawah rata-rata. Sebaliknya, ada kelompok yang anggotanya biasa-biasa saja, namun ketika membentuk tim malah bisa menghasilkan prestasi luar biasa yang bahkan membuat kejutan bagi anggotanya sendiri.
Apa rahasianya sehingga sebuah tim, apalagi tim yang terdiri atas para bintang, bisa menunjukkan kinerja kinclong dan smart? Bagaimana menumbuhkan kekuatan “collective intelligence” yang disebut-sebut bisa melipatgandakan prestasi dan menjadi faktor kunci dari keberhasilan suatu tim dan organisasi?

Kolaborasi dan peduli

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kinerja sebuah kelompok dalam membuat tugas semacam puzzle,brainstorming, dan negosiasi, lebih baik daripada hasil kerja masing-masing individunya. Ketika diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan yang dihasilkan oleh kelompok tidak banyak kaitannya dengan kohesi, kedekatan interpersonal, motivasi, maupun kepuasan individu, namun lebih dipengaruhi faktor care atau kepedulian. Setiap individu tidak hanya peduli pada keberhasilan tugas dan peran pribadinya, namun ingin rekannya juga berhasil. Bila kegiatan team-building dan outbound yang dilakukan baru semata mempererat kohesi, merekatkan hubungan interpersonal kelompok, namun belum menyentuh suasana hati dan ego dari masing-masing individu, kita tidak bisa berharap banyak bahwa kegiatan itu akan betul-betul bisa membawa dampak positif sekembalinya mereka ke tempat kerja.

Orang-orang yang cerdas dan berprestasi kita lihat mempunyai kemauan yang keras. Selain itu, individunya juga sangat percaya pada prinsip dan pendapatnya sendiri. Ini adalah kekuatan, namun sekaligus berpotensi menjadi sumber perpecahan dalam kelompok. Hanya bila individu menyadari kekuatan dan peran dirinya, sambil melihat kekuatan dan peran orang lain, kemudian terbuka mata dan pikirannya untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama, barulah bisa timbul percikan sinergi. Kuncinya adalah kesadaran bahwa tidak ada anggota tim yang bisa sukses tanpa memastikan kesuksesan orang lain. Jadi tugas kita adalah membuat orang lain bisa melakukan perannya dengan baik dan membuat orang lain terlihat baik, bukan malah menjatuhkannya. Ini tentu keyakinan yang perlu dibangun dengan fokus pada tujuan bersama dan keberhasilan bersama.

Terobos dinding ego
Dalam suatu perusahaan, individu-individu yang berkinerja bagus dipromosikan menjadi direksi. Di luar dugaan, tim yang tadinya solid ini malahan tiba-tiba tidak menghasilkan kinerja yang cemerlang lagi. Walaupun tidak berkonflik terbuka, terasa hubungan menjadi dingin dan setiap individu terkesan tetap bersikeras dengan gaya dan keahlian masing-masing. Suasana terasa hambar, bahkan enggan berkomunikasi satu sama lain. Ketika tim menemui jalan buntu dan akhirnya masing-masing berkesempatan membuka hati, barulah hubungan mencair dan komunikasi menjadi lebih tulus untuk bersatu dan menolong satu sama lain. Ternyata, individu yang berprestasi pun perlu juga digelitik kepekaan sosialnya, sehingga kembali bisa melihat lebih obyektif dan lebih mampu mendengar lebih aktif.

Teman saya berkomentar, “Orang-orang pintar, biasanya egonya juga sama-sama kuat.” Benarkah ini? Kita memang kerap melihat bahwa kerasnya ego individu bahkan mewarnai berbagai konflik skala nasional yang disorot media, entah itu kisruh PSSI, perseteruan anggota dewan yang terhormat, atau juga di jajaran kabinet. Bisa jadi, karena ego pribadi masih mendominasi, collective intelligence jadi sulit terwujud.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa individu yang inteligen belum tentu bisa membangun inteligensi kolektif. Individu yang mampu menumbuhkan inteligensi kolektif biasanya menjaga kepekaannya, banyak memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha tidak mendominasi pembicaraan walaupun sebenarnya ahli dalam topik pembicaraannya, sambil benar-benar mendekatkan hatinya dengan tim.

Dengan individu-individu yang berprestasi, dialog satu sama lain sangat penting, baik itu formal dan informal. Perlu ada keterbukaan yang tulus. Kita bisa membicarakan tugas atau proyek tertentu, tetapi spirit untuk menjaga kebersamaan perlu berakar di dasar kepribadian individu. Kita tidak bisa lagi memandang aspek emosional sebagai aspek penghambat prestasi. Justru pada orang yang sudah berprestasi, aspek emosilah yang mempengaruhi mental dan spiritnya. Itulah sebabnya pemimpin dari kelompok berprestasi ini selalu menggunakan pendekatan kembar, yaitu tugas dan hubungan interpersonal. Hanya melalui pendekatan yang dalam inilah trust bisa dikembangkan, berdampingan dengan good-will organisasi.

Tumbuhkan Budaya Apresiatif pada Karyawan


Pernahkah kita memperhatikan bahwa publikasi di media lebih didominasi berita menakutkan, mengerikan, penuh bencana dibanding dengan hal-hal terpuji yang dilakukan oleh seseorang? Berita penghargaan, keberhasilan, kerja keras tidak terdengar karena dikalahkan oleh berita kecurangan, kelemahan, dan kemalasan. Meskipun kita sendiri sering merasa lelah, kesal, sedih, bahkan marah setelah mendengar hal-hal negatif, namun di sisi lain kita pun tidak secara sengaja menghindari hal-hal yang negatif. Bukankah kita pun menikmati berita daninfotainment yang cenderung menonjolkan kejelekan individu? Di tempat kerja pun sadar tidak sadar kita kerap menyuburkan budaya yang tidak apresiatif, misalnya saja gosip, salah menyalahkan, atau tidak berterus terang.

Kita bisa menilai sendiri seberapa sering kita menyalahkan orang yang sedang tidak hadir di suatu pertemuan bila ada kejadian yang tidak menyenangkan. Bukankah banyak atasan yang hanya melihat kesalahan anak buah, dan hanya berkomunikasi dengan anak buah jika ada yang tidak beres? Di sisi lain, tak jarang atasan menganggap bahwa prestasi bagus anak buah adalah keadaan yang wajar dan sudah semestinya, sehingga tidak perlu dipuji.
Bayangkan suasana kerja bila seorang atasan cenderung mengkomplain kesalahan anak buah sementara lupa memberi komentar ketika seseorang bisa berpikir kreatif pada saat orang lain sudah menghadapi jalan buntu? Pernahkah kita benar-benar memikirkan bahayanya bila sebuah tim atau suatu lingkungan sosial, partai, perusahaan, atau bahkan negara, mempunyai pola pikir pesimis, negatif, dan tidak segar? Bisakah individu berkinerja optimal bila sering merasa tidak berdaya, tertekan, dan terus-menerus memikirkan kekurangan dan kelemahan yang ada? Bagaimana perasaan orang atau lembaga lain yang harus berhubungan dengan komunitas seperti ini?

