Tampilkan postingan dengan label self improvement. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label self improvement. Tampilkan semua postingan

9 September 2011

Menyandu Internet? Solusi Mengatasinya


Menurut polling, sepertiga wanita menggunakan social media sebagai hal pertama yang mereka lakukan setelah bangun tidur. Belum lagi tambahan berjam-jam untuk membuka e-mail, Facebook danTwitter. Tapi walaupun Anda terlihat “sibuk” senantiasa aktif dan eksis di social media, namun banyak ahli beranggapan bahwa Anda bergerak melakukannya tanpa berpikir. Seperti zombie! Menurut Nicholas Carr, penulis dari The Shallows: What The Internet is Doing to Our Brains, Anda tidak pernah benar-benar “terlibat”, makanya Anda tak pernah puas dan kecanduan! Kami akan memberikan tip bagaimana mengurangi kecanduan Anda terhadap social media.

Temui sahabat Anda
Semakin banyak waktu yang Anda habiskan di situs social network, semakin sedikit waktu yang akan Anda habiskan bersama teman-teman Anda. Ada beberapa kasus di mana ada orang yang tidak onlineselama seharian penuh, dan hubungan mereka menjadi lebih baik dengan orang-orang nyata. Mulai daristranger yang ditemui dalam kendaraan umum hingga pasangan mereka sendiri. “Tiba-tiba saja, mereka mempunyai pembicaraan yang lebih panjang dan dalam,” kata Susan Moeller, kepala dari International Center for Media and The Public Agenda di Universitas of Maryland, Amerika Serikat yang mengadakan studi tersebut. Jadi, kenapa tidak Anda membuat gadget-free-day? “Di saat Anda membuat waktu untuk menjauh dari teknologi, Anda mempraktekkan social skill yang bermanfaat,” kata Elias Aboujaoude, M.D, penulis Virtually You.

Jangan meng-klik tombol ‘read more
Pernahkah Anda online untuk mencari tempat makan siang dan malah berakhir dengan menghabiskan waktu selama 2 jam untuk membaca review tidak penting? “Hal itu bernama takut kehilangan,” jelas Carr. Anda mengalami kekhawatiran tentang kemungkinan tidak membaca semua informasi penting yang tersedia. ”Tetapi dengan informasi yang terlalu banyak, sangat sulit bagi Anda untuk menyerap semuanya”. Jadi, batasi diri Anda selama lima menit saja, dan hal itu sudah lebih dari cukup kok untuk mendapatkan informasi yang Anda butuhkan.

Temukan fokus Anda
Semakin banyak gadget berarti semakin banyak hal yang harus dilakukan dan itu merupakan ide buruk. “Otak kita tidak dapat fokus dengan beberapa hal di saat bersamaan,” kata Carr. Setiap kali Anda berpikir mampu melakukan multitasking, sebenarnya otak Anda hanya mengganti fokus dengan sangat cepat. Membutuhkan waktu 64 detik untuk kembali ke tingkat konsentrasi di mana Anda telah berada sebelumnya, dan jika dikumpulkan hal tersebut membuat banyak waktu terbuang begitu saja. Cobalah untuk mulai fokus dengan satu hal saja. Moeller menyarankan Anda untuk berpuasa dari gadget selama satu hari. “Hal tersebut akan mengingatkan Anda bagaimana keberadaan Anda secara seratus persen”. Dengan menyadari hal tersebut kembali, lebih mudah untuk Anda mulai mengontrol kembali hidup Anda

Profesi Bergaji Tinggi


Masyarakat dewasa ini sudah tidak lagi melihat profesi hanya dari sisi prestise. Kini para pencari kerja umumnya memilih profesi yang dianggap bisa memberikan gaji lebih besar dan kesempatan yang lebih banyak.

Sedikitnya terdapat 10 jenis profesi yang bakal banyak dicari sekaligus memberikan pendapatan yang dipastikan bakal menjamin kehidupan. Profesi ini diperkirakan bakal melejit pada beberapa dekade mendatang dan tentunya menyediakan gaji di atas rata-rata.

Sejumlah indikator pendukung yang dijadikan standar dalam penilaian profesi menjanjikan ini diukur berdasarkan perubahan populasi dan arah perubahan operasional bisnis. Sementara jumlah pertumbuhan pekerjaan baru dihitung sejak 2008 hingga 2018.

Kendati data dalam penilaian ini menggunakan sampel dan data dari masyarakat Amerika Serikat (AS), sejumlah profesi yang diprediksi memberikan pendapatan besar pada masa depan ini juga banyak terdapat di Indonesia.

Inilah 10 profesi yang diprediksi bakal memberikan gaji besar di masa 10 tahun mendatang
1. Penasihat keuangan pribadi
Jumlah pekerjaan baru: 62.800
Persentase kenaikan: 30,1 persen
Rata-rata gaji per tahun: US$64.750 (Rp550,37 juta)

Profesi penasihat keuangan pribadi ini menyediakan jasa bagi masyarakat yang membutuhkan jasa untuk pengaturan seperti pajak, investasi, dan asuransi.

Berdasarkan data Bureau of Labor Statistics (BLS) Amerika, penasihat keuangan akan sangat dibutuhkan oleh jutaan pegawai yang berencana pensiun dalam 10 tahun mendatang. Seiring bertambahnya jumlah penduduk pada era baby boom, kebutuhan penasihat keuangan ditaksir bakal naik dan banyak orang akan mencari jasa dari para ahli keuangan ini.

Pada tahun 2018, jumlah penasihat keuangan pribadi diperkirakan tumbuh lebih dari 60 ribu orang atau 30 persen dibandingkan posisinya saat ini.

2. Dental Hygienist

Jumlah pekerjaan baru: 67.600
Persentase kenaikan: 36,1 persen
Rata-rata gaji: US$68.250 (Rp580,12 juta)
Dental Hygienist merupakan profesi yang berjalan bersama dokter gigi, yaitu membersihkan gigi dan mendampingi dalam proses operasi. Gaji dari profesi ini diperkirakan mencapai US$70.000 per tahun. Banyak perguruan tinggi di AS kini menyediakan program perawatan gigi yang sebagian besar bisa diselesaikan dalam 4 tahun.

Berdasarkan data BLS, kebutuhan jasa perawatan gigi akan meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi masyarakat dan kalangan tua akan bertambah banyak sehingga memerlukan jasa perawatan gigi.

Pada tahun 2008, perawat gigi berjumlah sekitar 175.ooo orang dan akan betambah menjadi 240 ribu orang pada tahun 2018.

3. Insinyur Teknik Sipil

Jumlah pekerjaaan baru: 67.600
Persentase kenaikan: 24,1 persen 
Rata-rata gaji: US$77.650 (Rp660,02 juta)

Disaat jumlah profesi insinyur akan tumbuh sekitar 10 persen di AS, jumlah insinyur yang khusus bergerak di bidang teknik sipil akan meningkat rata-rata 1-2 kali lebih cepat. Kondisi ini terjadi karena pekerjaan insinyur untuk profesi ini yang melibatkan keahlian transportasi, tata kota, dan pembangunan infrastruktur industri, sangat berkaitan dengan pertumbuhan populasi penduduk.

4. Analis Pasar Modal
Jumlah pekerjaan baru: 70.100
Persentase kenaikan: 28,1 persen
Rata-rata gaji: US$60.570 (Rp514,84 juta)

Analis pasar modal selama ini diketahui banyak berhubungan dengan perusahaan besar untuk memberikan informasi mengenai kondisi demografis dan target audiens.
Selama beberapa dekade mendatang, individu yang bekerja di sektor ini akan menjadi incaran para perusahaan. BLS memperkirakan, analis pasar dengan spesialisasi yang luas, akan tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan pekerjaan karena kompetisi diantara perusahaan yang berencana memperluas pangsa pasar.

Pada tahun 2018, diperkirakan akan ada kebutuhan jumlah analis pasar hingga 70 ribu pekerjaan baru.

5. Analis Sistem Computer
Jumlah pekerjaan baru: 108.100
Persentase kenaikan: 20,3 persen
Rata-rata gaji: US$77.740 (Rp660,79 juta)

Analis Sistem Komputer bekerja untuk membangun dan mengelola jaringan komputer bagi perusahaan untuk digunakan dalam berbagai pakai file dan komunikasi internal di kantor. Mereka juga mengelola keamanan web di dalam jaringan.
Profesi yang tersedia untuk mereka yang berusia maksimal 30 tahun ini diperkirakan bakal tumbuh 20 persen atau 110 ribu posisi pada akhir dekade ini. Meskipun perusahaan banyak yang mencari pekerja lulusan perguruan tinggi, tidak tertutup kemungkinan bagi para lulusan sekolah menengah atau memiliki sertifikat untuk mengisi posisi ini.

