Tampilkan postingan dengan label successful meeting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label successful meeting. Tampilkan semua postingan

16 Agustus 2011

Apa Yang Diukur Oleh Psikotes?


Sebenarnya apa, sih, yang dilihat perusahaan dari psikotes? Lalu, sejauh mana psikotes mempengaruhi keputusan perusahaan untuk merekrut kita?

Psikotes atau yang istilah kerennya disebut psychologicalassessment merupakanproses pengumpulan dan pengintegrasian data individu dengan tujuan melakukan evaluasi psikologis. Proses ini menggunakan alat bantuseperti tes, wawancara, studi kasus, observasi, dan prosedurpengukuran lain.
Jikadikaitkan dengan tujuan seleksi pekerjaan, psikotes merupakan prosesuntuk melihat apakah ada kesesuaian dari karakter individu denganpersyaratan jabatan atau pekerjaan. Sehingga nantinya pelamar yangditerima memang merupakan orang yang paling tepat dengan jabatanatau pekerjaan yang dituju. Istilahnya: theright man in the right place.

Misalnya untuk posisi accounting,perusahaanakan mencari individu yang memiliki tingkat ketelitian kerja dan dayatahan tinggi. Sementara untuk posisi marketing,perusahaanakan mencari individu yang menyukai kerja lapangan, suka bertemuorang lain, suka tantangan, motivasi kerja tinggi, dan memilikiinisiatif kerja yang baik.
Jadibagi kita yang cenderung introvert,nggakusah heran, deh, kalau gagal terus pas melamar posisi marketing.Karakterkita nggak sesuai dengan karakter pekerjaan, sih....

Apayang diukur?
Ada tiga hal utama yang digali dari individu saatpsikotes, yaitu:

Aspek kemampuan
Misalnyakemampuan analitis dan sintesis (daya nalar) dalam pemecahan masalah,kemampuan hitungan, pengetahuan umum, dll.

Aspek sikap kerja
Misalnyakecepatan kerja, ketelitian, daya tahan terhadap tekanan (stres),ketekunan, keteraturan dalam bekerja, dll.

Aspek kepribadian
Misalnyakepemimpinan, kerjasama, kematangan emosi, kepercayaan diri,penyesuaian diri, keterampilan interpersonal, motivasi, dll.

Kenapa tesnya berbeda-beda?
Adabanyak variasi alat tes. Tentunya, masing-masing alat tes mengukursuatu hal yang spesifik. Psikolog atau biro psikologi akanmenggunakan alat tes yang dirasa sesuai kebutuhan. Karena itu, tiapperusahaan bisa menggunakan kombinasi alat tes yang berbeda.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar, karena bisasaja jobrequirementyang dibutuhkan berbeda meski jabatannya sama. Misalnya,kompetensi yang dibutuhkan manajer HRD di perusahaan media berbedadengan manajer HRD di perusahaan minyak.

Selain itu, standar yang dibutuhkan setiap perusahaan juga berbeda.Contohnya, nih, nilai 7 pada aspek kepemimpinan di perusahaan Xdianggap cukup untuk menjalani tugas sebagai manager. Sementara diperusahaan Y, standar minimal untuk menjadi manager adalah nilai 8.

Biasanya,perbedaan tersebut juga dipengaruhi karakteristik dan budayaperusahaan. Antara perusahaan lokal vs multinasional, perusahaan kotakecil vs kota besar, maupun perusahaan industri vs jasa, kebutuhannyatentu berbeda, dong. Karena itu, kombinasi psikotesnya pun berbeda.

Cara Menolak Mutasi

Anda termasuk yang ingin menolak mutasi? Bisa-bisa saja, asal alasannya masuk akal dan meyakinkan, seperti:
  • Saya kurang berpengalaman...”

Ini hanya berlaku bagi kita yang dimutasi untuk memegang posisi dan tanggung jawab lebih tinggi di tempat baru. Kasih alasan bila kitamerasa belum cukup pengalaman untuk mengemban tugas tersebut dan masih banyak hal yang perlu kita pelajari di kantor sekarang.
Biasanya, sih, atasan lebih mudah menerima jika alasan kita berhubungan dengan kinerja, dibanding alasan yang sifatnya pribadi seperti nggak berani pindah sendirian ke kota lain.

  • Saya harus menjaga ortu.”

Jika ortu lagi sakit, utarakan saja. Katakan pada atasan atau HRD, bahwa kita adalah orang yang diandalkan di rumah untuk merawat ortu, membeli obat, mengantar ke rumah sakit, dan lainnya.
Sebaliknya jika ortu sehat, ya, jangan diaku-aku sedang sakit (nanti malah kejadian, ah). Mending, utarakan bahwa ortu sudah tua dan kita takut terjadi apa-apa jika meninggalkan mereka berdua saja di rumah—jangan lupa ngibul, seolah semua kakak-adik kita ada di luar kota.

  • Saya mau menikah!”

Syaratnya: orang-orang kantor tahu bahwa kita memang punya pacar—syukur-syukur si dia memang sudah melamar atau setidaknya ada niat serius. Jika atasan bertanya kapan tanggal pernikahannya, bilang saja masih dibicarakan oleh pihak keluarga.

Populer di Kantor Baru

Kecuali kita secantik model atau anak bos, kemungkinan untuk langsung populer di kantor baru memang kecil. Tapi, bukan berarti mustahil.
Tanpa bermaksud sok eksis, banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh jika kita populer di kantor. Misalnya, nih, kita jadi nggak segan meminta bantuan saat mengalami kesulitan.
Cukup dengan beberapa trik, kita bisa, kok, cepat dikenal oleh para 'penghuni' lama.

Kenali Si Populer
Dalam waktu kurang dari seminggu, biasanya kita sudah bisa mengenali siapa si populer di kantor. Ada yang populer karena prestasinya, ada yang populer karena kelakuan minusnya, ada juga yang populer karena supel. Saran CC, nih, dekati yang supel. Kenapa? Karena tipe ini biasanya punya banyak teman—bahkan dari divisi berbeda. Berteman dengan tipeini otomatis membuka peluang kita kenal lebih banyak orang.

Gabung Makan Siang
Pas jam makan siang, jika melihat ada rombongan mau berangkat makan, bertanyalah pada mereka apakah kita boleh gabung. Kalau belum pede gabung ke kelompok besar, minimal gabung ke rekan yang duduknya bersebelahan dengan kita, deh. Yang penting, usahakan makan siang dengan rekan baru, jangan malah melipir sendirian.

Sogokan Perut
Cari tahu ke sekretaris, jenis makanan apa yang biasanya disukai rekan satu divisi. Lalu, jangan pelit keluar modal untuk membeli makanan tersebut dan meletakkannya di meja umum. Jika nggak ada meja umum, letakkan saja di meja kita, sambil menawarkan setiap orang untuk mengambilnya. Nggak perlu makanan mahal, sekadar cemilan ringan juga akan meninggalkan kesan, kok. Dari perut turun ke hati, kan.

Hindari Menjadi Public Enemy No. 1

Mengontrol pikiran rekan kerja pastinya sulit. Lebih baik kita benahi dulu perilaku yang kurang menyenangkan. Siapa tahu selama ini kita sering melakukan sesuatu yang bikin sebal orang lain, seperti: 
 
1.Komentar mulu!
Senang menganalisa segala sesuatu membuat diri kita terlihat sok tahu di mata rekan kerja. Nggak perlu, deh, mengomentari pakaian orang lain kalau memang Anda sendiri nggak modis. 


2.Sok serius
Anda datang terlambat, mengambil jam makan siang ekstra panjang, dan baru bekerja serius di atas pukul 14.00. Anda pun ingin semua orang ngeh bahwa Anda meninggalkan kantor di atas pukul 17.00. Ternyata sikap ini nggak bakal bikin siapa pun terkesan. 