Kita sendiri sebetulnya bisa merasakan bahwa lingkungan kerja yang menyenangkan dan saling menghargai akan memberi kekuatan, peningkatan produktivitas, laba, dan juga kepuasan karyawan dan pelanggan. Di sebuah kantor, bertegur sapa seakan sudah menjadi aturan tidak tertulis yang dilakukan oleh semua orang di semua level jabatan. Ada juga tempat kerja di mana setiap orang otomatis mengucapkan terimakasih pada kolega yang memberi bantuan, bahkan untuk hal yang kecil sekalipun.
Sikap peduli teman kerja ini tanpa disadari memiliki harga tertentu yang tidak bisa dinilai dengan uang, tetapi justru nyata-nyata meningkatkan bisnis perusahaan. Bila sikap dan tindakan ini dilakukan oleh seseorang secara konsisten, bahkan saat atasan atau pimpinannya tidak ada, maka hal ini bisa dikatakan menjadi budaya di lingkungan tersebut. Saat pimpinan dan atasan sadar akan kekuatan yang ada di balik sikap dan kebiasaan manusia, secara serius menumbuhkan kebiasaan positif dan apresiatif, maka peningkatan produktivitas kerja tentu bukan hal mustahil dicapai.

Bergulir tanpa paksaan
Dalam suatu pelatihan beberapa peserta semula tidak percaya bahwa segala sikap dan perilaku dapat ditumbuhkan dengan apresiasi. Tidak perlu kritik berlebihan atau bicara negatif. Seorang direktur perusahaan yang legendaris dan terkenal mampu membentuk budaya positif di perusahaannya, mengatakan: ”Kita hanya perlu jeli menunggu orang berbuat sesuatu yang bisa dipuji. Orang lain yang hadir otomatis akan mencari perilaku apa yang patut dan bisa diterima oleh atasannya dan berusaha melakukannya”.
Perilaku positif pun kemudian akan bergulir dengan sendirinya. Kita lihat bahwa pimpinan dan atasan memang berperan penting dalam memberi contoh dan menyuburkan budaya positif yang diinginkan. Itu sebabnya atasan perlu sadar kebiasaan apa yang ingin ditumbuhkan. Saat tingkah laku, sikap, dan suasana kerja terjadi secara otomatis tanpa paksaan atau aturan, kita akan bisa melihat budaya organisasi itu sudah merupakan aset lingkungan sosial tersebut.

Di Southwest Airlines, satu-satunya airline yang bertahan pada waktu krisis, manajemen memang secara sengaja mengembangkan kebiasaan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang apresiatif. Mereka tidak secara berlebihan menganalisa kekurangan, kelemahan, dan kondisi krisis yang menekan, namun dalam rapat-rapat di perusahaan, mereka berfokus pada pertanyaan: “What works, what matters, what adds value, what makes a difference?”
Dengan pendekatan ini, perusahaan memperoleh tambahan energi yang luar biasa. Karyawan menjadi lebih mudah mengombinasikan berbagai kekuatan yang dimiliki. Karyawan pun bisa lebih mudah merealisasikan sikap yang berfokus pada pelanggan, setia kawan dalam membantu rekan, bahkan juga kreativitas untuk menemukan proses bisnis yang lebih efisien.

Memilih untuk menghidupkan semangat

Bayangkan bila seorang atasan membuat pernyataan ini: ”Pekerjaan kita membuat kita berkesempatan untuk memperluas wawasan dan belajar dari yang mengalami kesuksesan”. Bandingkan dengan pimpinan yang berulang kali mengatakan hal ini: ”Persaingan sudah demikian ketat, namun kita masih bisa bertahan”. Pernyataan pertama merangsang naluri kehidupan, sementara pernyataan selanjutnya lebih dekat pada kegagalan dan mematikan semangat.
Kita bisa melihat bahwa cara bicara kita sangat menentukan arah spirit orang di sekitar kita. Tidak pelak lagi, kita memang perlu mengembangkan budaya apresiatif di lingkungan kita. Kita bisa mulai dengan memikirkan perilaku atau situasi apa yang pantas mendapat pujian dan apresiasi. Kita pun perlu bisa menggambarkan poin terpenting dari sikap atau perilaku tersebut dan bagaimana perilaku tersebut menguntungkan perusahaan.
Hal-hal inilah yang kita kemas sehingga bisa berpengaruh di rapat atau di pertemuan lain dan memungkinkan semua orang membayangkan kesuksesan. Kata-kata positif, seperti bangga dan happy perlu diikutsertakan untuk membangkitkan energi. Bila hal ini dilakukan dengan jitu dalam dialog-dialog yang kontinu dan dianggap sebagai suatu entitas yang hidup, budaya akan bersinergi dengan inovasi dan tumbuhnya bisnis. 

9 April 2011

Hindari Makan Siang di Meja Kerja

Anda pikir bahwa Anda melakukan hal yang benar dengan memakan ayam goreng sambil berkerja saat jam makan siang? Ternyata hasil studi menunjukkan bahwa makan di meja kerja lebih banyak merugikan Anda daripada keuntungan yang didapat, lho.

Isu Kebersihan
Makan siang di saat hari yang sibuk sambil menyelesaikan perkerjaan, sekilas terlihat sebagai penyelamat Anda untuk menghemat waktu. Sebuah penelitian oleh Royal Society of Chemistry menunjukkan makan di meja kerja Anda dapat berisiko serius bagi kesehatan Anda. Kenapa? Karena saat Anda sudah pulang dari kantor, di malam hari kemungkinan besar mengundang tikus-tikus pembawa penyakit keluar untuk bermain di meja Anda tanpa sepengetahuan Anda. Ouch!

Masalah Pencernaan
Nutritionist Fiona Workman, dari Sydney Nutrition, mengatakan bahwa saat Anda berkerja dalam keadaan stress, maka pola makan Anda bisa tidak terjaga sehingga membuat Anda makan lebih banyak daripada biasanya. Gawat bukan! Makan di meja kerja juga membuat Anda lebih kembung karena gravitasi tidak membantu Anda untuk menurunkan makanan. Tip dari Workman? Tinggalkan meja kerja Anda dan temukan tempat yang tenang di taman, kafe ataufoodcourt. Makanlah perlahan. “ Membutuhkan waktu 20 menit untuk hormoncholecystokinin membuat Anda berkata, 'I'm full',” jawab Workman.

Berat Badan
Duduk seharian dapat membuat metabolisme tubuh Anda turun, kata Sue Radd, Kepala Nutrition dan klinik Wellbeing. Menurut Radd, duduk terlalu lama berhubungan erat dengan obesitas, diabetes tipe 2 dan juga penyakit jantung. Sarannya? Berjalan-jalanlah , walaupun hanya 20 menit. So, dengan semua risiko tersebut, masih memutuskan untuk Makan siang di meja kantor Anda?