Rata-rata pendapatan tahunan untuk profesi ini diperkirakan mencapai US$77.740 yang merupakan salah satu pendapatan terbaik yang bisa diperoleh oleh mereka yang tidak memperoleh pendidikan di perguruan tinggi.

16 Agustus 2011

3 Penyumbat Produktivitas


Merasa delapan jam sehari nggak cukup untuk mengerjakan tugas kantor? Jangan langsung menuduh bos memberikan tugas terlalu banyak, ah. Bisa jadi, kesalahan justru ada di pihak kita, tuh. Setidaknya, ada 7 hal sepele yang mungkin sering kita lakukan dan terbukti bisa menghambat produktivitas.

  1. (Keseringan) update Twitter

Mentang-mentang nggak diblokir kantor, bukan berarti kita perlu online sepanjanghari. Kalau memang nggak bisa lepas dari jeratan situs-situs yang nggak ada hubungannya dengan pekerjaan, setidaknya batasi dalam sehari hanya 3x: sebelum kerja, setelah makan siang, dan sebelum pulang.

  1. 'Meja kapal pecah'

Maksudnya:berantakan banget! Akibatnya kita memerlukan waktu lebih buat mencaridokumen yang diperlukan. Begitu juga bila kita asal-asalan menyimpanfiledi komputer. Sebaiknya susun file dalam folder yang sudah dibagi berdasarkan kategori biar mudah ditemukan. Jangan lupa membuat backupfile, jadi nggak perlu panik bila sewaktu-waktu datanya rusak atau hilang.

  1. Perut (terlalu) kenyang

Harumnya aroma sate ayam, bebek goreng, hingga sotomie sering bikin kita kalappas istirahat makan siang. Padahal bila makan berlebih sampai kekenyangan, oksigen di otak akan 'lari' ke perut untuk membantu proses pencernaan. Akibatnya, kita jadi mengantuk dan nggak fokus bekerja, deh. 

Trik Ampuh Lolos Psikotes

Malam sebelum psikotes, luangkan waktu istirahat dan tidur yang cukup. Hal ini dibutuhkan agar kondisi tubuh cukup prima—psikotes biasanya berlangsung seharian. Kebugaran akan mempengaruhi konsentrasi.
Pada hari-h, berangkatlah lebih awal. Selain mencegah terlambat, kita jadi memiliki waktu untuk menyesuaikan diri dengan lokasi psikotes.


Berdoalah sebelum mulai, sehingga lebih tenang dalam mengerjakan.


Jangan lupa sarapan, agar memiliki stamina kuat untuk menjalani seluruh proses.


Sebelum mulai, sebaiknya ke kamar kecil dulu karena biasanya di tengah-tengah tes nggak diperbolehkan meninggalkan tempat. Jadi, konsentrasi nggak terganggu cuma gara-gara kebelet, he he he.


Dengarkan baik-baik petunjuk yang disampaikan pengawas. Pastikan kita memahami apa yang harus dilakukan sebelum mulai mengerjakan. Jika ada yang nggak dimengerti, jangan malu untuk bertanya kepada pengawas sebelum tes dimulai.


Jawab pertanyaan apa adanya—nggak dibuat-buat. Yakin pada kemampuan sendiri, nggak perlu melirik jawaban peserta lain.

Populer di Kantor Baru

Kecuali kita secantik model atau anak bos, kemungkinan untuk langsung populer di kantor baru memang kecil. Tapi, bukan berarti mustahil.
Tanpa bermaksud sok eksis, banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh jika kita populer di kantor. Misalnya, nih, kita jadi nggak segan meminta bantuan saat mengalami kesulitan.
Cukup dengan beberapa trik, kita bisa, kok, cepat dikenal oleh para 'penghuni' lama.

Kenali Si Populer
Dalam waktu kurang dari seminggu, biasanya kita sudah bisa mengenali siapa si populer di kantor. Ada yang populer karena prestasinya, ada yang populer karena kelakuan minusnya, ada juga yang populer karena supel. Saran CC, nih, dekati yang supel. Kenapa? Karena tipe ini biasanya punya banyak teman—bahkan dari divisi berbeda. Berteman dengan tipeini otomatis membuka peluang kita kenal lebih banyak orang.

Gabung Makan Siang
Pas jam makan siang, jika melihat ada rombongan mau berangkat makan, bertanyalah pada mereka apakah kita boleh gabung. Kalau belum pede gabung ke kelompok besar, minimal gabung ke rekan yang duduknya bersebelahan dengan kita, deh. Yang penting, usahakan makan siang dengan rekan baru, jangan malah melipir sendirian.

Sogokan Perut
Cari tahu ke sekretaris, jenis makanan apa yang biasanya disukai rekan satu divisi. Lalu, jangan pelit keluar modal untuk membeli makanan tersebut dan meletakkannya di meja umum. Jika nggak ada meja umum, letakkan saja di meja kita, sambil menawarkan setiap orang untuk mengambilnya. Nggak perlu makanan mahal, sekadar cemilan ringan juga akan meninggalkan kesan, kok. Dari perut turun ke hati, kan.

Hindari Menjadi Public Enemy No. 1

Mengontrol pikiran rekan kerja pastinya sulit. Lebih baik kita benahi dulu perilaku yang kurang menyenangkan. Siapa tahu selama ini kita sering melakukan sesuatu yang bikin sebal orang lain, seperti: 
 
1.Komentar mulu!
Senang menganalisa segala sesuatu membuat diri kita terlihat sok tahu di mata rekan kerja. Nggak perlu, deh, mengomentari pakaian orang lain kalau memang Anda sendiri nggak modis. 


2.Sok serius
Anda datang terlambat, mengambil jam makan siang ekstra panjang, dan baru bekerja serius di atas pukul 14.00. Anda pun ingin semua orang ngeh bahwa Anda meninggalkan kantor di atas pukul 17.00. Ternyata sikap ini nggak bakal bikin siapa pun terkesan. 


3.Tukang gosip
Infotainment kalah update dibanding info yang Anda miliki. Tapi, nggak semua hal harus disebarkan kepada rekan kerja. Sebelum kehilangan kepercayaan teman, belajar menyimpan rahasia dulu, deh.


5.Devil’s advocate
Paling doyan, tuh, punya pendapat beda dari rekan kerja. Bisa dapat teman debat, sih. Please, deh, semua orang capek menghadapi Anda yang siap ‘menantang’ mereka hanya untuk membuktikan kehebatan Anda. 


6.“Eh, tahu nggak…”
Jika Anda termasuk orang yang senang mengobrol, sebaiknya segera hentikan niat tersebut saat rekan kerja cuma memberikan komentar, “Oh… iya, ya?” Mereka memberikan tanggapan standar karena tidak tertarik pada topik yang Anda lontarkan, tuh.

3 Agustus 2011

Sudahkah Anda Memiliki Inteligensi Kolektif?


Seorang teman yang bertanggung jawab menangani divisi sumber daya manusia di sebuah universitas, mengeluhkan betapa para ilmuwan, dosen, bahkan profesor, sangat sulit bekerja sama. Teman lain, yang bekerja di rumah sakit, ternyata mempunyai keluhan yang sama.
Di satu sisi organisasi berjuang keras untuk mendapatkan individu terbaik dan terpintar, namun di sisi lain saat orang-orang pintar ini berkumpul, proses diskusi malah menjadi lebih alot dan bahkan bisa tidak menghasilkan apa-apa. Bukankah kita memang sering merasakan bahwa kerja tim malahan bisa jadi tidak lancar bila beranggotakan orang-orang pintar?
Dalam kesebelasan sepak bola, kumpulan para bintang bisa tidak membentuk tim yang hebat. Tim elit top manajemen perusahaan yang berisi orang-orang pintar pun seringkali punya masalah untuk bersinergi. Bukankah tim Obama juga disebut sebagai “too many brains team”, namun kerap dikritik karena lamban dalam mengambil keputusan? Bagaimana kita menyikapi dan menyiasati hal ini?