3.Tukang gosip
Infotainment kalah update dibanding info yang Anda miliki. Tapi, nggak semua hal harus disebarkan kepada rekan kerja. Sebelum kehilangan kepercayaan teman, belajar menyimpan rahasia dulu, deh.


5.Devil’s advocate
Paling doyan, tuh, punya pendapat beda dari rekan kerja. Bisa dapat teman debat, sih. Please, deh, semua orang capek menghadapi Anda yang siap ‘menantang’ mereka hanya untuk membuktikan kehebatan Anda. 


6.“Eh, tahu nggak…”
Jika Anda termasuk orang yang senang mengobrol, sebaiknya segera hentikan niat tersebut saat rekan kerja cuma memberikan komentar, “Oh… iya, ya?” Mereka memberikan tanggapan standar karena tidak tertarik pada topik yang Anda lontarkan, tuh.

3 Agustus 2011

Sudahkah Anda Memiliki Inteligensi Kolektif?


Seorang teman yang bertanggung jawab menangani divisi sumber daya manusia di sebuah universitas, mengeluhkan betapa para ilmuwan, dosen, bahkan profesor, sangat sulit bekerja sama. Teman lain, yang bekerja di rumah sakit, ternyata mempunyai keluhan yang sama.
Di satu sisi organisasi berjuang keras untuk mendapatkan individu terbaik dan terpintar, namun di sisi lain saat orang-orang pintar ini berkumpul, proses diskusi malah menjadi lebih alot dan bahkan bisa tidak menghasilkan apa-apa. Bukankah kita memang sering merasakan bahwa kerja tim malahan bisa jadi tidak lancar bila beranggotakan orang-orang pintar?
Dalam kesebelasan sepak bola, kumpulan para bintang bisa tidak membentuk tim yang hebat. Tim elit top manajemen perusahaan yang berisi orang-orang pintar pun seringkali punya masalah untuk bersinergi. Bukankah tim Obama juga disebut sebagai “too many brains team”, namun kerap dikritik karena lamban dalam mengambil keputusan? Bagaimana kita menyikapi dan menyiasati hal ini?

Usaha untuk memperkuat koordinasi, menebalkan kohesi serta sinergi terus-menerus kita dengar dan bicarakan. Berbagai program pelatihan, camp dan outbound dilakukan agar individu lebih bersatu dan saling memahami satu sama lain. Namun, tetap banyak yang mengeluhkan betapa sinergi tetap saja seolah tertahan dan tidak terjadi.
Tidak jarang terjadi, dalam sesi-sesi brainstorming yang dilakukan orang-orang pintar, ide-ide yang muncul seringkali terasa tertahan dan bahkan basi. Kinerja kolektif yang di atas kertas semestinya lebih baik dari rata-rata kehebatan masing-masing individu, malahan berkinerja di bawah rata-rata. Sebaliknya, ada kelompok yang anggotanya biasa-biasa saja, namun ketika membentuk tim malah bisa menghasilkan prestasi luar biasa yang bahkan membuat kejutan bagi anggotanya sendiri.
Apa rahasianya sehingga sebuah tim, apalagi tim yang terdiri atas para bintang, bisa menunjukkan kinerja kinclong dan smart? Bagaimana menumbuhkan kekuatan “collective intelligence” yang disebut-sebut bisa melipatgandakan prestasi dan menjadi faktor kunci dari keberhasilan suatu tim dan organisasi?

Kolaborasi dan peduli

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kinerja sebuah kelompok dalam membuat tugas semacam puzzle,brainstorming, dan negosiasi, lebih baik daripada hasil kerja masing-masing individunya. Ketika diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan yang dihasilkan oleh kelompok tidak banyak kaitannya dengan kohesi, kedekatan interpersonal, motivasi, maupun kepuasan individu, namun lebih dipengaruhi faktor care atau kepedulian. Setiap individu tidak hanya peduli pada keberhasilan tugas dan peran pribadinya, namun ingin rekannya juga berhasil. Bila kegiatan team-building dan outbound yang dilakukan baru semata mempererat kohesi, merekatkan hubungan interpersonal kelompok, namun belum menyentuh suasana hati dan ego dari masing-masing individu, kita tidak bisa berharap banyak bahwa kegiatan itu akan betul-betul bisa membawa dampak positif sekembalinya mereka ke tempat kerja.

Orang-orang yang cerdas dan berprestasi kita lihat mempunyai kemauan yang keras. Selain itu, individunya juga sangat percaya pada prinsip dan pendapatnya sendiri. Ini adalah kekuatan, namun sekaligus berpotensi menjadi sumber perpecahan dalam kelompok. Hanya bila individu menyadari kekuatan dan peran dirinya, sambil melihat kekuatan dan peran orang lain, kemudian terbuka mata dan pikirannya untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama, barulah bisa timbul percikan sinergi. Kuncinya adalah kesadaran bahwa tidak ada anggota tim yang bisa sukses tanpa memastikan kesuksesan orang lain. Jadi tugas kita adalah membuat orang lain bisa melakukan perannya dengan baik dan membuat orang lain terlihat baik, bukan malah menjatuhkannya. Ini tentu keyakinan yang perlu dibangun dengan fokus pada tujuan bersama dan keberhasilan bersama.

Terobos dinding ego
Dalam suatu perusahaan, individu-individu yang berkinerja bagus dipromosikan menjadi direksi. Di luar dugaan, tim yang tadinya solid ini malahan tiba-tiba tidak menghasilkan kinerja yang cemerlang lagi. Walaupun tidak berkonflik terbuka, terasa hubungan menjadi dingin dan setiap individu terkesan tetap bersikeras dengan gaya dan keahlian masing-masing. Suasana terasa hambar, bahkan enggan berkomunikasi satu sama lain. Ketika tim menemui jalan buntu dan akhirnya masing-masing berkesempatan membuka hati, barulah hubungan mencair dan komunikasi menjadi lebih tulus untuk bersatu dan menolong satu sama lain. Ternyata, individu yang berprestasi pun perlu juga digelitik kepekaan sosialnya, sehingga kembali bisa melihat lebih obyektif dan lebih mampu mendengar lebih aktif.

Teman saya berkomentar, “Orang-orang pintar, biasanya egonya juga sama-sama kuat.” Benarkah ini? Kita memang kerap melihat bahwa kerasnya ego individu bahkan mewarnai berbagai konflik skala nasional yang disorot media, entah itu kisruh PSSI, perseteruan anggota dewan yang terhormat, atau juga di jajaran kabinet. Bisa jadi, karena ego pribadi masih mendominasi, collective intelligence jadi sulit terwujud.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa individu yang inteligen belum tentu bisa membangun inteligensi kolektif. Individu yang mampu menumbuhkan inteligensi kolektif biasanya menjaga kepekaannya, banyak memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha tidak mendominasi pembicaraan walaupun sebenarnya ahli dalam topik pembicaraannya, sambil benar-benar mendekatkan hatinya dengan tim.

Dengan individu-individu yang berprestasi, dialog satu sama lain sangat penting, baik itu formal dan informal. Perlu ada keterbukaan yang tulus. Kita bisa membicarakan tugas atau proyek tertentu, tetapi spirit untuk menjaga kebersamaan perlu berakar di dasar kepribadian individu. Kita tidak bisa lagi memandang aspek emosional sebagai aspek penghambat prestasi. Justru pada orang yang sudah berprestasi, aspek emosilah yang mempengaruhi mental dan spiritnya. Itulah sebabnya pemimpin dari kelompok berprestasi ini selalu menggunakan pendekatan kembar, yaitu tugas dan hubungan interpersonal. Hanya melalui pendekatan yang dalam inilah trust bisa dikembangkan, berdampingan dengan good-will organisasi.