Belajar Mendengarkan Mampu Meningkatkan Karir

Begitu keluar dari ruang rapat, kita mungkin lupa akan satu-dua keputusan yang diambil dalam rapat itu. Sebagai staf, mungkin kita merasa bahwa tugas kita adalah mengikuti rapat dan mendengar apa yang dibicarakan atasan. Sebagai pimpinan (bagian, departemen, divisi, atau perusahaan), kita keluar dari ruang rapat besar mungkin juga sudah tak ingat apa yang dikeluhkan staf. Apa yang disampaikan bawahan masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.
Salah satu kemungkinan mengapa karyawan lupa ialah karena merasa dirinya tidak terlibat (engaged) di dalam persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan. Saat bekerja, ia merasa cukup bila sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya sesuai diskripsi pekerjaan. Ia tidak terdorong untuk memberi kontribusi lebih jauh, apa lagi memberi yang terbaik bagi perusahaan. Di dalam rapat, ia hanya “mendengar”, dan bukan “mendengarkan”.
Dengan “mendengar”, siapapun yang hadir dalam rapat akan menerima gelombang suara orang yang berbicara. Tapi, materi yang disampaikan tidak dicerna. Dengan “mendengarkan”, seseorang secara aktif menerima gelombang suara pembicara dan mencerna maknanya. Sikap seperti ini akan membuatnya tidak gampang lupa. Dan, yang mesti bersikap seperti ini bukan hanya bawahan, staf, tapi juga manajer dan eksekutif. Di ruang rapat maupun di luar ruang rapat.
Bagi banyak orang, tindakan mendengarkan secara aktif barangkali membosankan, walaupun banyak orang juga enggan berbicara dan menyampaikan pikirannya. Namun banyak ahli manajemen dan komunikasi yang meyakini bahwa inilah kunci untuk memahami orang lain. Dengan mendengarkan secara aktif, kita berusaha berempati pada yang berbicara, mencoba memahami apa yang dikatakan. Orang yang berbicara pun merasa lebih dihargai. Ada yang menyebut ini sebagai “mendengarkan dengan empati”.
Sebagai kunci untuk memahami orang lain, mendengarkan pandangan teman satu tim kerja menjadi penting. Kesalahpahaman dapat dikurangi. Masing-masing anggota tim akan mengerti kekurangan dan kekuatan masing-masing, untuk kemudian saling mengisi. Dari sinilah kerja sama tim mulai terbentuk. Dan bila kimiawi sesama anggota tim sudah melebur, kerja sama tim akan menjadi kekuatan yang hebat.
Kemampuan “mendengarkan” dengan empati menjadi kian krusial bila tim terdiri atas orang-orang yang berbeda latar belakang: entah suku (atau malah bangsa), pendidikan, atau pun pengalaman kerja. Keragaman orang di dalam satu tim bisa memperkaya sudut pandang dalam melihat persoalan. Namun di sisi lain, harus ada upaya yang lebih kuat untuk membangun kimiawi tim dan memulainya dengan membangun kemauan untuk mendengarkan. Sebab, latar belakang akan mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi.
Anggota tim yang terbiasa berbicara banyak mesti berusaha mengerem lidahnya. Anggota tim yang sering kali diam (tapi mungkin penuh uneg-uneg) lebih baik berusaha mengungkapkan pikirannya. Kalau saya tidak salah, perusahaan consumer goods Protect & Gamble mengembangkan program pelatihan yang disebut “Cultures at Work”. Dalam program ini, karyawan belajar perihal “high context cultures”, yakni budaya yang sangat verbal dan orang-orangnya berbicara sangat terbuka. Mereka juga mempelajari “low context cultures”, seperti yang ditemui di Asia. Tentu saja, stereotyping ini tidak sepenuhnya tepat, karena Asia pun beragam, tapi intinya perusahaan ingin mengajak karyawan dan manajer untuk menjadi pendengar yang peka, apa lagi bekerja di dalam perusahaan yang karyawannya multikultural.
Bagi siapapun yang bekerja bersama di dalam sebuah tim kecil maupun tim besar (skala perusahaan), mendengarkan dengan empati merupakan ketrampilan yang semakin penting untuk dipelajari. Baik oleh karyawan, maupun manajer, eksekutif, dan pemilik saham. 

8 Maret 2011

Alasan Utama Ketidakpuasan Karyawan Perempuan

Sebuah perusahaan konsultan manajemen melakukan survei global terhadap tingkat kepuasan kerja bagi lelaki dan perempuan. Hasil studi antara lain menunjukkan, sebanyak 47 persen karyawan perempuan merasa tidak puas terhadap gaji yang diberikan. 

Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 3.400 profesional di 29 negara, ditemukan bahwa kurang dari satu di antara dua responden merasa puas terhadap pekerjaan sekarang. Namun, nyaris tiga di antara empat responden mengaku tidak memiliki rencana untuk keluar dari perusahaan sekarang. 

Lantas, apa yang membuat para karyawan merasa sangat tidak bahagia? Survei Accenture berhasil mengungkap empat alasan utama dari ketidakpuasan kerja di antara para responden, seperti dikutip situs forbes.com: 

1. Gaji kurang (47 persen perempuan, 44 persen laki-laki) 
2. Kurangnya peluang pertumbuhan (36 persen perempuan, 32 persen laki-laki) 
3. Tidak ada peluang kemajuan karier (33 persen perempuan, 34 persen laki-laki) 
4. Merasa terjebak (29 persen perempuan, 32 persen laki-laki) 

Berbicara tentang gaji, salah satu temuan menarik mengungkapkan bahwa karyawan yang lebih tua cenderung kurang termotivasi oleh upah dibandingkan karyawan yang lebih muda. Hampir tiga perempat atau 73 persen responden dari generasi Y (kelahiran 1970-an sampai 2000) mengatakan termotivasi oleh upah. Sementara itu, hanya 67 persen responden generasi X (kelahiran 1960-an sampai 1970-an) dan 58 persen responden generasi Baby Boomers (1940-an sampai 1960-an), mengatakan hal serupa. 

Namun, jika bicara soal promosi yang biasanya diikuti dengan kenaikan gaji, penelitian ini mengungkapkan bahwa laki-laki jauh lebih mungkin meminta promosi (39 persen) dibandingkan perempuan (28 persen). 