Usaha untuk memperkuat koordinasi, menebalkan kohesi serta sinergi terus-menerus kita dengar dan bicarakan. Berbagai program pelatihan, camp dan outbound dilakukan agar individu lebih bersatu dan saling memahami satu sama lain. Namun, tetap banyak yang mengeluhkan betapa sinergi tetap saja seolah tertahan dan tidak terjadi.
Tidak jarang terjadi, dalam sesi-sesi brainstorming yang dilakukan orang-orang pintar, ide-ide yang muncul seringkali terasa tertahan dan bahkan basi. Kinerja kolektif yang di atas kertas semestinya lebih baik dari rata-rata kehebatan masing-masing individu, malahan berkinerja di bawah rata-rata. Sebaliknya, ada kelompok yang anggotanya biasa-biasa saja, namun ketika membentuk tim malah bisa menghasilkan prestasi luar biasa yang bahkan membuat kejutan bagi anggotanya sendiri.
Apa rahasianya sehingga sebuah tim, apalagi tim yang terdiri atas para bintang, bisa menunjukkan kinerja kinclong dan smart? Bagaimana menumbuhkan kekuatan “collective intelligence” yang disebut-sebut bisa melipatgandakan prestasi dan menjadi faktor kunci dari keberhasilan suatu tim dan organisasi?

Kolaborasi dan peduli

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kinerja sebuah kelompok dalam membuat tugas semacam puzzle,brainstorming, dan negosiasi, lebih baik daripada hasil kerja masing-masing individunya. Ketika diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan yang dihasilkan oleh kelompok tidak banyak kaitannya dengan kohesi, kedekatan interpersonal, motivasi, maupun kepuasan individu, namun lebih dipengaruhi faktor care atau kepedulian. Setiap individu tidak hanya peduli pada keberhasilan tugas dan peran pribadinya, namun ingin rekannya juga berhasil. Bila kegiatan team-building dan outbound yang dilakukan baru semata mempererat kohesi, merekatkan hubungan interpersonal kelompok, namun belum menyentuh suasana hati dan ego dari masing-masing individu, kita tidak bisa berharap banyak bahwa kegiatan itu akan betul-betul bisa membawa dampak positif sekembalinya mereka ke tempat kerja.

Orang-orang yang cerdas dan berprestasi kita lihat mempunyai kemauan yang keras. Selain itu, individunya juga sangat percaya pada prinsip dan pendapatnya sendiri. Ini adalah kekuatan, namun sekaligus berpotensi menjadi sumber perpecahan dalam kelompok. Hanya bila individu menyadari kekuatan dan peran dirinya, sambil melihat kekuatan dan peran orang lain, kemudian terbuka mata dan pikirannya untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama, barulah bisa timbul percikan sinergi. Kuncinya adalah kesadaran bahwa tidak ada anggota tim yang bisa sukses tanpa memastikan kesuksesan orang lain. Jadi tugas kita adalah membuat orang lain bisa melakukan perannya dengan baik dan membuat orang lain terlihat baik, bukan malah menjatuhkannya. Ini tentu keyakinan yang perlu dibangun dengan fokus pada tujuan bersama dan keberhasilan bersama.

Terobos dinding ego
Dalam suatu perusahaan, individu-individu yang berkinerja bagus dipromosikan menjadi direksi. Di luar dugaan, tim yang tadinya solid ini malahan tiba-tiba tidak menghasilkan kinerja yang cemerlang lagi. Walaupun tidak berkonflik terbuka, terasa hubungan menjadi dingin dan setiap individu terkesan tetap bersikeras dengan gaya dan keahlian masing-masing. Suasana terasa hambar, bahkan enggan berkomunikasi satu sama lain. Ketika tim menemui jalan buntu dan akhirnya masing-masing berkesempatan membuka hati, barulah hubungan mencair dan komunikasi menjadi lebih tulus untuk bersatu dan menolong satu sama lain. Ternyata, individu yang berprestasi pun perlu juga digelitik kepekaan sosialnya, sehingga kembali bisa melihat lebih obyektif dan lebih mampu mendengar lebih aktif.

Teman saya berkomentar, “Orang-orang pintar, biasanya egonya juga sama-sama kuat.” Benarkah ini? Kita memang kerap melihat bahwa kerasnya ego individu bahkan mewarnai berbagai konflik skala nasional yang disorot media, entah itu kisruh PSSI, perseteruan anggota dewan yang terhormat, atau juga di jajaran kabinet. Bisa jadi, karena ego pribadi masih mendominasi, collective intelligence jadi sulit terwujud.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa individu yang inteligen belum tentu bisa membangun inteligensi kolektif. Individu yang mampu menumbuhkan inteligensi kolektif biasanya menjaga kepekaannya, banyak memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha tidak mendominasi pembicaraan walaupun sebenarnya ahli dalam topik pembicaraannya, sambil benar-benar mendekatkan hatinya dengan tim.

Dengan individu-individu yang berprestasi, dialog satu sama lain sangat penting, baik itu formal dan informal. Perlu ada keterbukaan yang tulus. Kita bisa membicarakan tugas atau proyek tertentu, tetapi spirit untuk menjaga kebersamaan perlu berakar di dasar kepribadian individu. Kita tidak bisa lagi memandang aspek emosional sebagai aspek penghambat prestasi. Justru pada orang yang sudah berprestasi, aspek emosilah yang mempengaruhi mental dan spiritnya. Itulah sebabnya pemimpin dari kelompok berprestasi ini selalu menggunakan pendekatan kembar, yaitu tugas dan hubungan interpersonal. Hanya melalui pendekatan yang dalam inilah trust bisa dikembangkan, berdampingan dengan good-will organisasi.

Cara Agar Presentasi Mampu Memikat Audience


Presentasi menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Dasar masalahnya adalah pada ketidakmampuan melakukan public speaking, ditambah dengan penguasaan materi yang kurang atau ketidaksiapan dalam menyusun bahan presentasi itu sendiri. Padahal, presentasi dapat berjalan efektif selama Anda mempersiapkannya dengan matang. Berikut adalah langkah-langkah menyiapkan presentasi:

1. Persiapan dapat dimulai dengan mengenali audience yang akan menyimak presentasi Anda. Mengenali audience dapat membantu Anda menyiapkan bentuk komunikasi yang akan Anda pilih untuk menyampaikan pesan.

2. Setelah itu, pikirkan poin-poin paling penting yang wajib Anda sampaikan kepada audience. Masukkan poin-poin tersebut ke dalam slide presentasi, dan imbangi dengan visual seperti gambar atau video. Perlu diingat, sampaikan hanya satu ide untuk satu slide presentasi agar audiencefokus pada poin yang ingin Anda tekankan.
Dalam satu slide, tampilkan maksimum 7 sampai 8 kalimat saja. Semakin sedikit teks, maka akan semakin menarik presentasi Anda. Gunakan ukuran atau jenis huruf yang berbeda jika Anda ingin audience mengingat pesan yang menurut Anda penting.

3. Persiapan juga bisa dilanjutkan dengan mengatur waktu presentasi sesuai dengan waktu yang disediakan oleh klien, atau oleh panitia jika presentasi berbentuk lomba. Bagi waktu dengan baik untuk menyiapkan alat-alat pendukung, waktu untuk memperkenalkan diri, waktu untuk inti presentasi, dan waktu untuk sesi tanya-jawab.

4. Jangan lupa untuk membuka presentasi dengan memperkenalkan diri dan menutup presentasi denganmenyampaikan kesimpulan. Kata-kata untuk pembuka dan penutup presentasi ini juga harus disiapkan. Inti dari presentasi adalah menjual. Apakah menjual produk, konsep, ide, atau bahkan diri Anda sendiri. Maksud menjual di sini adalah bahwa presentasi membantu Anda memperkenalkan diri Anda, produk, dan ide, kepada calon investor ataupun klien agar tertarik untuk bekerja sama.

Dalam hal percaya diri, Tjandra menyarankan agar hadir 15 menit sebelum presentasi agar dapat mempersiapkan alat dan bahan presentasi dengan baik, sehingga tidak terburu-buru saat akan tampil. Persiapkan segala pendukung presentasi selengkap mungkin untuk memperkecil resiko kesalahan yang bersifat teknis seperti listrik mati, slidemacet, dan lain sebagainya.

"Saat kita merasa siap, rasa gugup itu akan hilang sedikit demi sedikit saat kita sudah mulai berbicara," jelas Tjandra.
Tjandra juga menyarankan agar presenter tidak berdiri menghalangi cahaya yang menerangi slide presentasi. Presenter juga harus memegang pengeras suara dengan benar sehingga suara yang keluar jelas terdengar.
"Tempatkan mic di depan mulut, jangan di samping! Mic itu memperbesar suara dari tengah, bukan dari samping," tegasnya.

Selain itu, mempersiapkan catatan-catatan pendukung berguna untuk memperkecil resiko "blank" saat presentasi berlangsung. Catatan-catatan kecil dalam genggaman tangan bisa membantu untuk mengingatkan ketika mendadak lupa pada materi presentasi karena gugup atau karena konsentrasi terpecah.
Terakhir, jangan gunakan pakaian atau perhiasan berlebihan yang membuat orang lebih fokus melihat penampilan Anda ketimbang materi presentasi Anda. 