Cara Agar Presentasi Mampu Memikat Audience


Presentasi menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Dasar masalahnya adalah pada ketidakmampuan melakukan public speaking, ditambah dengan penguasaan materi yang kurang atau ketidaksiapan dalam menyusun bahan presentasi itu sendiri. Padahal, presentasi dapat berjalan efektif selama Anda mempersiapkannya dengan matang. Berikut adalah langkah-langkah menyiapkan presentasi:

1. Persiapan dapat dimulai dengan mengenali audience yang akan menyimak presentasi Anda. Mengenali audience dapat membantu Anda menyiapkan bentuk komunikasi yang akan Anda pilih untuk menyampaikan pesan.

2. Setelah itu, pikirkan poin-poin paling penting yang wajib Anda sampaikan kepada audience. Masukkan poin-poin tersebut ke dalam slide presentasi, dan imbangi dengan visual seperti gambar atau video. Perlu diingat, sampaikan hanya satu ide untuk satu slide presentasi agar audiencefokus pada poin yang ingin Anda tekankan.
Dalam satu slide, tampilkan maksimum 7 sampai 8 kalimat saja. Semakin sedikit teks, maka akan semakin menarik presentasi Anda. Gunakan ukuran atau jenis huruf yang berbeda jika Anda ingin audience mengingat pesan yang menurut Anda penting.

3. Persiapan juga bisa dilanjutkan dengan mengatur waktu presentasi sesuai dengan waktu yang disediakan oleh klien, atau oleh panitia jika presentasi berbentuk lomba. Bagi waktu dengan baik untuk menyiapkan alat-alat pendukung, waktu untuk memperkenalkan diri, waktu untuk inti presentasi, dan waktu untuk sesi tanya-jawab.

4. Jangan lupa untuk membuka presentasi dengan memperkenalkan diri dan menutup presentasi denganmenyampaikan kesimpulan. Kata-kata untuk pembuka dan penutup presentasi ini juga harus disiapkan. Inti dari presentasi adalah menjual. Apakah menjual produk, konsep, ide, atau bahkan diri Anda sendiri. Maksud menjual di sini adalah bahwa presentasi membantu Anda memperkenalkan diri Anda, produk, dan ide, kepada calon investor ataupun klien agar tertarik untuk bekerja sama.

Dalam hal percaya diri, Tjandra menyarankan agar hadir 15 menit sebelum presentasi agar dapat mempersiapkan alat dan bahan presentasi dengan baik, sehingga tidak terburu-buru saat akan tampil. Persiapkan segala pendukung presentasi selengkap mungkin untuk memperkecil resiko kesalahan yang bersifat teknis seperti listrik mati, slidemacet, dan lain sebagainya.

"Saat kita merasa siap, rasa gugup itu akan hilang sedikit demi sedikit saat kita sudah mulai berbicara," jelas Tjandra.
Tjandra juga menyarankan agar presenter tidak berdiri menghalangi cahaya yang menerangi slide presentasi. Presenter juga harus memegang pengeras suara dengan benar sehingga suara yang keluar jelas terdengar.
"Tempatkan mic di depan mulut, jangan di samping! Mic itu memperbesar suara dari tengah, bukan dari samping," tegasnya.

Selain itu, mempersiapkan catatan-catatan pendukung berguna untuk memperkecil resiko "blank" saat presentasi berlangsung. Catatan-catatan kecil dalam genggaman tangan bisa membantu untuk mengingatkan ketika mendadak lupa pada materi presentasi karena gugup atau karena konsentrasi terpecah.
Terakhir, jangan gunakan pakaian atau perhiasan berlebihan yang membuat orang lebih fokus melihat penampilan Anda ketimbang materi presentasi Anda. 

Karakter yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Model

Kompetisi kecantikan atau ajang pencarian bakat perempuan muda banyak bertebaran. Semakin banyak kesempatan terbuka bagi perempuan muda untuk menjadi sosok ternama atau meraih gelar tertentu sebagai bentuk apreasiasi potensi diri. Ajang tahunan Anggun Mencari Bintang Pantene satu di antaranya. Ajang ini diklaim mampu membekali talenta muda untuk mengenali dirinya lebih mendalam. Pasalnya, perempuan muda mendapatkan mentor yang bersedia berbagi ilmu dan pengalaman, memberikan arahan, dan tentunya motivasi.

Desainer busana dan pebisnis fashion, Musa Widyatmodjo untuk kedua kalinya terlibat menjadi mentor dan juri di ajang pencarian berbakat inisiasi P&G Indonesia ini. Menurut Musa, ajang ini memiliki pendekatan berbeda. Para mentor dari berbagai latar belakang, seperti Helmy Yahya, Chantal Della Concetta mau berbagi secara maksimal kepada bakat muda ini. Musa mengatakan, perempuan muda bertalenta membutuhkan dukungan, tempat berbagi dan arahan serta penilaian yang jujur.

"Para mentor memberikan pendekatan berbeda dengan metode sharing. Peserta ajang pencarian bakat ini juga diberikan arahan. Banyak peserta yang ingin menjadi model misalnya, tetapi tingginya tidak cukup. Padahal untuk menjadi model minimal tinggi 172 cm. Perempuan muda ini harus realistis. Boleh bermimpi tapi harus realistis. Mereka perlu diberikan arahan sehingga bisa mencari altenatif. Mungkin jika tingginya tidak cukup, bisa menjadi model foto tetapi bukan untuk di catwalk. Atau misalnya ada peserta yang punya bakat menari tradisional, ini bisa diarahkan. Pernari tradisional itu langka, dengan fokus pada potensi itu dia bisa keliling dunia, hidup nyaman meski tak bisa menjadi pesinetron seperti yang diinginkannya," jelas Musa kepada Kompas Female di sela kegiatan P&G Beauty & Grooming, Yogyakarta.

Menjadi terkenal itu tidak penting, lanjut Musa. Yang penting dipahami perempuan muda bertalenta adalah mengenal dirinya, juga bakat dan potensinya. Membuat keputusan untuk dirinya sendiri, dan memperjuangkan keinginannya bukan keinginan orangtua atau siapapun. Ia menyontohkan, ada ibu yang menginginkan anaknya terkenal dengan menjadi model. Sebagai anak, memperjuangkan keinginan sendiri, untuk menjadi penari misalnya, bukan berarti membangkang. Namun justru anak tersebut mengenal dirinya, potensinya dan bersikap realistis dengannya.

Menjadi menarik dan cantik itu gampang, namun tidak bisa dijual selamanya, kata Musa. Perempuan muda juga perlu membekali dirinya dengan karakter yang kuat sehingga bisa menjadi bekal untuk menggali potensi diri kapan pun.

Untuk memiliki karakter kuat, setiap individu perlu terlatih menerima penilaian jujur dari orang lain yang lebih pakar di bidangnya. Penilaian jujur inilah yang membentuk kepribadian seseorang lebih matang dan tangguh. Sekaligus ia juga bisa belajar untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan mengenali lebih dalam dirinya, dan menjadi lebih realistis dengan mimpinya.

Selanjutnya, Musa berulang kali menegaskan siapa pun perlu fokus menjalani bidang yang dipilihnya, jika ingin sukses. "Fokus dengan apa yang dijalankan, memiliki karakter dan profesional, itu kunci sukses seseorang dalam apa pun bidang yang dipilihnya," tutup Musa.

Sering Gagal Mendapat Klien


"Kurang lebih sudah 1,5 tahun saya bekerja sebagai marketing iklan atau AE (Account Executive). Selama itu pula, saya sudah bekerja di tiga perusahaan yang berbeda. Selama menjalankan profesi ini prestasi kerja saya kurang bagus. Ini terlihat dari seringnya saya gagal dalam mencapai target penjualan. Padahal, sebenarnya saya menikmati pekerjaan ini. Namun, entah mengapa saya sering gagal dalam mencapai "closing" dengan klien. Mohon sarannya agar karier saya di bidang ini bisa maju." (Rere, Jakarta)
Sebagai langkah awal, menurut Donna Turner, praktisi Sumber Daya Manusia di EXPERD, Anda perlu melakukan evaluasi kinerja pada diri Anda.