28 Februari 2011

10 Cara Meningkatkan Kualitas


Sudah puaskah Anda dengan posisi yang ditempati? Sebaiknya jangan. Kunci mencapai karier yang memuaskan adalah dengan meningkatkan skill profesional.
Salah satu kunci sukses berkarier adalah jangan pernah membiarkan diri stagnan. Anda harus punya motivasi dan keyakinan untuk maju. Namun, tak cuma motivasi, Anda juga harus punya skill  memadai. Ini tak hanya didiamkan begitu saja, Anda harus mengatur dan meningkatkan kemampuan Anda secara efektif. Upgrade  kemampuan atau skill  akan membuka kesempatan lebih besar untuk meraih posisi puncak, juga akan menjaga Anda terdepak akibat persaingan di kantor.
Intinya, jangan cepat puas dan carilah cara untuk meningkatkan kualitas profesionalisme. Tak ada yang akan menikmati hasilnya selain diri sendiri, kok. Nah, berikut adalah beberapa trik untuk upgrade  skill Anda:
1. Nilailah diri sendiri
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya Anda mengawalinya dengan menilai kinerja diri. Penilaian harus obyektif dan realistis. Jika Anda merasa kinerja Anda belum maksimal, nilailah seperti itu. Ambilah kertas, kemudian tuliskan poin-poin tugas apa saja yang Anda hadapi di kantor. Lalu, tanyakan pada diri Anda, seberapa jauh mampu menangani poin-poin tersebut.
Misalnya, jika Anda seorang supervisor  TI, tanyakan seberapa cepat Anda mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini? Tanyakan juga apakah Anda menikmati tugas-tugas tersebut. Daftar singkat ini akan membantu Anda memperoleh gambaran utuh mengenai kinerja Anda sendiri. Setelah diperoleh gambaran utuh, Anda bisa memutuskan, aspek mana yang sudah Anda kuasai, dan aspek mana mana yang perlu ditingkatkan.
2. Terus belajar
Pahamilah bahwa karier profesional merupakan sebuah proses di mana Anda memiliki kesempatan untuk mengikutinya terus menerus.
Jadi, gunakan kesempatan ini untuk menguasai kemampuan prosefesional. Kerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya, ikuti aturannya, cari tahu kelebihan dan kelemahan proses yang Anda ikuti, dan seterusnya. Dengan demikian, Anda akan mampu menjalankan semua tugas Anda dengan baik, saat ini dan di masa datang.
3. Be Responsible
Meskipun berada dalam naungan sebuah perusahaan, Anda yang akan menentukan karier. Jadi, bertanggungjawablah dan pastikan bahwa Anda mengambil semua peluang untuk meningkatkan skill  profesional Anda. Memperoleh tawaran untuk mengikuti training , seminar, atau keanggotaan sebuah asosiasi profesional? Tak perlu ragu untuk ikut dan bergabung karena skill  pun akan semakin kaya.
4. Jaga kinerja
Selain bertanggungjawab, Anda juga harus menerapkan standar pribadi di dalam mengerjakan tugas profesional Anda. Standar inilah yang akan menentukan kualitas kinerja. Di sisi lain, kinerja inilah yang akan menjadi dasar kenaikan jabatan atau promosi. Jadi, jangan segan bertanya kepada atasan. Jika memang merasa perlu, mintalah job  atau tugas baru yang menurut Anda menantang. Namun, jangan asal meminta penugasan. Ukur kemampuan dan yakin bahwa Anda memang mampu menerima tugas.
5. Jaga hubungan kerja
Meski tampaknya tak terkait langsung dengan skill , menjaga hubungan kerja dengan semualevel  merupakan salah satu strategi penting untuk mengembangkan kemampuan. Berusahalah agar mampu bekerja dalam tim secara efektif. Gunakan semua contoh dan teori profesional yang Anda punya untuk meningkatkan kinerja. Jika memungkinkan, jadikan diri Anda sebagai salah satu contoh bagi rekan kerja.
6. Ciptakan jaringan
Sisihkan dulu urusan kantor. Kini, saatnya untuk bersosialisasi dan menciptakan jaringan di luar kantor. Anda bisa bergabung dengan komunitas profesional di luar posisi karier, namun tetap bisa meningkatkan kualitas kinerja Anda. Contohnya, jika Anda seorang akuntan, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas bursa. Yakinlah, ilmu dan jaringan yang Anda peroleh dan bina di komunitas itu akan sangat membantu karier di kemudian hari.
7. Carilah mentor
Cara terbaik menguasai sebuah bidang adalah belajar dari ahlinya. Jadi, jangan ragu untuk mencari mentor atau guru. Tentu, bukan dalam arti harfiah. Anda bisa, kok, misalnya “berguru” kepada penulis favorit Anda melaui buku-buku karyanya. Secara tak langsung, Anda akan menguasai ilmu Sang Ahli tersebut dan kemudian Anda terapkan dalam tugas sehari-hari. Tapi, bisa juga Anda langsung meminta petunjuk dari ahli yang Anda kenal. Yang penting, Anda yakin bahwa “guru” Anda ini memang ahli dan sudah memiliki pengalaman di bidangnya.
Kalau perlu, carilah mentor sebanyak-banyaknya. Semakin banyak mentor, semakin banyak ilmu yang bisa diserap, sehingga ketika dihadapkan pada suatu persoalan kerja, Anda memiliki banyak solusinya.
8. Siapkan masa depan
Selalulah bertanya, “Apa yang akan terjadi esok? Bagaimana mengatasinya?” Salah satu ciri pemenang adalah selalu selangkah di depan lebih dulu ketimbang kompetitornya. Ketika kompetitor tengah asyik bergulat dengan persoalan hari ini, Anda sudah mencari solusi untuk persoalan yang muncul esok hari. Cobalah berlatih membiasakan diri untuk berada selangkah di depan. Dijamin, Anda akan menikmati hasilnya lebih cepat dari yang Anda perkirakan.
9. Asah terus skill Anda
Dewasa ini banyak sekali tawaran pelatihan atau kursus singkat untuk semua bidang profesi, dari mulai pelatihan soal keuangan perusahaan, pelatihan program komputer, pelatihan leadership , dan sebagainya. Nah, seperti halnya poin ke-2 di atas, jangan ragu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, sekalipun tak berkait langsung dengan posisi Anda. Jangan takut untuk mengikuti tes uji kemampuan. Biasanya, ketakutan dan keraguan muncul ketika Anda belum melangkah. Begitu melangkah, Anda pasti mampu mengatasi keraguan-keraguan tadi dengan segera. Pengayaan skill  ini sudah pasti akan menjadi poin tersendiri dalam menjalani karier Anda.
10. Jangan lupakan teknologi
Ada banyak sekali situs atau jaringan sosial yang bisa Anda buka dan membantu meningkatkan skill  Anda. Cara paling mudah adalah mencarinya di Google. Anda juga bisa bergabung dengan komunitas-komunitas di Facebook atau Twitter. Jika Anda tertarik untuk meningkatkan kemampuan negosiasi, Anda bisa misalnya “berteman” dengan jagomarketing , jika Anda berniat mempelajari program komputer, Anda bisa bergabung dengan komunitas progammer  komputer, dan sebagainya.

17 Februari 2011

Cara Sukses Menghadapi Wawancara Kerja Perusahaan

Tak akan ada wawancara kerja yang berlangsung mulus tanpa cela. Kekurangan akan selalu tetap ada. Namun persiapan matang akan mengubah kegugupan Anda saat wawancara, menjadi kesuksesan. Beberapa kiat berikut ini bisa membantu Anda.
Persiapan penampilan
Kepercayaan diri adalah hal terpenting dalam melakukan wawancara kerja. Penampilan adalah salah satu hal yang dapat meningkatkan percaya diri. Untuk itu tak ada salahnya untuk mempersiapkan penampilan Anda secara serius.