Sering Gagal Mendapat Klien


"Kurang lebih sudah 1,5 tahun saya bekerja sebagai marketing iklan atau AE (Account Executive). Selama itu pula, saya sudah bekerja di tiga perusahaan yang berbeda. Selama menjalankan profesi ini prestasi kerja saya kurang bagus. Ini terlihat dari seringnya saya gagal dalam mencapai target penjualan. Padahal, sebenarnya saya menikmati pekerjaan ini. Namun, entah mengapa saya sering gagal dalam mencapai "closing" dengan klien. Mohon sarannya agar karier saya di bidang ini bisa maju." (Rere, Jakarta)
Sebagai langkah awal, menurut Donna Turner, praktisi Sumber Daya Manusia di EXPERD, Anda perlu melakukan evaluasi kinerja pada diri Anda.

1. Evaluasi tingkat kedisiplinan
Disiplin yang dimaksud, bagaimana kepatuhan Anda pada sikap dan kebiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk mempertahankan kinerja yang baik dan mencapai target kerja. Sudahkah Anda disiplin dalam mencapai target penjualan? Apakah kebiasaan-kebiasaan baik ini sudah Anda lakukan secara konsisten?
Misalnya, tugas AE antara lain meyakinkan klien/prospek mengenai produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk dapat meyakinkan klien, dibutuhkan pemahaman produk dan jasa secara lengkap. Sudahkah Anda menuntaskan "PR" untuk memelajarinya, sehingga yakin dengan "jualan" Anda? Apakah Anda mengenali persis apa saja kelebihan dan kelemahan produk Anda dibanding produk lain serupa? Apakah harga yang ditawarkan layak dan kompetitif?
Dengan memelajari aspek ini secara konsisten, Anda dapat mengantisipasi dan memprediksi alasan klien menaruh minat atau keberatan pada tawaran Anda. Dengan begitu, Anda dapat segera mengambil langkah tepat.
Disiplin lain adalah melakukan pemetaan dan identifikasi pada karakteristik prospek/klien. Seberapa jauh Anda sudah mengerjakan PR ini sebelum bertemu klien? Sudahkah Anda mengidentifikasi, kira-kira berapa budget mereka? Hal ini akan membantu Anda dalam menawarkan produk yang kurang lebih setara dengan budget mereka.

2. Evaluasi kemampuan pribadi
Apakah secara kuantitas dan kualitas mendukung untuk mampu menggiring Anda sukses mencapai closing? Sebagai contoh, sudah pernahkah Anda mengikuti pelatihan selling technique? Sudahkah meningkatkan keterampilan ini? Bagaimana kemampuan komunikasi? Apakah Anda pendengar yang baik atau pembicara yang efektif? Sudahkah berlatih mengenal ragam penolakan klien dan menyikapi penolakan itu secara strategis? Keterampilan-keterampilan ini dapat terus dilatih dan dikembangkan. Dengan begitu, kepekaan dan keefektifan Anda memahami dan melakukan selling akan semakin terasah.
Keterampilan lain yang juga mutlak dimiliki AE adalah customer care. Ini merupakan proses pemberian servis secara kompetitif dan bermanfaat pada customer/klien, demi memaksimalkan nilai produk atau jasa yang Anda tawarkan pada mereka. Klien tentu akan merasa senang dengan servis yang baik dari pihak AE. Bukan sekadar penampilan menarik, namun juga sopan santun, dan cekatan.
Hal-hal seperti ini sangat menunjang keberhasilan melakukan closing dengan klien, mengingat tipe dan gaya komunikasi klien juga sangat beragam. Sesuaikan dengan gaya mereka, bila ingin memenangkan hati mereka, dalam koridor profesional tentu.

3. Evaluasi kerja Anda
Ini dapat dilihat seberapa jauh Anda sudah menerapkan perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan. Kreativitas juga menjadi kunci utama dalam menawarkan iklan, misalnya dalam kasus Anda sudah tidak terlalu efektif lagi bila menawarkan diskon pada klien, maka tidak menutup kemungkinan Anda bisa menawarkan program yang terintegrasi pada klien.
Aktiflah berkonsultasi dan berkomunikasi dengan atasan. Klarifikasi seberapa besar Anda diberi keleluasaan menjaga margin, seberapa besar diskon bisa diberikan, serta bonus bisa dikeluarkan pada klien. Klarifikasi sampai level apa dan seberapa jauh keleluasaan dan kepercayaan diberikan perusahaan kepada Anda. Bina team work dan kolaborasi yang baik dengan tim kreatif di perusahaan untuk mengoptimalkan penjualan Anda.

Mengubah Emosi Menjadi Peluang Promosi

 Emosi tak hanya menjadi sumber masalah. Bahkan emosi, jika dikelola dengan tepat, bisa membawa kesempatan baik, termasuk mendapatkan promosi di pekerjaan. Anne Kreamer, mantan eksekutif Nickelodeon dan penulis buku berjudul It’s Always Personal berpendapat, memahami dan merespons perasaan mampu meningkatkan kinerja. Simak cara mengubah emosi menjadi peluang positif untuk meningkatkan performa kerja.

Perasaan marah
Anda bisa mengelola perasaan marah menjadi energi untuk mencari cara menyelesaikan masalah. Caranya, gunakan strategi. Daripada berkonfrontasi karena konflik dengan rekan kerja, lebih baik mengalihkan emosi untuk membangun kerjasama. Misalnya, jadwalkan pertemuan empat mata untuk menyelesaikan konflik. "Waktu khusus dan ruang privat dalam rapat ini menciptakan kesempatan bagi Anda untuk membangun solusi konstruktif, dan hubungan lebih terjaga karenanya," jelas Kreamer.

Perasaan khawatir dan cemas
Perasaan khawatir dan cemas ada baiknya untuk Anda di dunia kerja. Perasaan ini justru memicu Anda untuk lebih terencana dalam melakukan segala sesuatu dalam pekerjaan. Ketika mengalami perasaan ini, identifikasikan penyebab rasa takut itu, dan ambil aksi nyata. Misalnya, ketika Anda tak yakin memahami tugas baru yang diberikan atasan, khawatir keliru dalam menjalankannya, kenali sumber ketakutan Anda. Mulailah bersikap dengan menanyakan kembali kepada atasan mengenai tugas tersebut secara lebih mendetil lalu buat catatan.

Dengan cara ini Anda akan merasa lebih tenang dan mampu menjalani tugas lebih baik. "Tidak ada atasan yang berkeberatan membantu karyawan yang ingin dan mau belajar hal baru, namun setiap bos tak menyukai jika harus campur tangan pada pekerjaan yang berantakan," jelas Kreamer.

Perasaan senangTak ada yang menyangkal, ketika seseorang bekerja dengan hati senang, hasilnya pun maksimal. Perasaan senang ini perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas, bukannya stagnan dalam posisi nyaman.

"Saat Anda mengalami mood positif, otak Anda bekerja lebih baik. Anda lebih fokus, level dopamin di otak meningkat (meningkatkan gairah), dan membantu Anda melihat segala sesuatu lebih kreatif dengan perspektif berbeda," tutur Kreamer.

Perasaan sedih
Perasaan sensitif, sedih bahkan berakhir pada tangisan bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk menganalisa diri. Saat merasa sedih karena gagal atau bermasalah dengan pekerjaan, ini bukan petanda kelemahan atau tak bahagia dengan pekerjaan. Menangis karena masalah yang terjadi di kantor juga tak selamanya buruk.

"Ini adalah petanda lampu kuning, sinyal bahwa ada masalah yang harus diselesaikan," kata Kreamer. Saat merasa rapuh, sedih, down, keluarlah dari ruangan, berjalan kaki lah di ruang terbuka. Jika perasaan sedih muncul karena konflik personal dengan rekan kerja, esok hari minta waktu untuk bebicara dengannya. "Menangis di kantor jangan dijadikan sebagai stigma. Terimalah kondisi tersebut sebagai sesuatu yang alamiah," lanjutnya.

Tumbuhkan Budaya Apresiatif pada Karyawan


Pernahkah kita memperhatikan bahwa publikasi di media lebih didominasi berita menakutkan, mengerikan, penuh bencana dibanding dengan hal-hal terpuji yang dilakukan oleh seseorang? Berita penghargaan, keberhasilan, kerja keras tidak terdengar karena dikalahkan oleh berita kecurangan, kelemahan, dan kemalasan. Meskipun kita sendiri sering merasa lelah, kesal, sedih, bahkan marah setelah mendengar hal-hal negatif, namun di sisi lain kita pun tidak secara sengaja menghindari hal-hal yang negatif. Bukankah kita pun menikmati berita daninfotainment yang cenderung menonjolkan kejelekan individu? Di tempat kerja pun sadar tidak sadar kita kerap menyuburkan budaya yang tidak apresiatif, misalnya saja gosip, salah menyalahkan, atau tidak berterus terang.