1. Evaluasi tingkat kedisiplinan
Disiplin yang dimaksud, bagaimana kepatuhan Anda pada sikap dan kebiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk mempertahankan kinerja yang baik dan mencapai target kerja. Sudahkah Anda disiplin dalam mencapai target penjualan? Apakah kebiasaan-kebiasaan baik ini sudah Anda lakukan secara konsisten?
Misalnya, tugas AE antara lain meyakinkan klien/prospek mengenai produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk dapat meyakinkan klien, dibutuhkan pemahaman produk dan jasa secara lengkap. Sudahkah Anda menuntaskan "PR" untuk memelajarinya, sehingga yakin dengan "jualan" Anda? Apakah Anda mengenali persis apa saja kelebihan dan kelemahan produk Anda dibanding produk lain serupa? Apakah harga yang ditawarkan layak dan kompetitif?
Dengan memelajari aspek ini secara konsisten, Anda dapat mengantisipasi dan memprediksi alasan klien menaruh minat atau keberatan pada tawaran Anda. Dengan begitu, Anda dapat segera mengambil langkah tepat.
Disiplin lain adalah melakukan pemetaan dan identifikasi pada karakteristik prospek/klien. Seberapa jauh Anda sudah mengerjakan PR ini sebelum bertemu klien? Sudahkah Anda mengidentifikasi, kira-kira berapa budget mereka? Hal ini akan membantu Anda dalam menawarkan produk yang kurang lebih setara dengan budget mereka.

2. Evaluasi kemampuan pribadi
Apakah secara kuantitas dan kualitas mendukung untuk mampu menggiring Anda sukses mencapai closing? Sebagai contoh, sudah pernahkah Anda mengikuti pelatihan selling technique? Sudahkah meningkatkan keterampilan ini? Bagaimana kemampuan komunikasi? Apakah Anda pendengar yang baik atau pembicara yang efektif? Sudahkah berlatih mengenal ragam penolakan klien dan menyikapi penolakan itu secara strategis? Keterampilan-keterampilan ini dapat terus dilatih dan dikembangkan. Dengan begitu, kepekaan dan keefektifan Anda memahami dan melakukan selling akan semakin terasah.
Keterampilan lain yang juga mutlak dimiliki AE adalah customer care. Ini merupakan proses pemberian servis secara kompetitif dan bermanfaat pada customer/klien, demi memaksimalkan nilai produk atau jasa yang Anda tawarkan pada mereka. Klien tentu akan merasa senang dengan servis yang baik dari pihak AE. Bukan sekadar penampilan menarik, namun juga sopan santun, dan cekatan.
Hal-hal seperti ini sangat menunjang keberhasilan melakukan closing dengan klien, mengingat tipe dan gaya komunikasi klien juga sangat beragam. Sesuaikan dengan gaya mereka, bila ingin memenangkan hati mereka, dalam koridor profesional tentu.

3. Evaluasi kerja Anda
Ini dapat dilihat seberapa jauh Anda sudah menerapkan perilaku inovatif dan spontan di luar persyaratan tugas formal untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan. Kreativitas juga menjadi kunci utama dalam menawarkan iklan, misalnya dalam kasus Anda sudah tidak terlalu efektif lagi bila menawarkan diskon pada klien, maka tidak menutup kemungkinan Anda bisa menawarkan program yang terintegrasi pada klien.
Aktiflah berkonsultasi dan berkomunikasi dengan atasan. Klarifikasi seberapa besar Anda diberi keleluasaan menjaga margin, seberapa besar diskon bisa diberikan, serta bonus bisa dikeluarkan pada klien. Klarifikasi sampai level apa dan seberapa jauh keleluasaan dan kepercayaan diberikan perusahaan kepada Anda. Bina team work dan kolaborasi yang baik dengan tim kreatif di perusahaan untuk mengoptimalkan penjualan Anda.

25 Juli 2011

Tipe Rekan Kerja

Si Pemegang Kunci 
Pegawai yang paling berpengaruh di dalam suatu perusahaan tidak harus selalu dari jajaran para pimpinan. Tidak sedikit pegawai yang berusaha sekuat tenaga untuk mencari perhatian dari para pimpinan perusahaan, dan mereka sering tidak menyadari bahwa seorang pegawai administrasi atau sekretaris eksekutif yang sering dianggap bukan siapa-siapa justru merupakan orang-orang yang berperan di balik layar. 

Orang-orang ini memegang kunci informasi apa yang menjadi prioritas para pimpinan, termasuk jadwal dan suasana hati para pimpinan tersebut. Memiliki hubungan baik dengan mereka akan memudahkan Anda, terutama di saat-saat keadaan darurat. Mereka juga dapat memberi masukan yang berharga atas kapan Anda dapat atau tidak dapat bertemu dengan bos untuk berkonsultasi soal pekerjaan. 

Si Pemerhati Gosip 
Tidak seperti mereka yang senang menyebarkan gosip, si pemerhati gosip benar-benar mengetahui perkembangan perusahaan yang relevan, serta paham betul dengan politik perusahaan. Si pemerhati gosip tetap menjalankan tugasnya dengan baik, dan selalu memasang telinganya tanpa perlu ikut bergabung untuk ngerumpi. 

Menjalin hubungan baik dengan orang yang dapat menyimpulkan informasi serta dapat menyaring apakah informasi yang digosipkan memang betul atau tidak sangatlah penting bagi Anda, terutama di masa-masa peralihan. Bisa jadi si pemerhati gosip mengetahui tentang rencana proyek perusahaan, pemotongan dana atau pengurangan pegawai sebelum informasi disebarkan melalui jalur resmi. 

Tidaklah rugi memiliki teman yang dapat dipercaya terutama jika perubahan penting tersebut memang terjadi, Anda sudah tahu jauh hari sebelumnya.

Si Makhluk Sosial 
Paling tidak di setiap perusahaan selalu ada tipe orang yang tampaknya kenal dan berhubungan baik dengan semua orang. Dekati mereka. Mereka tidak pernah lupa muka, nama atau detail mengenai orang-orang di perusahaan. Dekat dengan mereka akan dapat membantu Anda terutama jika Anda seorang yang pemalu atau merupakan pegawai baru di perusahaan. 

Orang seperti ini pintar berbicara dan berkolaborasi; mereka dapat membantu Anda menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan memudahkan Anda untuk berkenalan dengan pegawai dari departemen lain. Perhatikan cara mereka berkolaborasi ataupun berinteraksi. Cara ini dapat membantu Anda meningkatkan keterampilan interpersonal Anda dan kemampuan untuk berkolaborasi dengan yang lain.

Si Tenang dan Berpengalaman 
Mereka adalah orang yang berpengalaman dalam temperamen dan tidak bisa diidentifikasikan oleh usia. Di saat-saat yang sangat sibuk dan dikejar deadline, mereka tetap dapat menyelesaikan tugas dengan cara yang tenang dan efisien. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk membagi pengalaman saat menghadapi saat-saat yang sulit dan menegangkan serta memberikan kiat-kiatnya. Tidak peduli apakah Anda mencari mereka untuk meminta saran atau menjadikan mereka mentor Anda, pekerja yang tangguh dan bijaksana ini sangat penting untuk ditiru.

Mengetahui hubungan yang tepat dan berpengaruh di tempat kerja sama pentingnya dengan mengerti siapa yang harus didekati, dan siapa yang harus dijauhi. Oleh karena itu, kenali tipe rekan kerja yang telah disebutkan sebelumnya di tempat kerja Anda, dekati mereka --- tidak pernah ada kata terlalu cepat atau terlambat untuk memulai suatu hubungan yang sangat berharga ini.