Yang pertama harus Anda lakukan adalah mengenal kultur dari perusahaan. Bagaimana cara berpakaian di sana. Apakah formal, atau santai? Perlu diingat, sesantai apapun kultur berbusana yang berlaku di perusahaan itu, bukan berarti Anda juga boleh mengenakan pakaian santai saat wawancara. Hal ini bisa menjadi nilai keseriusan Anda. Jika tak ingin tampil terlalu formal, lebih baik pilihlah jeans berwarna gelap yang dipadukan dengan kemeja dan blazer pendek. Jangan pernah memakai sandal jepit. Tetaplah berlaku profesional.

"Intinya, pelajari dulu kultur perusahaan tempat kita akan wawancara. cari tahu apa yang biasa dikenakan di sana. lalu pakailah pakaian jenis itu, namun dengan sentuhan pribadi yang menarik dan kreatif," ujar desainer Musa Widyatmodjo Yahoo! Style Factor.

Musa juga memberi saran dalam pemilihan warna busana saat wawancara. Menurutnya, "Hindari warna hitam. Saya jamin, hampir semua orang yang diwawancara memilih warna hitam. Berlakulah lebih cerdas sehingga memberikan kesan lebih mendalam. Misalnya memilih warna cokelat, biru, merah dan sebagainya," ujarnya.

Setelah selesai memilih busana, kini saatnya Anda mempersiapkan diri. Tak perlu menata rambut secara heboh dengan sasakan tinggi dan sanggul. Bisa-bisa Anda justru telihat seperti akan datang ke pesta. Cukup cuci bersih rambut Anda dan keringkan secara alami. Kebersihan rambut juga melupakan nilai tambah untuk penampilan.

Untuk make up, pilihlah yang natural dan jangan berlebihan. Bedak tipis, blush on berwarna natural, maskara serta lip balm cukup membuat Anda tampil segar saat wawancara.

Mengenal perusahaan
Sehari sebelum wawancara dilakukan, lakukanlah sedikit 'penelitian' mengenai perusahaan tempat Anda melamar. Hal ini akan membuat Anda mengenal perusahaan tersebut lebih dalam. Hal ini akan membuat si pewawancara terkesan. Selain itu, ini juga dapat dijadikan sebagai tanda bahwa Anda memang tertarik untuk berkarir di perusahaan tersebut.

Melakukan simulasi
Tak ada salahnya untuk meminta sahabat atau kerabat untuk berpura-pura menjadi pewawancara Anda. Minta mereka untuk menanyakan hal-hal yang mungkin menjadi soal saat interview. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga saat wawancara nanti.

Jangan terlambat
Jangan pernah terlambat datang saat wawancara kerja. Perasaan panik menjelang wawancara akan membuat kepercayaan diri Anda terganggu. Wawancara kerja pun berjalan tidak lancar. Minimal datanglah setengah jam sebelum waktu wawancara. Dengan datang lebih dulu, Anda juga memiliki kesempatan untuk merapikan penampilan, menenangkan diri serta beradaptasi dengan tempat wawancara.

Bahasa tubuh, senyuman dan kontak mata
Saat wawancara berlangsung, jangan lupakan bahasa tubuh Anda. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar tertarik dengan pekerjaan yang ditawarkan. Tegakkan tubuh, kontak mata saat berbicara dan jangan lupa untuk tersenyum, agar ketegangan Anda berkurang. Tapi jangan lakukan dengan berlebihan, karena hanya akan membuat Anda terlihat aneh.

Tunjukkan pula bahwa Anda adalah orang dengan kepribadian yang hangat dan menyenangkan. Caranya mudah, cukup sambut jabatan tangan si pewawancara dengan tegas namun hangat. Hal itu juga menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang percaya diri.

Jujur
Jawablah semua pertanyaan dengan jujur. Wawancara memang ajang untuk menunjukkan nilai lebih Anda. Namun tak perlu juga berbohong dan berlebihan. Hal ini justru akan membuat jebakan bagi diri sendiri.

4 Februari 2011

Apasih Rahasia Pikiran Atasan di Kantor

Pernahkah Anda bertanya-tanya, hal apa yang ada di kepala atasan tiap kali berpapasan dengan Anda di lobi, lift, atau koridor kantor? Bagaimana pun, Anda tentu penasaran tentang kriteria karyawan ideal menurutnya, atau hal apa saja yang bisa membuatnya menilai buruk diri Anda. 

Kehidupan sosial 
Atasan mungkin tidak akan memerhatikan setiap gerak-gerik Anda, kecuali jika ada alasan untuk melakukannya. Tapi, jangan mengira kehidupan Anda di luar kantor terbebas dari pengawasan radarnya. 

Edith Onderick-Harvey, presiden Factor In Talent, sebuah firma konsultasi yang berbasis di Massachusetts menyarankan untuk berhati-hati membagikan rincian kehidupan Anda di media sosial. Setiap kali ingin meng-update status di Facebook, misalnya, tanyakan dulu kepada diri apakah Anda tidak keberatan atasan membaca status tersebut? 

''Berhati-hatilah tentang seberapa banyak yang Anda ungkapkan tentang akhir pekan, atau seberapa menyebalkan seorang rekan kerja menurut Anda,'' sarannya seperti dikutip situs womansday.com. Jika tidak, atasan bisa mulai menilai Anda kurang profesional dan mengubah pendapatnya tentang Anda. 

Sikap dan perilaku 
Suka atau tidak, politik kantor tetap memiliki pengaruh besar terhadap karier. ''Apa yang tidak disampaikan manajer Anda adalah bahwa hal yang mungkin bahkan lebih penting daripada menyelesaikan tugas dan mengikuti perintah, yaitu kemampuan Anda untuk bekerja sama dengannya dan dengan rekan kerja Anda,'' ujar Onderick-Harvey. 

Jadi, meski pun Anda mampu menyelesaikan semua tugas, jika rekan kerja menilai Anda abrasif, kasar, atau tidak menyenangkan, akan sulit bagi atasan untuk mempromosikan Anda. 

Buka suara 
Jangan takut mengungkapkan isi pikiran Anda. Menurut Patty Briguglio, presiden MMI Public Relation di Raleigh, North Carolina, karyawan paling berharga adalah mereka yang menunjukkan inisiatif. 

''Aku suka memiliki karyawan yang tidak takut menunjukkan kepribadiannya. Aku tidak ingin seseorang yang cuma mengisi tempat di meja,'' katanya. 

Jika Anda menginginkan promosi, kata Briguglio, minta promosi tersebut. Selain itu, beritahukan kepada atasan alasan Anda ingin sukses, saran konsultan lingkungan kerja, Steve Langerud, direktur kesempatan profesional di DePauw University. 

Ikuti petunjuk 
Jika tidak yakin apakah atasan lebih suka berkomunikasi lewat rapat, telepon, atau email, maka bertanyalah, saran pelatih karier dan eksekutif Lauren Mackler. Selain itu, tanyakan pula hal-hal apa yang perlu Anda konsultasikan dulu dengannya, atau hal-hal apa yang ia inginkan untuk langsung Anda tangani. 