Kita bisa menilai sendiri seberapa sering kita menyalahkan orang yang sedang tidak hadir di suatu pertemuan bila ada kejadian yang tidak menyenangkan. Bukankah banyak atasan yang hanya melihat kesalahan anak buah, dan hanya berkomunikasi dengan anak buah jika ada yang tidak beres? Di sisi lain, tak jarang atasan menganggap bahwa prestasi bagus anak buah adalah keadaan yang wajar dan sudah semestinya, sehingga tidak perlu dipuji.
Bayangkan suasana kerja bila seorang atasan cenderung mengkomplain kesalahan anak buah sementara lupa memberi komentar ketika seseorang bisa berpikir kreatif pada saat orang lain sudah menghadapi jalan buntu? Pernahkah kita benar-benar memikirkan bahayanya bila sebuah tim atau suatu lingkungan sosial, partai, perusahaan, atau bahkan negara, mempunyai pola pikir pesimis, negatif, dan tidak segar? Bisakah individu berkinerja optimal bila sering merasa tidak berdaya, tertekan, dan terus-menerus memikirkan kekurangan dan kelemahan yang ada? Bagaimana perasaan orang atau lembaga lain yang harus berhubungan dengan komunitas seperti ini?

Kita sendiri sebetulnya bisa merasakan bahwa lingkungan kerja yang menyenangkan dan saling menghargai akan memberi kekuatan, peningkatan produktivitas, laba, dan juga kepuasan karyawan dan pelanggan. Di sebuah kantor, bertegur sapa seakan sudah menjadi aturan tidak tertulis yang dilakukan oleh semua orang di semua level jabatan. Ada juga tempat kerja di mana setiap orang otomatis mengucapkan terimakasih pada kolega yang memberi bantuan, bahkan untuk hal yang kecil sekalipun.
Sikap peduli teman kerja ini tanpa disadari memiliki harga tertentu yang tidak bisa dinilai dengan uang, tetapi justru nyata-nyata meningkatkan bisnis perusahaan. Bila sikap dan tindakan ini dilakukan oleh seseorang secara konsisten, bahkan saat atasan atau pimpinannya tidak ada, maka hal ini bisa dikatakan menjadi budaya di lingkungan tersebut. Saat pimpinan dan atasan sadar akan kekuatan yang ada di balik sikap dan kebiasaan manusia, secara serius menumbuhkan kebiasaan positif dan apresiatif, maka peningkatan produktivitas kerja tentu bukan hal mustahil dicapai.

Bergulir tanpa paksaan
Dalam suatu pelatihan beberapa peserta semula tidak percaya bahwa segala sikap dan perilaku dapat ditumbuhkan dengan apresiasi. Tidak perlu kritik berlebihan atau bicara negatif. Seorang direktur perusahaan yang legendaris dan terkenal mampu membentuk budaya positif di perusahaannya, mengatakan: ”Kita hanya perlu jeli menunggu orang berbuat sesuatu yang bisa dipuji. Orang lain yang hadir otomatis akan mencari perilaku apa yang patut dan bisa diterima oleh atasannya dan berusaha melakukannya”.
Perilaku positif pun kemudian akan bergulir dengan sendirinya. Kita lihat bahwa pimpinan dan atasan memang berperan penting dalam memberi contoh dan menyuburkan budaya positif yang diinginkan. Itu sebabnya atasan perlu sadar kebiasaan apa yang ingin ditumbuhkan. Saat tingkah laku, sikap, dan suasana kerja terjadi secara otomatis tanpa paksaan atau aturan, kita akan bisa melihat budaya organisasi itu sudah merupakan aset lingkungan sosial tersebut.

Di Southwest Airlines, satu-satunya airline yang bertahan pada waktu krisis, manajemen memang secara sengaja mengembangkan kebiasaan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang apresiatif. Mereka tidak secara berlebihan menganalisa kekurangan, kelemahan, dan kondisi krisis yang menekan, namun dalam rapat-rapat di perusahaan, mereka berfokus pada pertanyaan: “What works, what matters, what adds value, what makes a difference?”
Dengan pendekatan ini, perusahaan memperoleh tambahan energi yang luar biasa. Karyawan menjadi lebih mudah mengombinasikan berbagai kekuatan yang dimiliki. Karyawan pun bisa lebih mudah merealisasikan sikap yang berfokus pada pelanggan, setia kawan dalam membantu rekan, bahkan juga kreativitas untuk menemukan proses bisnis yang lebih efisien.

Memilih untuk menghidupkan semangat

Bayangkan bila seorang atasan membuat pernyataan ini: ”Pekerjaan kita membuat kita berkesempatan untuk memperluas wawasan dan belajar dari yang mengalami kesuksesan”. Bandingkan dengan pimpinan yang berulang kali mengatakan hal ini: ”Persaingan sudah demikian ketat, namun kita masih bisa bertahan”. Pernyataan pertama merangsang naluri kehidupan, sementara pernyataan selanjutnya lebih dekat pada kegagalan dan mematikan semangat.
Kita bisa melihat bahwa cara bicara kita sangat menentukan arah spirit orang di sekitar kita. Tidak pelak lagi, kita memang perlu mengembangkan budaya apresiatif di lingkungan kita. Kita bisa mulai dengan memikirkan perilaku atau situasi apa yang pantas mendapat pujian dan apresiasi. Kita pun perlu bisa menggambarkan poin terpenting dari sikap atau perilaku tersebut dan bagaimana perilaku tersebut menguntungkan perusahaan.
Hal-hal inilah yang kita kemas sehingga bisa berpengaruh di rapat atau di pertemuan lain dan memungkinkan semua orang membayangkan kesuksesan. Kata-kata positif, seperti bangga dan happy perlu diikutsertakan untuk membangkitkan energi. Bila hal ini dilakukan dengan jitu dalam dialog-dialog yang kontinu dan dianggap sebagai suatu entitas yang hidup, budaya akan bersinergi dengan inovasi dan tumbuhnya bisnis. 

4 Cara Melatih Diri Jadi Kreatif


Dalam dunia kerja, kreativitas diartikan sebagai kemampuan mencari solusi atau menciptakan ide-ide inovatif dalam menangani pekerjaan. Dalam proses itu, Anda juga bisa mencoba cara atau sudut pandang yang unik atau berbeda dalam memecahkan masalah. Dengan begitu akan didapatkan solusi yang lebih baik, bahkan sangat baik.

Sifat kreatif dapat muncul jika kita ulet mengasahnya. Sebagian orang sering sekali merasa tidak kreatif. Banyak karyawan, terutama yang berusia di atas 30 tahun, merasa terlambat untuk menjadi kreatif. Namun konsultan karier Andin Andiyasari, MSi, percaya bahwa semua orang bisa kreatif.
"Kreativitas tidak dibatasi usia. Ada orang yang mendapatkan ide dan mengimplementasikannya pada saat ia telah berusia 66 tahun. Salah satu contohnya adalah pendiri restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken, Colonel Harland Sanders," jelas Managing Partner CHR Psychometrics Consulting dan Career Coach di Konsultankarir.com ini.

Karyawan kreatif biasanya memiliki sifat tekun, pekerja keras, mandiri (baik dalam berpikir dan bertindak), bisa membuat keputusan sendiri, dan tidak menunggu orang lain mengatakan apa yang harus dilakukannya.

Ia juga tidak terpaku pada prosedur atau sistem yang telah baku dan memiliki dorongan untuk berpikir atau berkarya secara orisinal. Ia hanya puas jika solusi yang didapatnya murni hasil pemikirannya dan memenuhi standar yang ditetapkannya. Ia pun puas jika bisa memberikan ide, pendapat, atau sesuatu yang baru.

Latih dari sekarang
Menurut Andin, tidak ada kata terlambat untuk menjadi kreatif. "Memberanikan diri untuk bertindak dan yakin dengan apa yang Anda ingin lakukan, dapat memunculkan sisi kreatif Anda," jelas Andin. Di bawah ini adalah cara-cara sederhana untuk mengasah kreativitas. Anda bisa mencoba dan memulainya sekarang juga. Semakin sering Anda berlatih, semakin terasah kreativitas Anda.