TEKANAN VS PRODUKTIVITAS 
Siapa bilang orang dewasa di tempat kerja terbebas dari pengaruh tekanan rekan sekerja? Sama seperti tekanan yang pernah kita rasakan saat masih duduk di bangku sekolah, tekanan dari rekan sekerja memberi pengaruh yang sangat besar pada produktivitas karyawan. 

Contohnya, kasir yang bekerja bersebelahan dengan kasir yang cekatan, produktivitas kerjanya akan meningkat. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan tidak seorang pun ingin dicap sebagai pekerja yang lambat.

Pemalas atau si Rajin? 
Jika Anda termasuk tipe pekerja yang rajin dan mengerjakan proyek tertentu dengan satu tim kerja, Anda harus menyadari bahwa pengaruh Anda dapat memberikan dampak atas keberhasilan proyek untuk jangka panjang. Pada umumnya, setiap orang ingin disenangi oleh sesama rekan sekerja dan tidak ingin dicap sebagai pemalas.

Jika Anda termasuk tipe pekerja yang malas, sebaiknya Anda mendekati pekerja yang rajin dan belajar sebanyak mungkin darinya. Zaman sekarang banyak perusahaan yang tidak segan-segan memberhentikan pegawainya jika prestasi kerja tidak memadai.

Tetapi kadang-kadang seorang pemalas dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka jika diperhatikan oleh sesama rekan sekerja yang lain. Bila tidak ada yang mengawasi, mereka akan kembali ke kebiasaan lamanya.

Dengan mengumpulkan tim kerja yang tepat untuk menangani suatu proyek maka akan dapat memberikan hasil kerja yang baik, bahkan luar biasa. Bila paling tidak ada satu orang dari tim kerja memiliki antusiasme kerja yang besar dan dapat mempengaruhi anggota tim kerja yang lain maka tim kerja dapat bekerja sama secara hebat dan mencapai hasil yang luar biasa. Sikap antusias yang menular ini sering menjadi saksi dari awal majunya suatu perusahaan. 

Komitmen Berbuah Sukses


Orang yang memiliki komitmen adalah orang yang melakukan pendekatan terhadap suatu hal dengan penuh intensitas dan entusiasme. Termasuk dalam hal karier. Keberhasilan karier sangat dipengaruhi oleh komitmen Anda terhadap pekerjaan yang Anda geluti. Apa saja yang harus Anda lakukan?


* Kembangkan kekuatan Anda. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dalam satu atau dua hal.
* Pilihlah pekerjaan yang memang Anda sukai. Anda akan mau bekerja keras, tanpa syarat, jika Anda memang menikmati pekerjaan tersebut.
* Jangan terlalu banyak membuat target. Yang penting prioritas dan fokus. Ingat, tak ada manusia yang sempurna, termasuk Anda. Jadi, setelah Anda membuat priorotas, fokuslah. Ini akan membuat Anda tetap termotivasi untuk bekerja keras.
* Sukses tentu juga butuh disiplin. Paling tidak, disiplinlah pada diri sendiri.
* Jangan sungkan untuk mengakui kesalahan.
* Sebisa mungkin hindari konflik yang tak perlu, karena itu hanya akan menghabiskan energi dan waktu Anda.
* Jangan lupa, tersenyum dan tertawalah. Tertawa akan membuat Anda lebih relaks, sehingga Anda akan lebih mampu menghadapi persoalan, termasuk persoalan di tempat kerja.

10 Orang yang Anda Butuhkan dalam Jejaring


 Apabila ditanya apa yang paling penting dilakukan untuk mencapai kesuksesan karier, saat ini Anda pasti akan menjawab: dengan memiliki jejaring yang luas. Dengan jejaring, Anda akan mampu bertahan dalam karier. Namun, siapa, atau orang seperti apa, yang seharusnya Anda pilih masuk dalam network Anda?
Anda boleh saja memiliki tipe manusia apa saja untuk dikelompokkan ke dalam jejaring. Namun, Anda perlu memastikan bahwa Anda membangun jejaring yang beragam, dengan menambahkan orang-orang dari industri yang berbeda, latar belakang, kelompok usia, kelompok etnis, dan lain sebagainya. Membangun jejaring hanya dari orang-orang di bidang Anda atau fokus bisnis Anda hanya akan membatasi peluang-peluang pada masa depan.

Nah, mulai sekarang, evaluasi siapa yang ada dalam jejaring Anda, dan pastikan 10 tipe orang di bawah ini ada di dalamnya. 

1.  Mentor. Orang yang menempati posisi ini biasanya yang telah mencapai tingkat kesuksesan yang juga ingin Anda miliki. Anda bisa belajar dari pengalaman mereka, baik melalui kesuksesan maupun kesalahan-kesalahan yang pernah mereka lakukan. Hubungan ini akan memberikan perspektif yang unik karena mereka telah mengetahui jatuh-bangun yang sudah Anda lalui, dan menyaksikan bagaimana Anda berkembang.
2. Pelatih. Mereka ini selalu membantu Anda dengan keputusan-keputusan yang kritis, dan menawarkan pandangan yang obyektif tanpa pamrih. Anda pun tak sungkan selalu mengunjunginya setiap kali Anda mengalami kesusahan ataupun kegembiraan untuk dibagi.

3. Orang dalam di industri. Anda memilih orang yang memiliki akses di industri yang Anda dalami, dan mempunyai informasi yang dapat dipercaya. Anda akan selalu menerima informasi-informasi terbaru mengenai apa yang sedanghappening saat ini, dan apa yang akan menjadi tren dalam beberapa bulan ke depan.

4. "Trendsetter". Inilah sosok di luar bidang yang Anda tekuni, tetapi selalu memiliki informasi terbaru mengenai apa pun, yang bisa saja menarik bagi Anda. Orang ini perlu dimasukkan ke dalam jejaring Anda untuk menemukan koneksi yang memacu inovasi melalui cara yang tidak konvensional. Memiliki sosok ini juga akan membuat obrolan Anda semakin menarik.
5. Penghubung. Mereka memiliki akses ke sumber-sumber penting ataupun informasi yang biasanya Anda butuhkan. Mereka punya acara yang unik untuk menciptakan hubungan dan menemukan peluang yang dicari oleh banyak orang. Apabila mereka menemukan informasi yang dirasa berguna bagi Anda, mereka tak ragu mengirimkannya melalui e-mail atau segera menghubungi Anda. 

6. Idealis. Lingkup pergaulan Anda tak akan lengkap tanpa kehadiran si idealis ini. Tak peduli betapa mentahnya ide yang Anda lontarkan, mereka akan selalu siap membantu Anda mengolah ide dan mewujudkannya. Mereka tak pernah menilai apa yang Anda lakukan, dan berfokus saja untuk membantu Anda mewujudkan mimpi-mimpi Anda.
7.  Realistis. Kebalikan dari si idealis, Anda juga membutuhkan si realistis ini untuk membantu Anda tetap "menjejak di tanah". Mereka akan memberikan pendapatnya apabila mengetahui harapan-harapan Anda sudah melebihi upaya yang bisa Anda lakukan. Mereka tidak sedang berusaha membuyarkan mimpi Anda, tetapi menantang diri Anda untuk secara aktif mencapai apa yang Anda inginkan.

8. Visioner. Mirip dengan si idealis, tetapi mereka dapat membantu Anda menyusun rencana aktual untuk mencapai tujuan Anda. Orang-orang yang visioner menginspirasi Anda melalui pengalaman atau perjalanan yang telah mereka lakukan. Kalau bisa menemukan celah untuk bertemu dengan tipe visioner ini, Anda bisa mengubah arah dalam kehidupan Anda.

9. Partner. Inilah tipe yang mungkin paling mudah Anda cari. Ialah orang yang memiliki minat yang sama, dan Anda butuhkan untuk berbagi. Sesuai faktanya, partner biasanya memang berbagi. Tidak hanya berbagi kesedihan dan kegagalan, tetapi juga kegembiraan dan kesuksesan. Partner juga akan berbagi peluang dan informasi.