Memberi laporan 
Mustahil bagi atasan untuk terus mengawasi apa yang dilakukan karyawannya setiap hari. Jadi, terserah kepada Anda untuk membuatnya tahu. ''Ketika Anda menyelesaikan sebuah proyek, kirim email berupa ucapan selamat kepada tim Anda dan CC kepada atasan,'' saran Mackler. 

Selain itu, Anda juga bisa mengirimkan gambaran bulanan tentang proyek-proyek yang telah diselesaikan dan berbagai pencapaian lainnya

13 Januari 2011

Profesi Dengan Masa Depan Cerah di Tahun 2011


Ingin tahu pilihan karier yang menguntungkan di tahun 2011? Simak di sini.
Apa yang terjadi di masa mendatang biasanya dipengaruhi dengan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Seperti yang dijelaskan Chandra Ming, General Manajer JobsDB.com,  sektor-sektor yang paling membutuhkan tenaga kerja di tahun 2011 itu sangat dipengaruhi dengan perkembangan ekonomi tahun 2010.
Prediksi yang diberikan Chandra ini disesuaikan dengan fenomena yang terjadi di tahun sebelumnya. “So far , karena kami melakukan rekrutmen secara online , jadi data yang ada cukup akurat. Kecuali kalau ada perubahan ekonomi yang, misalnya, disebabkan oleh dunia politik. Kondisi politik tahun ini, apalagi tahun depan juga karena tidak ada pemilu jadi cukup mendukung, sehingga banyak pengaruh,” ujar Chandra.
Tahun 2008-2009, bisnis di Indonesia bisa dikatakan sangat menderita. Banyak sektor produksi yang tutup. Namun tahun ini, industri di segala bidang sudah mulai bergeliat lagi dan ini pertanda di tahun 2011 akan ada banyak perusahaan yang ekspansi bisnis lagi. Pertumbuhan ekonomi ini tentunya akan dibarengi dengan permintaan dan penyediaan sumber daya manusia.
1 Bidang IT di tahun depan merupakan yang paling dinikmati dan dominan. Secara riset, dunia pendidikan kurang mencetak orang-orang IT sehingga menyebabkan suplai tenaga kerja di bidang ini masih kurang, padahal permintaannya tinggi sekali. Inilah yang kemudian menjadikan nilai untuk orang-orang yang berprofesi di bidang IT sangat tinggi.
Secara spesifik, profesi yang paling banyak diminta adalah programmer untuk bahasa-bahasa khusus, seperti web programmer , web developer , serta programmer  untuk soft application .
Selain tenaga kerja yang masih kurang, naik daunnya lapangan pekerjaan di bidang ini bisa jadi dikarenakan perkembangan alat telekomunikasi yang sangat pesat. Sebut saja, smartphone  yang unggul di aplikasi. Di Indonesia saja, penggunanya sudah mencapai 2 juta orang.
2 Manufacturing  sangat tergantung dengan kondisi perekonomian. Meski perekonomian Indonesia di tahun 2008 sangat stagnan namun karena di tahun 2009 hingga 2010 mampu berkembang pesat, bidang ini kemudian melesat kembali di tahun 2011. Contohnya, pabrik-pabrik yang memproduksi makanan.
3 Properti tak pernah lekang dimakan waktu, khususnya tahun 2010 ini. Pasalnya, ranah ini sangat dekat dan diperlukan masyarakat. Tengok saja ke sekeliling, tanah kosong yang ada di sekitar rumah kita tak butuh waktu lama untuk diubah menjadi ruko, apartemen atau perumahan.
Sayangnya lonjakan yang sangat tinggi ini tidak diiringi sumber tenaga kerja yang memadai, padahal industri ini yang paling menyerap tenaga kerja terbanyak. Misalnya, saat developer membangun apartemen, pastinya juga akan membutuhkan tenaga kerja di bidang interior, manajemen, marketing , dan lainnya. Nah, tenaga kerja inilah yang kurang tersedia.
Tahun 2009, permintaan terhadap tenaga kerja di bidang properti adalah 1000 pekerja, tahun ini diperkirakan hampir 4000 pekerja dan itu masih akan bertambah di tahun depan.
4 Jika beberapa tahun lalu bidang jasa tidak terlalu besar kebutuhannya, lain halnya dengan saat ini. Salah satunya yang dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat untuk menyegarkan diri. Sebut saja bisnis travel yang makin berjamur seiring adanya tol Cipularang yang memancing banyak orang untuk datang ke Bandung. Tahun 2011, jenis usaha semacam ini diperkirakan akan semakin banyak dengan keuntungan yang tak sedikit, asalkan diurus dengan baik tentunya.
5 Manajemen konsultansi seperti training  dan seminar tentang strategi bagaimana menjadikan perusahaan lebih berkembang lagi semakin dibutuhkan. Tak hanya perusahaan besar, lho, bahkan perusahaan yang sedang berkembang pun tak ingin ketinggalan ingin memajukan perusahaannya untuk merapikan manajerial mereka.
Enterpreuner  alias wirausaha tentunya tetap unjuk gigi di tahun 2011, apalagi peluang usaha semakin banyak. Tanpa perlu repot menyewa atau membangun tempat, usaha sendiri yang dilakukan secara virtual sudah banyak meraup keuntungan. Yang jelas, untuk usaha ini, selain modal dibutuhkan juga keberanian.
Jadi sudah tahu pilihan karier Anda di tahun depan?
Tahun Kelinci yang Menguntungkan 
Menurut DR. Mauro Rahardjo & Lelyana Rahardjo (Feng Shui School Indonesia), tahun Kelinci Logam yang jatuh di tahun 2011 ini akan diwarnai perselisihan pendapat, konflik, dan pertengkaran namun juga membawa banyak keuntungan.
Melalui penghitungan Fengshui, didapatkan hasil bahwa unsur Kayu dari shio Kelinci harus diselaraskan dengan unsur Air agar tak bertentangan dengan elemen Logam. Selain itu, elemen yang mengendalikan (melelehkan) Logam adalah Api. Maka selain Air, yang menjadi pencipta keharmonisan adalah elemen Api.
Karena inilah usaha atau bisnis yang berkecimpung di dunia makanan, minuman, komunikasi, konsultasi, dan mediasi akan sangat dibutuhkan di tahun 2011. Pasalnya profesi tersebut terkait dengan unsur Air atau unsur Api. Dan, dengan memperhatikan karakteristik Kelinci yang mendambakan kedamaian di tahun depan ini, maka perhatian utama ada pada urusan keharmonisan hubungan, perdamaian, makanan, dan lingkungan hidup (interior).
Jadi, jika dikategorikan menjadi lima, profesi yang paling menjanjikan di tahun 2011 adalah:
1 Marketing.
2 Pengacara/hukum, mediator dan konsultan (yang menggunakan mulut).
3 Dunia hiburan/entertainment (artis film, penyanyi, presenter, pelawak dan lain-lain yang menggunakan mulut).
4 Kafe dan restoran (bahan yang dimakan/makanan).
5 Interior, lingkungan hidup, properti.