Observasi. Amati hal-hal yang ada di sekitar Anda dan aplikasikan apa yang Anda pelajari dari situasi itu pada situasi yang Anda hadapi saat ini. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara membaca koran, buku, atau majalah, menonton televisi, mendengarkan radio, dan lain-lain. Atau bisa pula belajar dari pengalaman orang di sekitar Anda. Buka mata dan telinga, dan jangan malas mencari informasi baru. Bila terbiasa mempelajari situasi lingkungan sekitar, Anda akan terlatih bila suatu saat menemui hal yang sama.

Modifikasi. Anda bisa memulainya dengan memodifikasi atau mengubah kebiasaan Anda sehari-hari. Misalnya: mengganti rute perjalanan ke kantor. Dengan mencoba jalan lain, mungkin Anda akan menemukan rute yang lebih efisien dan efektif. Atau mengubah kebiasaan memakai jam tangan (semula di lengan kanan berubah ke lengan kiri). Perubahan kecil ini dapat merangsang otak Anda untuk memikirkan cara yang lebih unik.

Eliminasi. Berani melakukan pengurangan fungsi bila ternyata hal tersebut justru menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja.

Adaptasi. Menjadi kreatif tidak harus muncul dengan ide-ide orisinal secara murni. Orang yang kreatif seringkali mengadaptasi apa yang telah diterapkan di tempat lain. Contoh Howard Schultz, pendiri warung kopi Starbucks. Ia mengadaptasi kebiasaan orang Italia minum kopi untuk diterapkan di Amerika. Usaha kreatifnya itu ternyata sukses besar. Tidak ada salahnya bila Anda terinspirasi oleh ide orang lain dan mengembangkannya. Tapi hati-hati, jangan terjebak dalam tindakan menjiplak atau plagiat.

25 Juli 2011

Kiat Mengelola Stress


Stress dapat etrjadi pada siapa saja dan juga pada apa saja.bukan hanya manusia,tanaman juga binatang. Stress tidak bisa dihilangkan tapi dapat dikelola sehingga tidak mengakibatkan dampak yg buruk pada tubuh kita.Adapun cara mengelola stress antara lain:

1.mencari pusat daripada stress
dalam hal ini setiap stress pasti ada pemicunya, anda harus kenali dulu apa penyebab dari stress anda.misalnya pekerjaan, rutinitas hidup ato apa saja

2.Coba cari jalan keluar dan lakukan tindakan apa yg membuat anda stress.kalau permasalahannya tidak bisa diselesaikan begitu saja dan mengganggu pikiran anda,berusahalah berhenti sejenak memikirkannya, alihkan pikiran dengan hal yg anda sukai,misalnya dengan melakukan aktivisat ataupun makan makanan kesukaan sehingga pikiran anda bisa relax sejenak.

3.anda bisa melakukan olahraga ato sekedar joging di pantai sehingga pandangan mata anda bisa tertuju pada indahnya pantai ataupun udara yg sejuk.

4.kalau daerah anda jauh dari pantai anda bisa melakukan meditasi dirumah,duduklah dengan tenang dalam ruangan yg sepi,biarkan pikiran yg membuat anda stress sejenak dalam pikiran anda namun rasakan pikiran2 ataupun hal2 yg membuat anda stress itu bergerak dari arah kiri kepala anda menuju arah kanan sampai anda merasakan pikiran anda benar2 kosong,lalu tariklah nafas perlahan2 dan juga bayangkan hal2 yg indah yg anda sukai,rasakan udara yg mengalir disekitar anda selama beberapa menit......bukalah mata anda.maka anda akan merasa lebih baik

5.cobalah anda berendam dengan rebusan air daun sirih yg dicampur dengan sedikit garam.kalo bisa lakukan ini sebelum anda tidur dan nyalakan lilin aromatheraphy lavender atau dupa wangi lavender untuk menenangkan pikiran stress anda.
hal-hal kecil diatas bisa anda lakukan sendiri dan dengan waktu yg singkat,saya yakin setelah bangun tiduk keesokan harinya, anda akan merasa lebih segar dan tenang sehingga anda bisa menjalani aktivitas rutin seperti biasa dan bisa lebih jernih untuk mencari jalan keluar dari masalah yg anda hadapi

Trik Sukses di Pekerjaan Pertama


Setelah beberapa waktu sibuk magang dan bekerja paruh waktu, kini saatnya Anda bekerja penuh di kantor. Semangat? Pastinya! Gugup? Mungkin saja! Jelas Anda ingin membuktikan diri pada atasan bahwa tidaklah salah ia menerima Anda bekerja di kantornya. Dan, Anda juga ingin bergaul dengan baik dengan rekan-rekan sekerja.

Agar Anda lebih dapat menyiapkan diri untuk memasuki pekerjaan pertama, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelumnya. Simak tips dari Emily Bennington, salah satu penulis buku Effective Immediately: How to Fit In, Stand Out, and Move Up at Your First Real Job.

1. Berikan impresi positif di hari pertama bekerja
Hal ini perlu selalu Anda camkan dalam hati. Anda tidak perlu tampil dengan dandanan menyolok atau bersikap sok akrab dengan orang lain. Tunjukkan sikap yang tenang dan bersahabat, serta kenakan juga pakaian yang sesuai dengan dunia kerja Anda. Berikan kesan percaya diri pada rekan-rekan kerja yang baru, sehingga mereka menyadari Anda adalah anak baru yang patut diperhitungkan. Beranikan juga memperkenalkan diri Anda pada beberapa rekan di sekitar, tanpa harus menunggu mereka yang menghampiri Anda.

2. Jadilah bagian dari tim
Namanya juga anak baru. Anda pasti perlu banyak penyesuaian dengan rekan-rekan lama. Yang jelas, jangan mencoba untuk langsung tampil jadi "superstar" di kantor -sehebat dan sepintar apa pun Anda. Terlebih dulu, Anda perlu menjadi pengikut yang baik. Setelahnya, seraplah segala hal yang perlu Anda pelajari di kantor. Jangan ragu untuk banyak bertanya dan melakukan pendekatan terhadap beberapa orang rekan yang dianggap penting bagi kemajuan kerja Anda. Selain itu, jangan sungkan juga untuk membantu mereka menyelesaikan beberapa pekerjaan. Dengan sifat ringan tangan Anda, mereka akan lebih senang mengajarkan hal-hal penting yang perlu diketahui di kantor.

3. Buktikan kemampuan dalam tiga bulan
Tiga bulan pertama adalah waktu ketika Anda akan diamati oleh atasan. Anda juga tidak tahu, bisa saja beberapa rekan dimintai tolong oleh atasan untuk ikut mengamati Anda. Dari segi keterampilan kerja, Anda mungkin belum terlalu banyak berkembang. Tapi, biasanya yang akan dinilai adalah masalah ketepatan waktu. Apakah Anda selalu datang tepat waktu atau selalu terlambat? Apakah Anda menepati tenggat waktu sesuai yang telah diberikan atasan?
Selain waktu, mereka juga akan menilai apakah Anda dapat diandalkan atau tidak. Sejauh mana Anda berkata akan mengerjakan tugas dan benar-benar menyelesaikannya? Hal ketiga yang dinilai adalah sejauh mana Anda bisa berinteraksi dengan rekan kerja lainnya.
Bila ketiga kriteria ini berhasil Anda lalui dengan baik, dijamin Anda akan bisa bertahan lama di kantor tersebut!

Makin Percaya Diri, Skill OK, Promosi di Depan Mata


Setiap pagi datang ke kantor, selalu ada ritual kecil yang biasa kita lakukan.  Membetulkan make up di kamar mandi, membuat kopi atau teh. Semua hal tersebut akan membuat kita merasa nyaman di kantor karena kita menghabiskan sepertiga hari kita di sini. Jadi bagaimana Anda menyesuaikan dengan keadaan dan lingkungan di sekitar Anda.

Penting juga untuk menjaga hubungan antar rekan kerja. Jangan sampai terjadi hubungan yang tidak harmonis yang nantinya bisa mempengaruhi pembawaaan Anda di kantor. Saat bekerja juga malah mengganggu konsentrasi. Tidak fokus. Akibatnya banyak pekerjaan yang pending dan berakibat negatif di mata bos. Jadinya setelah sekian tahun bekerja, Anda merasa karier Anda diam di tempat dan tidak mengalami banyak perkembangan.

Jangan berkesimpulan dulu kalau manajemen perusahaan ingin menghambat karier Anda. Coba deh, Anda introspeksi dan mengevaluasi diri, melihat ke belakang, apakah pembawaan dan tingkah laku Anda memberi kontribusi positif bagi perusahaan?

Buktikan dengan menampilkan yang terbaik. Baik secara personal dan profesional. Atasan tentu akan memperhatikan perubahan dan kinerja Anda. Beliau tidak akan ragu untuk menilai. Ini tentunya akan membawa Anda untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi dan tanggung jawab lebih besar.