10. "The wanna-be". Dengan orang ini, Anda justru bisa bertindak sebagai mentor. Mengapa penting untuk memiliki seseorang untuk dididik atau diasuh? Karena cara terbaik untuk mengetahui bahwa Anda memahami sesuatu adalah jika Anda mampu menjelaskannya kepada orang lain. Anda bisa membantu membentuk dan mengarahkan orang ini sesuai pengalaman Anda. Jika orang ini sukses mencapai tujuannya, Anda pun akan mengetahui bahwa Anda juga berhasil.

9 April 2011

Fun Business Trip

Anda terpilih untuk mewakili perusahaan pergi untuk bertemu dengan klien di luar negeri. Nah, karena mewakili perusahaan, Anda pun menjalaninya dengan kaku dan tegang. It's a big no no dear. Anda tetap bisa kok membuat perjalanan dinas Anda menjadi mudah dan menyenangkan.

Cerdas Dalam Mengemas Barang
Sebaiknya jangan membawa pakaian dan sepatu yang berlebihan. Bawa lebih banyak pakaian yang berwarna gelap. Selain cocok untuk berbagai situasi, saat terkena noda, pakaian gelap juga tidak mudah terlihat kotor. Padu padankan wardrobe yang ada secara maksimal. Pakailah pakaian resmi saat di perjalanan, agar ketika sampai di tujuan Anda bisa langsung bertemu klien untuk meeting. Jangan lupa untuk menyisakan ruang di dalam koper Anda untuk membawa oleh-oleh.

Istirahat Yang Cukup
Usahakan untuk tetap menjaga jam tidur selama perjalanan panjang. Hal ini penting untuk tetap menjaga stamina Anda selama business trip. Namun jika ternyata Anda menderita insomnia,disarankan untuk membawa eye maskuntuk digunakan di pesawat. Gunanya untuk menghindari timbulnya lingkaran hitam di bawah mata yang dapat merusak penampilan. Anda tidak mau kan saat bertemu klien wajah Anda terlihat kusam dan tidak bersemangat.

Puaskan Diri Anda
Berbelanjalah tanpa rasa bersalah. Menghamburkan uang untuk membeli barang yang Anda inginkan di negara yang baru saja dikunjungi untuk kesenangan diri sangat dibolehkan. Eits, hanya saja Anda harus menyesuaikan budget sedari awal. Ini penting agar Anda tahu dengan pasti berapa besar uang yang akan Anda pakai, sehingga Anda bisa membeli barang yang Anda inginkan tanpa harus takut mengalami kesulitan finansial saat kembali ke kota Anda.

Belajar Mendengarkan Mampu Meningkatkan Karir

Begitu keluar dari ruang rapat, kita mungkin lupa akan satu-dua keputusan yang diambil dalam rapat itu. Sebagai staf, mungkin kita merasa bahwa tugas kita adalah mengikuti rapat dan mendengar apa yang dibicarakan atasan. Sebagai pimpinan (bagian, departemen, divisi, atau perusahaan), kita keluar dari ruang rapat besar mungkin juga sudah tak ingat apa yang dikeluhkan staf. Apa yang disampaikan bawahan masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.
Salah satu kemungkinan mengapa karyawan lupa ialah karena merasa dirinya tidak terlibat (engaged) di dalam persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan. Saat bekerja, ia merasa cukup bila sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya sesuai diskripsi pekerjaan. Ia tidak terdorong untuk memberi kontribusi lebih jauh, apa lagi memberi yang terbaik bagi perusahaan. Di dalam rapat, ia hanya “mendengar”, dan bukan “mendengarkan”.
Dengan “mendengar”, siapapun yang hadir dalam rapat akan menerima gelombang suara orang yang berbicara. Tapi, materi yang disampaikan tidak dicerna. Dengan “mendengarkan”, seseorang secara aktif menerima gelombang suara pembicara dan mencerna maknanya. Sikap seperti ini akan membuatnya tidak gampang lupa. Dan, yang mesti bersikap seperti ini bukan hanya bawahan, staf, tapi juga manajer dan eksekutif. Di ruang rapat maupun di luar ruang rapat.
Bagi banyak orang, tindakan mendengarkan secara aktif barangkali membosankan, walaupun banyak orang juga enggan berbicara dan menyampaikan pikirannya. Namun banyak ahli manajemen dan komunikasi yang meyakini bahwa inilah kunci untuk memahami orang lain. Dengan mendengarkan secara aktif, kita berusaha berempati pada yang berbicara, mencoba memahami apa yang dikatakan. Orang yang berbicara pun merasa lebih dihargai. Ada yang menyebut ini sebagai “mendengarkan dengan empati”.
Sebagai kunci untuk memahami orang lain, mendengarkan pandangan teman satu tim kerja menjadi penting. Kesalahpahaman dapat dikurangi. Masing-masing anggota tim akan mengerti kekurangan dan kekuatan masing-masing, untuk kemudian saling mengisi. Dari sinilah kerja sama tim mulai terbentuk. Dan bila kimiawi sesama anggota tim sudah melebur, kerja sama tim akan menjadi kekuatan yang hebat.
Kemampuan “mendengarkan” dengan empati menjadi kian krusial bila tim terdiri atas orang-orang yang berbeda latar belakang: entah suku (atau malah bangsa), pendidikan, atau pun pengalaman kerja. Keragaman orang di dalam satu tim bisa memperkaya sudut pandang dalam melihat persoalan. Namun di sisi lain, harus ada upaya yang lebih kuat untuk membangun kimiawi tim dan memulainya dengan membangun kemauan untuk mendengarkan. Sebab, latar belakang akan mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi.
Anggota tim yang terbiasa berbicara banyak mesti berusaha mengerem lidahnya. Anggota tim yang sering kali diam (tapi mungkin penuh uneg-uneg) lebih baik berusaha mengungkapkan pikirannya. Kalau saya tidak salah, perusahaan consumer goods Protect & Gamble mengembangkan program pelatihan yang disebut “Cultures at Work”. Dalam program ini, karyawan belajar perihal “high context cultures”, yakni budaya yang sangat verbal dan orang-orangnya berbicara sangat terbuka. Mereka juga mempelajari “low context cultures”, seperti yang ditemui di Asia. Tentu saja, stereotyping ini tidak sepenuhnya tepat, karena Asia pun beragam, tapi intinya perusahaan ingin mengajak karyawan dan manajer untuk menjadi pendengar yang peka, apa lagi bekerja di dalam perusahaan yang karyawannya multikultural.
Bagi siapapun yang bekerja bersama di dalam sebuah tim kecil maupun tim besar (skala perusahaan), mendengarkan dengan empati merupakan ketrampilan yang semakin penting untuk dipelajari. Baik oleh karyawan, maupun manajer, eksekutif, dan pemilik saham. 

4 Maret 2011

Kopi Bantu Perempuan Hadapi Stres

 Rapat panjang yang seolah tanpa ujung bisa membuat para pesertanya merasa stres dan tertekan. Bagi perempuan, mengonsumsi kafein ternyata bisa memberi efek yang menguntungkan. 

Menurut sebuah studi yang dilakukan Lindsay St. Claire dan sejumlah koleganya, konsumsi kopi menghasilkan dampak yang berbeda pada laki-laki dan perempuan. Bagi dua orang lelaki yang berkolaborasi atau bernegosiasi dalam keadaan stres, mengonsumsi kafein bisa merusak kinerja dan kepercayaan diri mereka. Sebaliknya, dua orang perempuan yang meminum kopi sering kali justru mendapatkan efek yang menguntungkan, ketika dihadapkan dengan faktor-faktor serupa. 

Para peneliti tidak dapat memastikan, namun mereka berpikir perbedaan efek kafein pada lelaki dan perempuan, barangkali berhubungan dengan fakta bahwa perempuan cenderung merespon stres dengan gaya kolaboratif dan saling melindungi (tend and befriend). Sedangkan lelaki biasanya menunjukan respon melawan atau melarikan diri (fight or flight response). 