17 Desember 2010

Cara Mengubah Kebiasaan



Merasa sulit mengubah kebiasaan sehari-hari yang kian membosankan? Jangan khawatir, ada 5 cara mudah yang bisa Anda lakukan agar hidup lebih indah dan bervariasi!


1. Idektifikasi Kebiasaan. 
Bila sasarannya ingin melepaskan diri dari kebiasaan buruk, pastikan untuk mengidentifikasikan perilaku penggantinya, dan harus spesifik. "Saya ingin sehat!" bukanlah kebiasaan baru. "Saya akan berjalan kaki 30 menit, 3 kali seminggu!" Nah, itu baru spesifik dan bisa dicapai.


2. Identifikasi Motivasi
Anda pasti punya alasan sendiri yang unik untuk mengubah perilaku. Jadi, tingkatkan gairah untuk berubah. Pastikan, gairah Anda datang dari diri sendiri dan bukan karena ingin menyenangkan hati orang lain.


3. Target Spesifik
Tanyakan pada diri hal spesifik yang ingin dicapai dengan mengubah kebiasaan. Ingin ke fitness center untuk bersosialisasi, menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah tinggi, atau agar awet muda? Perhatikan bagaimana kebiasaan baru ini akan menguntungkan hidup, berdampak pada pasangan, anak-anak, pekerjaan, penghasilan, kontak sosial, dan kesehatan fisik.
Tuliskan pula keuntungan yang akan diperoleh. Semakin seksama Anda menanyakan diri sejumlah hal tadi, semakin mudah bagi Anda untuk menjalaninya. Tetap tuliskan sampai Anda tak bisa lagi membayangkan kehidupan tanpa perilaku baru ini.


4. Uji Konsekuensi. 
Tuliskan semua cara yang bisa berdampak negatif pada kehidupan bila Anda tidak mengubah kebiasaan. Pertimbangkan seluruh area daalam kehidupan Anda, baik secara fisik maupun mental.


5. Jalankan! 
Lakukan kebiasaan baru, paling tidak selama 21 hari. Penelitian membuktikan, setidaknya dibutuhkan waktu 3 minggu untuk mengembangkan kebiasaan baru. Baca kembali daftar yang Anda buat 2 kali setiap hari. Terus tambahkan daftanya begitu Anda menyadari soal keuntungan baru dan konsekuensinya.


Dengan meneliti daftar tadi, akan berdampak pada jumlah kenikmatan dan derita yang dihubungkan dengan kebiasaan lama. Semua keuntungan dan konsekuensi yang telah ditulis akan cepat menghampiri pikiran dan mengubah kebiasaan. Anda akan mulai melihat kebiasaan baru berdampak di seluruh area dalam kehidupan Anda.


Menciptakan kebiasaan baru tidaklah mudah, kecuali punya alasan kuat dan berarti. Bila Anda tak bisa mengubah kebiasaan secara spesifik, apa yang sungguh-sungguh diimplikasikan tentu tidak memiliki alasan yang cukup penting mengapa harus diubah.

12 Desember 2010

Cara Membaca Kontrak Kerja

Sangatlah penting bagi pekerja untuk memiliki kontrek kerja. Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan/atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban. Setiap perusahaan wajib memberikan kontrak kerja di hari pertama anda bekerja. Dalam KONTRAK KERJA biasanya terpapar dengan jelas pekerja memiliki hak mendapat kebijakan perusahaan yang sesuai dengan Undang- undang ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Di dalamnya juga memuat mengenai prosedur kerja dan kode disiplin yang ditetapkan perusahaan.

Dari bunyi pasal 1601a KUH Perdata dapat dikatakan bahwa yang dinamakan KONTRAK KERJA harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
  • Adanya pekerja dan pemberi kerja Antara pekerja dan pemberi kerja memiliki kedudukan yang tidak sama. Ada pihak yang kedudukannya diatas (pemberi kerja) dan ada pihak yang kedudukannya dibawah (pekerja). Karena pemberi kerja mempunyai kewenangan untuk memerintah pekerja, maka kontrak kerja diperlukan untuk menjabarkan syarat , hak dan kewajiban pekerja dan si pemberi kerja.
  • Pelaksanaan Kerja Pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang ditetapkan di perjanjian kerja. 
  • Waktu Tertentu Pelaksanaan kerja dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh pemberi kerja.
  • Adanya Upah yang diterima Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya (Pasal 1 huruf a Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah).

Syarat sahnya kontrak kerja
  • Pasal 1338 ayat (1) menyatakan bahwa perjanjian yang mengikat hanyalah perjanjian yang sah. Supaya sah pembuatan perjanjian harus mempedomani Pasal 1320 KHU Perdata. Pasal 1320 KHU Perdata menentukan syarat sahnya kontrak kerja yaitu adanya :
  • Kesepakatan Yang dimaksud dengan kesepakatan di sini adalah adanya rasa ikhlas atau sukarela di antara pihak-pihak yang membuat perjanjian tersebut. Kesepakatan tidak ada apabila kontrak dibuat atas dasar paksaan, penipuan, atau kekhilafan.
  • Kewenangan Pihak-pihak yang membuat kontrak kerja haruslah orang-orang yang oleh hukum dinyatakan sebagai subyek hukum. Pada dasarnya semua orang menurut hukum mempunyai kewenangan untuk membuat kontrak. Yang tidak adalah anak-anak, orang dewasa yang ditempatkan di bawah pengawasan (curatele), dan orang sakit jiwa. Anak-anak adalah mereka yang belum dewasa yang menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan belum berumur 18 (delapan belas) tahun. Meskipun belum berumur 18 (delapan belas) tahun, apabila seseorang telah atau pernah kawin dianggap sudah dewasa, berarti cakap untuk membuat perjanjian.
  • Objek yang diatur harus jelas Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau kepastian kepada pihak-pihak dan mencegah timbulnya kontrak fiktif.
  • kontrak kerja harus sesuai dengan Undang - Undang Maksudnya isi kontrak tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan. Dan tidak boleh bersifat memaksa, ketertiban umum, dan atau kesusilaan.

Sekarang, pengetahuan anda sudah bertambah mengenai apa arti dari kontrak kerja dan kapan kontrak kerja dianggap sah. 

Cara Menjaga Komitmen dan Menjadi Sukses

Orang yang memiliki komitmen adalah orang yang melakukan pendekatan terhadap suatu hal dengan penuh intensitas dan entusiasme. Termasuk dalam hal karier. Keberhasilan karier sangat dipengaruhi oleh komitmen Anda terhadap pekerjaan yang Anda geluti. Apa saja yang harus Anda lakukan?


* Kembangkan kekuatan Anda. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dalam satu atau dua hal.


* Pilihlah pekerjaan yang memang Anda sukai. Anda akan mau bekerja keras, tanpa syarat, jika Anda memang menikmati pekerjaan tersebut.