Tentu kita sangat senang sekali menerima promosi tersebut. Emosi yang naik karena rasa senang tak terhingga bisa memicu kelenjar keringat bekerja lebih aktif sehingga bisa membuat kita berkeringat saat menghadapi mereka, meskipun berada di dalam kantor yang ber-AC.

Tidak hanya itu, keringat juga dapat muncul karena stres tekanan pekerjaan yang bertambah besar. Keringat dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Oleh karena itu, pastikan Anda memakai Rexona setiap hari, karena mengandung anti perspirant yang mengurangi keringat dan deodorizer-nya yang membunuh bakteri penyebab bau badan. Rexona mampu mengurangi keringat dari 5 penyebab; Stres, Lembab, Panas, Emosi, dan Gerakan ringan yang tanpa disadari membuat ketiak kita basah. Pakai Rexona setiap hari untuk selalu percaya diri.

Berhemat Boleh, tapi Jangan Sampai Menyiksa


Baik karena Anda punya suatu rencana yang memerlukan dana cukup besar, atau karena ada perubahan dalam kondisi finansial, Anda jadi perlu lebih banyak berhemat. Tetapi seringkali Anda begitu ingin berhemat, sehingga begitu tega pada diri sendiri. Anda bisa membelikan hadiah yang mewah untuk orang lain, tapi kurang memedulikan kebutuhan diri sendiri. Padahal, yang paling penting dalam hidup ini sebenarnya adalah kebahagiaan diri Anda sendiri, bukan?

Banyak cara yang bisa Anda lakukan agar bisa menghemat pengeluaran tanpa harus pelit terhadap diri sendiri. Coba terapkan beberapa  panduan berikut ini:

1. Berbelanjalah dengan bijak
Anda dapat berbelanja secara grosir untuk beberapa jenis keperluan tertentu. Selain itu, Anda juga perlu memerhatikan pemilihan merek saat membeli produk-produk tertentu. Sebab, sebenarnya ada beberapa jenis produk yang memiliki kualitas serupa dengan harga yang jauh berbeda. Misalnya saja, sikat gigi dan produk kecantikan.

Begitu juga saat berbelanja pakaian. Pilihlah jenis dan warna pakaian yang sekiranya memiliki usia pakai yang panjang. Terkadang, Anda malah lebih baik membeli pakaian dan aksesori yang harganya lebih mahal tetapi lebih berkualitas dan lebih awet, misalnya sepatu. Jadi, pertimbangan Anda sebaiknya tidak hanya seputar harga, melainkan juga kualitasnya.

2. Manjakan diri Anda sedikit
Ketika memangkas anggaran, yang terlebih dulu dipotong adalah hal-hal yang dianggap tidak mendesak dan dilakukan secara rutin. Sementara, bisa jadi hal-hal yang memakan biaya dan rutin dilakukan itu menyangkut sesuatu yang Anda sukai. Misalnya, membeli majalah, camilan favorit, hingga minum kopi di kafe. Sebagian orang mungkin merasa nyaman apabila tidak lagi membeli majalah. Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah menguranginya secara kuantitas. Alih-alih ngopi di gerai kopi internasional setiap hari, kurangi menjadi seminggu sekali. Atau, pilihlah lima dari 15 majalah yang paling sering Anda beli dalam sebulan. Dengan begitu, Anda masih bisa memanjakan diri sendiri tanpa harus mengorbankan kesenangan.

3. Berikan "uang saku" untuk diri sendiri
Sering kebobolan anggaran setiap bulan? Mungkin itu karena Anda sering mencampurkan antara kesenangan pribadi dengan kebutuhan utama dan keluarga. Jadi, Anda sering terjebak antara kebutuhan keluarga yang membludak sehingga tidak punya uang untuk membeli keperluan sendiri, atau mengeluarkan uang secara berlebihan untuk membeli barang bagi diri sendiri, sampai kehabisan dana ketika harus berbelanja kebutuhan pokok.
Nah, solusi untuk masalah seperti ini adalah dengan membuat anggaran khusus. Sisihkan "uang saku" untuk diri sendiri yang tidak dicampuradukkan dengan kebutuhan lainnya. Dengan begitu, pengeluaran akan lebih terkendali, dan Anda bisa memanjakan diri sendiri tanpa ada rasa bersalah yang muncul kemudian.

10 Orang yang Anda Butuhkan dalam Jejaring


 Apabila ditanya apa yang paling penting dilakukan untuk mencapai kesuksesan karier, saat ini Anda pasti akan menjawab: dengan memiliki jejaring yang luas. Dengan jejaring, Anda akan mampu bertahan dalam karier. Namun, siapa, atau orang seperti apa, yang seharusnya Anda pilih masuk dalam network Anda?
Anda boleh saja memiliki tipe manusia apa saja untuk dikelompokkan ke dalam jejaring. Namun, Anda perlu memastikan bahwa Anda membangun jejaring yang beragam, dengan menambahkan orang-orang dari industri yang berbeda, latar belakang, kelompok usia, kelompok etnis, dan lain sebagainya. Membangun jejaring hanya dari orang-orang di bidang Anda atau fokus bisnis Anda hanya akan membatasi peluang-peluang pada masa depan.

Nah, mulai sekarang, evaluasi siapa yang ada dalam jejaring Anda, dan pastikan 10 tipe orang di bawah ini ada di dalamnya. 

1.  Mentor. Orang yang menempati posisi ini biasanya yang telah mencapai tingkat kesuksesan yang juga ingin Anda miliki. Anda bisa belajar dari pengalaman mereka, baik melalui kesuksesan maupun kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan. Hubungan ini akan memberikan perspektif yang unik karena mereka telah mengetahui jatuh-bangun yang sudah Anda lalui, dan menyaksikan bagaimana Anda berkembang.
2. Pelatih. Mereka ini selalu membantu Anda dengan keputusan-keputusan yang kritis, dan menawarkan pandangan yang obyektif tanpa pamrih. Anda pun tak sungkan selalu mengunjunginya setiap kali Anda mengalami kesusahan ataupun kegembiraan untuk dibagi.

3. Orang dalam di industri. Anda memilih orang yang memiliki akses di industri yang Anda dalami, dan mempunyai informasi yang dapat dipercaya. Anda akan selalu menerima informasi-informasi terbaru mengenai apa yang sedanghappening saat ini, dan apa yang akan menjadi tren dalam beberapa bulan ke depan.

4. "Trendsetter". Inilah sosok di luar bidang yang Anda tekuni, tetapi selalu memiliki informasi terbaru mengenai apa pun, yang bisa saja menarik bagi Anda. Orang ini perlu dimasukkan ke dalam jejaring Anda untuk menemukan koneksi yang memacu inovasi melalui cara yang tidak konvensional. Memiliki sosok ini juga akan membuat obrolan Anda semakin menarik.
5. Penghubung. Mereka memiliki akses ke sumber-sumber penting ataupun informasi yang biasanya Anda butuhkan. Mereka punya acara yang unik untuk menciptakan hubungan dan menemukan peluang yang dicari oleh banyak orang. Apabila mereka menemukan informasi yang dirasa berguna bagi Anda, mereka tak ragu mengirimkannya melalui e-mail atau segera menghubungi Anda. 

6. Idealis. Lingkup pergaulan Anda tak akan lengkap tanpa kehadiran si idealis ini. Tak peduli betapa mentahnya ide yang Anda lontarkan, mereka akan selalu siap membantu Anda mengolah ide dan mewujudkannya. Mereka tak pernah menilai apa yang Anda lakukan, dan berfokus saja untuk membantu Anda mewujudkan mimpi-mimpi Anda.
7.  Realistis. Kebalikan dari si idealis, Anda juga membutuhkan si realistis ini untuk membantu Anda tetap "menjejak di tanah". Mereka akan memberikan pendapatnya apabila mengetahui harapan-harapan Anda sudah melebihi upaya yang bisa Anda lakukan. Mereka tidak sedang berusaha membuyarkan mimpi Anda, tetapi menantang diri Anda untuk secara aktif mencapai apa yang Anda inginkan.

8. Visioner. Mirip dengan si idealis, tetapi mereka dapat membantu Anda menyusun rencana aktual untuk mencapai tujuan Anda. Orang-orang yang visioner menginspirasi Anda melalui pengalaman atau perjalanan yang telah mereka lakukan. Kalau bisa menemukan celah untuk bertemu dengan tipe visioner ini, Anda bisa mengubah arah dalam kehidupan Anda.