Studi tersebut, seperti dikutip situs forbeswomen.com, melibatkan 64 peserta laki-laki dan perempuan (peminum kopi di University of Bristol dengan usia rata-rata 22 tahun). Mereka diminta menyelesaikan berbagai teka-teki konstruksi, negosiasi, dan tugas memori kolaboratif dengan pasangan sesama jenis. Kegiatan tersebut dilakukan setelah mereka meminum kopi tanpa kafein, yang bisa saja dibubuhi atau tidak dibubuhi kafein secara diam-diam. 

Kondisi stres dipancing pada beberapa pasangan, dengan mengatakan bahwa mereka sebentar lagi harus memberikan presentasi publik, dan dengan memperingatkan mereka bahwa upah partisipasi ini tergantung dari kinerja yang diperlihatkan. 

Lalu, seberapa besar efek kafein? Kinerja memori laki-laki di bawah kondisi stres dengan kafein, digambarkan oleh para peneliti sebagai 'sangat terganggu.' Sementara itu, kafein sama sekali tidak memengaruhi perempuan dalam situasi yang sama. Untuk teka-teki konstruksi, kafein di bawah stres tinggi menyebabkan laki-laki membutuhkan waktu rata-rata 20 detik lebih lama (dibandingkan tanpa kafein). Sedangkan bagi perempuan, kafein justru menyebabkan mereka memecahkan teka-teki 100 detik lebih cepat. 

Makanan Penentu Suksesnya Wawancara Kerja

Wajar saja jika Anda merasa gugup dan tegang menjelang momen penting seperti wawancara kerja. Untungnya, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Misalnya, dengan menyantap jenis makanan tertentu guna membuat Anda waspada, tenang, fokus, serta mampu berpikir cepat. 

Menurut sejumlah pakar seperti dikutip situs divinecaroline.com, terdapat daftar makanan yang penting dikonsumsi demi menjamin kesuksesan wawancara kerja. Pastikan untuk menyantap makanan ini, setidaknya satu atau satu setengah jam sebelum wawancara. Dengan demikian, paling tidak sebagian makanan sudah dicerna sehingga berefek positif bagi otak Anda. 

Protein bebas lemak 
Meski pun bagel atau muffin blueberry terdengar menggoda sebagai menu sarapan, hindari karbohidrat sedapat mungkin menjelang wawancara kerja. Dalam sebuah studi MIT terhadap dua kelompok yang menyantap sarapan tinggi protein atau tinggi karbohidrat, peneliti menemukan bahwa dua jam setelah konsumsi, kelompok yang menyantap karbohidrat tinggi memiliki tingkat tryptophan empat kali lebih tinggi dibandingkan kelompok yang menyantap protein. 

Zat tersebut dikenal sebagai pemicu kantuk. Jadi, kecuali Anda ingin jatuh terlelap ketika wawancara, lebih baik tetap mengandalkan menu protein seperti ikan, daging putih, atau telur. Mengonsumsi protein membantu tubuh memproduksi dua zat kimia yang terbuat dari tirosin-norepinefrin dan dopamin. Kedua zat tersebut memungkinkan sintesis neurotransmitter dan meningkatkan kewaspadaan mental. 

Lemak sehat 
Otak membutuhkan pasokan asam lemak esensial yang sehat, atau asam lemak omega-3, agar dapat berfungsi optimal. Lemak ini merupakan blok bangunan utama jaringan otak, dan membantu Anda tetap fokus, memasok oksigen ke otak, melindungi selaput sel otak, dan mengurangi risiko penyakit demensia, alzheimer, stroke, dan penyakit otak lainnya di kemudian hari. 

Asam lemak ini hanya dapat Anda peroleh dari makanan. Sebab, tubuh manusia tidak mampu memproduksinya secara alami. Jadi, stok persediaan ikan (terutama salmon liar), kacang-kacangan (terutama kenari), minyak zaitun, avokat, dan biji-bijian (khususnya biji rami). Biji rami juga merupakan sumber terbaik asam alfa-linoleat, sejenis lemak sehat yang meningkatkan kinerja korteks otak, tempat di mana otak memproses informasi sensorik. 

Biji-bijian utuh dan sayuran hijau 
Meski pun penelitian baru-baru ini menemukan bahwa ginkgo biloba tidak meningkatkan daya ingat, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, vitamin B seperti vitamin B6, B12, dan asam folat, masih terbukti mampu membantu memori, daya fokus, serta kesehatan dan kemampuan otak secara keseluruhan. Asam folat, khususnya, membantu menghasilkan sel darah merah dan meningkatkan kesejahteraan serta kejernihan mental. 

Biji-bijian utuh seperti beras merah, merupakan sumber utama vitamin B sama seperti brokoli, peterseli, kembang kol, dan kubis Brussel. Sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan lobak Swiss memiliki kandungan asam folat dan vitamin K tinggi, yang juga membantu otak Anda fokus dan melawan gangguan memori seperti demensia. 

Kopi 
Kecuali sangat sensitif terhadap kopi, Anda disarankan untuk meneguk minuman hitam pekat ini sebelum wawancara kerja. Para peneliti menemukan, kopi mampu meningkatkan kinerja memori jangka pendek dan membantu meningkatkan kapasitas perhatian dan kemampuan memecahkan masalah. 

Tapi, jangan berlebihan meminumnya. Terlalu banyak kopi bukan hanya akan membuat Anda gelisah dan gugup, melainkan juga sering buang air kecil. Sebab, kafein bersifat diuretik. Akibatnya, Anda akan terlihat tidak siap di hadapan pewawancara. 

Yogurt rendah lemak dan kacang campuran 
Yogurt bisa membantu menyuntikkan keberanian ke dalam tubuh Anda. Bagaimana bisa begitu? Dalam sebuah studi di Slowakia, para ilmuwan memberikan baik itu plasebo atau masing-masing tiga gram dari dua asam amino (lisin dan arginin) kepada subjek penelitian. Mereka kemudian diminta untuk menyampaikan pidato. Para peneliti menemukan bahwa, menurut pengukuran darah hormon stres, subjek penelitian yang mengkonsumsi asam amino setengah kali merasa cemas selama dan setelah pidato, dibandingkan mereka yang diberi plasebo. 

Yogurt dianggap sebagai sumber makanan terbaik untuk lisin. Sedangkan kacang-kacangan kaya akan arginin. Jadi, siapkan persediaan Anda. Jika mau, campurkan kacang kenari dan almond ke dalam yogurt vanila Anda