* Jangan terlalu banyak membuat target. Yang penting prioritas dan fokus. Ingat, tak ada manusia yang sempurna, termasuk Anda. Jadi, setelah Anda membuat priorotas, fokuslah. Ini akan membuat Anda tetap termotivasi untuk bekerja keras.


* Sukses tentu juga butuh disiplin. Paling tidak, disiplinlah pada diri sendiri.


* Jangan sungkan untuk mengakui kesalahan.


* Sebisa mungkin hindari konflik yang tak perlu, karena itu hanya akan menghabiskan energi dan waktu Anda.


* Jangan lupa, tersenyum dan tertawalah. Tertawa akan membuat Anda lebih relaks, sehingga Anda akan lebih mampu menghadapi persoalan, termasuk persoalan di tempat kerja.

9 Kiat Menghindari PHK


Di saat situasi ekonomi tak menentu, tentu ada kekhawatiran, akankah perusahaan tempat kita bekerja melakukan pengurangan karyawan. Simak sembilan kiat berikut untuk membantu Anda menghindari pemutusan hubungan kerja.
TAK PERLU MERASA CEMAS 
Disaat seperti sekarang ini, perasaan cemas memang tak bisa dihindari. Tetapi menyimpan perasaan cemas secara berlebihan tentu tak perlu. Coba Anda ingat-ingat, akhir-akhir ini berapa kali Anda gemetar ketakutan hanya karena dipanggil atasan. Anda panic dan bertanya-tanya, jangan-jangan di PHK nih. Namun, toh, bukan karena alasan itu Anda dipanggil atasan. Nah, kini belajarlah menerima kenyataan. Daripada menumpuk ketakutan, bukankah lebih baik Anda memikirkan apa yang harus dilakukan bila kejadian itu menimpa hingga kalaupun terjadi Anda tahu langkah-langkah yang harus ditempuh. Namun sebelum keputusan itu datang, ada baiknya Anda menghilangkan ketakutan. Karena kecemasan yang berlebihan justru akan mempengaruhi kinerja Anda.
BEKERJA SEBAIK MUNGKIN 
Banyak atasan yang terus-terang mengaku, daftar pertama karyawan yang akan di-PHK adalah mereka yang cara kerjanya jauh dari harapan. Kekurangmampuan bekerja dalam tim merupakan salah satu penilaian tentang kegagalan karyawan. “Saya akan membagi pekerjaan. Tak ada alasan Anda tak mampu melakukannya,” begitu kata atasan.
Sebaiknya memang Anda tak perlu berdebat tentang pekerjaan yang diberikan kepada Anda. Cobalah untuk produktif. Jangan hambur-hamburkan waktu. Lebih aman jika Anda selalu tampak sibuk. Jika Anda merasa tak punya kerjaan, temuilah atasan dan tanyalah sesuatu yang bisa Anda kerjakan.
HINDARI HAL YANG MEMBAHAYAKAN 
Jangan pernah mencoba hal yang bisa membahayakan posisi Anda. Tak mengerjakan tugas sesuai yang diminta, selalu diingatkan oleh atasan soal pekerjaan, tak dapat dipercaya, berbohong, atau melanggar peraturan perusahaan, adalah contoh hal-hal yang bisa membahayakan karier Anda. Cobalah untuk memulai segalanya dengan baik. Contohnya, jika sakit beritahu atasan Anda segera mungkin sebelum Anda mendapat tugas.
PERHATIKAN PULA OARANG LAIN 
Bukan cuma tanggungjawab pada pekerjaan kita saja yang penting kita perhatikan. Sungguh tak ada salahnya Anda peduli pada tanggungjawab orang, sepanjang tak merugikan diri Anda dan orang yang berangkutan. Misalnya, mencermati pekerjaan yang tak disukai atasan atau rekan sekerja Anda. Mira, seorang sekretaris yang mendapati atasannya punya kesulitan mengumpulkan laporan bulanan karyawan yang menumpuk. Ia pun menawarkan diri mengumpulkan data-data, sehingga atasannya tinggal memeriksanya. Hasilnya, saat masa PHK bagi karyawan tiba, Mira tetap aman diposisinya.

SELALU BELAJAR 
Ilmu tak akan pernah habis dipelajari. Pepatah itu tak hanya berlaku bagi para penuntut ilmu, tetapi juga layak diterapkan oleh karyawan. Seorang ahli mengatakan, belajar seumur hidup sangat penting untuk mempertahankan posisi. Tanamkan pada pikiran Anda bahwa Anda harus bisa lebih dari karyawan lain. Tak ada salahnya mempelajari keahlian lain diluar bidang pekerjaan Anda. Carilah bidang-bidang lain yang tengah dikembangkan oleh perusahan Anda. Selama ada perluasan usaha, selama itu pula Anda akan terjamin.
KUASAI KEAHLIAN LAIN 
Ada beberapa keahlian yang dapat Anda transfer untuk meningkatkan karier Anda. Bahkan jika keahlian itu hanya untuk kelas manajer. Seorang pakar menyebut enam hal penting yang harus dikuasai manajer, yakni pelatihan bagi karyawan, wawancara yang efektif, manajemen manusia, evaluasi anggaran, public speaking, dan laporan yang jelas.
Nah, tak ada salahnya jika Anda pun mempelajari keenam kemapuan ini. Jika perusahaan punya kebijakan memangkas sebagian manajer, jangan-jangan karier Anda akan terangkat.
CATATAN PRESTASI KERJA 
Jangan pernah lupa mencatat prestasi kerja Anda. Bahkan jika atasan Andalupa, ingatkan dia. Catatan prestasi ini dapat membantu Anda saat menghadapi PHK. Atasan pasti tahu, catatan ini bakal dipakai karyawan sebagai senjata saat mereka akan di PHK. Gunakan catatan ini untuk mengingatkan atasan soal konstribusi Anda.
TAK SEORANG PUN DAPAT MEMBANTU ANDA 
Salah besar jika Anda merasa posisi Anda saat ini aman, hanya karena Anda dekat dengan atasan dan rekan-rekan sekerja Anda, misalnya. Situasi bisa cepat berubah dan mereka mungkin saja suatu ketika nanti tak bisa atau tak mau berbuat sesuatu bagi Anda. Anda pasti lebih aman bila bekerja dengan baik dan mampu menjaga prilaku yang baik.
PERSIAPKAN MASA DEPAN 
Bacalah bagian bisnis di surat kabar, brosur perusahaan, atau internet. Semakin banyak membaca, semakin Anda mengenal variasi pekerjaan yang cocok buat Anda. Yang juga penting, persiapkanlah masa depan Anda. Dengan bekerja sebaik mungkin dan menambah pengetahuan, secara tak langsung Anda juga mempersiapkan masa depan Anda sendiri.
Hal yang paling penting agar Anda tak terkena PHK adalah bertanggung jawab pada diri sendiri. Anda tak bisa bergantung pada atasan, perusahaan, atau system. Anda akan aman dari PHK dengan memberikan apa yang menjadi permintaan saat ini, serta mempersiapkan diri Anda bagi permintaan masa depan.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...