9. Partner. Inilah tipe yang mungkin paling mudah Anda cari. Ialah orang yang memiliki minat yang sama, dan Anda butuhkan untuk berbagi. Sesuai faktanya, partner biasanya memang berbagi. Tidak hanya berbagi kesedihan dan kegagalan, tetapi juga kegembiraan dan kesuksesan. Partner juga akan berbagi peluang dan informasi.

10. "The wanna-be". Dengan orang ini, Anda justru bisa bertindak sebagai mentor. Mengapa penting untuk memiliki seseorang untuk dididik atau diasuh? Karena cara terbaik untuk mengetahui bahwa Anda memahami sesuatu adalah jika Anda mampu menjelaskannya kepada orang lain. Anda bisa membantu membentuk dan mengarahkan orang ini sesuai pengalaman Anda. Jika orang ini sukses mencapai tujuannya, Anda pun akan mengetahui bahwa Anda juga berhasil.

Jabatan Bukan Ukuran Prestasi Kerja?

Berprestasi dalam dunia kerja bukan sekadar dilihat dari jabatan yang dimiliki atau lama waktu bekerja di sebuah perusahaan besar dan mapan. Seorang profesional dikatakan berprestasi jika ia mampu memberikan kontribusi dan dampak positif bagi dirinya, orang lain di lingkungan kerjanya, maupun perusahaan itu sendiri.

Meski memang, ketika seorang perempuan memiliki jabatan tinggi di sebuah perusahaan, ia akan memiliki pengaruh besar, dan bisa memberikan kontribusi lebih maksimal. Namun kembali lagi, ukuran prestasi bukan pada jenjang karier yang berhasil dilaluinya, tetapi bagaimana ia memberi manfaat optimal pada jabatan, untuk memberdayakan orang lain, bukan sekadar dirinya.

Perspektif inilah yang melatari pemilihan sembilan perempuan profesional, pemenang Young Caring Professional Award (YCPA) diadakan oleh Caring Colours Martha Tilaar. YCPA yang memasuki tahun kedua pada 2011 ini, memilih sembilan pemenang dari berbagai latar belakang profesi dan keahlian. Sembilan perempuan ini dinilai layak menjadi sumber inspirasi bagi perempuan lain, karena prestasi dan pemahaman dirinya, dan pengaruh positif yang ditularkannya dalam memberdayakan orang lain, terutamanya kaum perempuan.

"Perempuan profesional dengan berbagai bidang kerja atau kariernya ini dipilih bukan hanya karena pemahaman dirinya yang positif dan inspiratif. Namun mereka juga dipilih atas dasar dampak positif yang mereka berikan kepada dirinya dan orang lain, dari prestasinya. Prestasi dalam karier bukan dilihat dari jenjang karier atau konsistensinya menjalani karier. Namun lebih kepada konsistensi untuk memberikan dampak perubahan positif kepada dirinya dan orang lain," jelas Rene Suhardono, CareerCoach.

Yoris Sebastian, salah satu juri YCPA menambahkan, sembilan perempuan dengan rentan usia berbeda ini terbukti memberikan dampak perubahan positif bagi dirinya, perusahaan, dan orang banyak.

Prestasi seperti inilah yang semestinya dimiliki kaum hawa, dalam menjalani kariernya. Boleh saja mengejar karier, menapaki jenjang karier setinggi-tingginya karena toh memang perempuan punya kompetensi. Namun sejatinya, nilai prestasi perempuan berkarier lebih kepada sejauhmana ia bisa memberdayakan dirinya, rekan kerja, orang lain, dan memberikan dampak positif pada perusahaan tempatnya bekerja.

24 Mei 2011

10 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Bekerja Supaya Karier Meningkat Pesat

Sejumlah perusahaan mengambil langkah tegas bila karyawannya mulai nakal. Langkah tegas itu mulai dari memberi teguran lisan, tertulis, dan terakhir pemecatan.

Menurut Jennifer Star, seorang konsultan dari New York, hal tersebut bisa dihindari kalau kita sudah mengantisipasinya dari awal. Dia memberikan 10 hal umum yang harus dihindari untuk terhindar dari pemecatan.

1. Berbohong di dalam daftar riwayat hidup
Jujurlah sejak dari awal karena Anda akan dihormati dari informasi yang Anda berikan. Umumnya, berbohong mengenai latar belakang pendidikan bisa membuat Anda dipecat dalam waktu sebulan bekerja.

2. Menjaga rahasia saat mencari pekerjaan
Jika Anda sedang mencari pekerjaan baru, jangan mengirim surat lamaran dari komputer kantor, terutama jika ada bagian teknologi yang memonitornya.

3. Bergosip
Anda tidak pernah tahu siapa saja yang mendengarkan, terutama dengan ruang kerja berbentuk kubik. Dinding selalu punya telinga. Hal paling aman? Simpan gosip untuk Anda sendiri dan jangan pernah mengulang apa yang pernah Anda dengar. Menyebarkan gosip pada pihak yang salah hanya akan membuat Anda kehilangan kepercayaan dan lebih parahnya kehilangan pekerjaan.

4. Menerima terlalu banyak telepon pribadi
Jangan menghabiskan banyak waktu kerja untuk mengurusi urusan pribadi Anda, seperti menerima telepon pribadi. Jika demikian kondisinya, Jennifer menyarankan sebaiknya Anda segera mencari pekerjaan baru.

5. Mabuk saat bekerja
Satu cara cepat untuk dipecat adalah minum minuman memabukkan terlalu banyak. Menjaga bisnis tetap pada posisi teratas membutuhkan kejelian yang mengharuskan Anda tetap fokus dan sadar.

6. Berselancar di internet terlalu sering
Menghabiskan banyak waktu bekerja Anda dengan berselancar di internet hanya akan membuat Anda selangkah lebih cepat menjadi pengangguran. Membuka situs pornografi saat bekerja adalah hal yang haram boleh dilakukan.

7. Menjalin hubungan asmara dengan atasan
Cukup jelas, hubungan asmara antara atasan dan bawahan bisa membuat seseorang keluar dari pekerjaannya.

8. Lupa untuk mengecek ulang pekerjaan
Saat bekerja dengan angka, periksa pekerjaan Anda dengan hati-hati. Satu tambahan angka nol saja bisa membuat Anda menjadi pengangguran.

9. Memusuhi rekan kerja
Untuk melakukan kerja dengan efektif, Anda membutuhkan kerjasama, dukungan dan niat baik dari orang-orang sekeliling.

10. Menunjuk kesalahan kepada orang lain
Jika anda membuat kesalahan, jangan ragu untuk mengakui. Jangan berusaha untuk menyembunyikan kesalahan Anda atau lebih parah lagi menyalahkan orang lain.

9 April 2011

Fun Business Trip

Anda terpilih untuk mewakili perusahaan pergi untuk bertemu dengan klien di luar negeri. Nah, karena mewakili perusahaan, Anda pun menjalaninya dengan kaku dan tegang. It's a big no no dear. Anda tetap bisa kok membuat perjalanan dinas Anda menjadi mudah dan menyenangkan.

Cerdas Dalam Mengemas Barang
Sebaiknya jangan membawa pakaian dan sepatu yang berlebihan. Bawa lebih banyak pakaian yang berwarna gelap. Selain cocok untuk berbagai situasi, saat terkena noda, pakaian gelap juga tidak mudah terlihat kotor. Padu padankan wardrobe yang ada secara maksimal. Pakailah pakaian resmi saat di perjalanan, agar ketika sampai di tujuan Anda bisa langsung bertemu klien untuk meeting. Jangan lupa untuk menyisakan ruang di dalam koper Anda untuk membawa oleh-oleh.

Istirahat Yang Cukup
Usahakan untuk tetap menjaga jam tidur selama perjalanan panjang. Hal ini penting untuk tetap menjaga stamina Anda selama business trip. Namun jika ternyata Anda menderita insomnia,disarankan untuk membawa eye maskuntuk digunakan di pesawat. Gunanya untuk menghindari timbulnya lingkaran hitam di bawah mata yang dapat merusak penampilan. Anda tidak mau kan saat bertemu klien wajah Anda terlihat kusam dan tidak bersemangat.

Puaskan Diri Anda
Berbelanjalah tanpa rasa bersalah. Menghamburkan uang untuk membeli barang yang Anda inginkan di negara yang baru saja dikunjungi untuk kesenangan diri sangat dibolehkan. Eits, hanya saja Anda harus menyesuaikan budget sedari awal. Ini penting agar Anda tahu dengan pasti berapa besar uang yang akan Anda pakai, sehingga Anda bisa membeli barang yang Anda inginkan tanpa harus takut mengalami kesulitan finansial saat kembali ke kota Anda.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...