28 Februari 2011

10 Cara Meningkatkan Kualitas


Sudah puaskah Anda dengan posisi yang ditempati? Sebaiknya jangan. Kunci mencapai karier yang memuaskan adalah dengan meningkatkan skill profesional.
Salah satu kunci sukses berkarier adalah jangan pernah membiarkan diri stagnan. Anda harus punya motivasi dan keyakinan untuk maju. Namun, tak cuma motivasi, Anda juga harus punya skill  memadai. Ini tak hanya didiamkan begitu saja, Anda harus mengatur dan meningkatkan kemampuan Anda secara efektif. Upgrade  kemampuan atau skill  akan membuka kesempatan lebih besar untuk meraih posisi puncak, juga akan menjaga Anda terdepak akibat persaingan di kantor.
Intinya, jangan cepat puas dan carilah cara untuk meningkatkan kualitas profesionalisme. Tak ada yang akan menikmati hasilnya selain diri sendiri, kok. Nah, berikut adalah beberapa trik untuk upgrade  skill Anda:
1. Nilailah diri sendiri
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya Anda mengawalinya dengan menilai kinerja diri. Penilaian harus obyektif dan realistis. Jika Anda merasa kinerja Anda belum maksimal, nilailah seperti itu. Ambilah kertas, kemudian tuliskan poin-poin tugas apa saja yang Anda hadapi di kantor. Lalu, tanyakan pada diri Anda, seberapa jauh mampu menangani poin-poin tersebut.
Misalnya, jika Anda seorang supervisor  TI, tanyakan seberapa cepat Anda mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini? Tanyakan juga apakah Anda menikmati tugas-tugas tersebut. Daftar singkat ini akan membantu Anda memperoleh gambaran utuh mengenai kinerja Anda sendiri. Setelah diperoleh gambaran utuh, Anda bisa memutuskan, aspek mana yang sudah Anda kuasai, dan aspek mana mana yang perlu ditingkatkan.
2. Terus belajar
Pahamilah bahwa karier profesional merupakan sebuah proses di mana Anda memiliki kesempatan untuk mengikutinya terus menerus.
Jadi, gunakan kesempatan ini untuk menguasai kemampuan prosefesional. Kerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya, ikuti aturannya, cari tahu kelebihan dan kelemahan proses yang Anda ikuti, dan seterusnya. Dengan demikian, Anda akan mampu menjalankan semua tugas Anda dengan baik, saat ini dan di masa datang.
3. Be Responsible
Meskipun berada dalam naungan sebuah perusahaan, Anda yang akan menentukan karier. Jadi, bertanggungjawablah dan pastikan bahwa Anda mengambil semua peluang untuk meningkatkan skill  profesional Anda. Memperoleh tawaran untuk mengikuti training , seminar, atau keanggotaan sebuah asosiasi profesional? Tak perlu ragu untuk ikut dan bergabung karena skill  pun akan semakin kaya.
4. Jaga kinerja
Selain bertanggungjawab, Anda juga harus menerapkan standar pribadi di dalam mengerjakan tugas profesional Anda. Standar inilah yang akan menentukan kualitas kinerja. Di sisi lain, kinerja inilah yang akan menjadi dasar kenaikan jabatan atau promosi. Jadi, jangan segan bertanya kepada atasan. Jika memang merasa perlu, mintalah job  atau tugas baru yang menurut Anda menantang. Namun, jangan asal meminta penugasan. Ukur kemampuan dan yakin bahwa Anda memang mampu menerima tugas.
5. Jaga hubungan kerja
Meski tampaknya tak terkait langsung dengan skill , menjaga hubungan kerja dengan semualevel  merupakan salah satu strategi penting untuk mengembangkan kemampuan. Berusahalah agar mampu bekerja dalam tim secara efektif. Gunakan semua contoh dan teori profesional yang Anda punya untuk meningkatkan kinerja. Jika memungkinkan, jadikan diri Anda sebagai salah satu contoh bagi rekan kerja.
6. Ciptakan jaringan
Sisihkan dulu urusan kantor. Kini, saatnya untuk bersosialisasi dan menciptakan jaringan di luar kantor. Anda bisa bergabung dengan komunitas profesional di luar posisi karier, namun tetap bisa meningkatkan kualitas kinerja Anda. Contohnya, jika Anda seorang akuntan, tak ada salahnya bergabung dengan komunitas bursa. Yakinlah, ilmu dan jaringan yang Anda peroleh dan bina di komunitas itu akan sangat membantu karier di kemudian hari.
7. Carilah mentor
Cara terbaik menguasai sebuah bidang adalah belajar dari ahlinya. Jadi, jangan ragu untuk mencari mentor atau guru. Tentu, bukan dalam arti harfiah. Anda bisa, kok, misalnya “berguru” kepada penulis favorit Anda melaui buku-buku karyanya. Secara tak langsung, Anda akan menguasai ilmu Sang Ahli tersebut dan kemudian Anda terapkan dalam tugas sehari-hari. Tapi, bisa juga Anda langsung meminta petunjuk dari ahli yang Anda kenal. Yang penting, Anda yakin bahwa “guru” Anda ini memang ahli dan sudah memiliki pengalaman di bidangnya.
Kalau perlu, carilah mentor sebanyak-banyaknya. Semakin banyak mentor, semakin banyak ilmu yang bisa diserap, sehingga ketika dihadapkan pada suatu persoalan kerja, Anda memiliki banyak solusinya.
8. Siapkan masa depan
Selalulah bertanya, “Apa yang akan terjadi esok? Bagaimana mengatasinya?” Salah satu ciri pemenang adalah selalu selangkah di depan lebih dulu ketimbang kompetitornya. Ketika kompetitor tengah asyik bergulat dengan persoalan hari ini, Anda sudah mencari solusi untuk persoalan yang muncul esok hari. Cobalah berlatih membiasakan diri untuk berada selangkah di depan. Dijamin, Anda akan menikmati hasilnya lebih cepat dari yang Anda perkirakan.
9. Asah terus skill Anda
Dewasa ini banyak sekali tawaran pelatihan atau kursus singkat untuk semua bidang profesi, dari mulai pelatihan soal keuangan perusahaan, pelatihan program komputer, pelatihan leadership , dan sebagainya. Nah, seperti halnya poin ke-2 di atas, jangan ragu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, sekalipun tak berkait langsung dengan posisi Anda. Jangan takut untuk mengikuti tes uji kemampuan. Biasanya, ketakutan dan keraguan muncul ketika Anda belum melangkah. Begitu melangkah, Anda pasti mampu mengatasi keraguan-keraguan tadi dengan segera. Pengayaan skill  ini sudah pasti akan menjadi poin tersendiri dalam menjalani karier Anda.
10. Jangan lupakan teknologi
Ada banyak sekali situs atau jaringan sosial yang bisa Anda buka dan membantu meningkatkan skill  Anda. Cara paling mudah adalah mencarinya di Google. Anda juga bisa bergabung dengan komunitas-komunitas di Facebook atau Twitter. Jika Anda tertarik untuk meningkatkan kemampuan negosiasi, Anda bisa misalnya “berteman” dengan jagomarketing , jika Anda berniat mempelajari program komputer, Anda bisa bergabung dengan komunitas progammer  komputer, dan sebagainya.

21 Februari 2011

Cara mendapatkan Waktu Libur Lebih Banyak

Tidak semua orang mendapatkan kemewahan menikmati kebijakan hari libur yang fleksibel di tempat kerja. Meminta tambahan waktu libur bisa dikatakan sama sensitifnya seperti meminta kenaikan gaji. 

Nah, Anda tentu membutuhkan strategi ketika ingin membicarakan topik sensitif ini dengan atasan. Cari tahu bagaimana cara mendapatkan keinginan Anda dan menghadapi situasi ini dengan bijaksana. 

Waktu 
Segala hal membutuhkan waktu yang pas. Pastikan untuk memilih waktu yang tepat sebelum Anda mendekati atasan. Contohnya, jangan meminta tambahan waktu libur ketika Anda baru saja meminta kenaikan gaji atau baru kembali 
dari liburan di luar kota atau luar negeri. 

Selain itu, jangan pula menanyakan waktu liburan ketika sedang menjalani wawancara kerja. Kesempatan Anda akan lebih besar jika telah menghabiskan sejumlah waktu di perusahaan tersebut, dan telah membuktikan keinerja yang baik. 

Alasan 
Siapkan diri dengan alasan yang baik mengapa Anda membutuhkan liburan. Jangan berbohong, lebih baik berkata jujur tentang hal itu. Ulas kinerja Anda di masa lalu untuk membuktikan bahwa Anda adalah seorang karyawan 
berharga bagi perusahaan. 

Bicarakan dengan atasan tentang mengapa liburan itu penting dan baik bagi kesehatan mental dan fisik. Jelaskan bahwa Anda akan menjadi lebih produktif ketika kembali bekerja. Jika perlu, tawarkan diri untuk lembur 
sebelum dan setelah Anda pergi berlibur. 

Fleksibel 
Jika atasan menolak permintaan Anda, pikirkan hal lain yang bersedia Anda korbankan demi mendapatkan liburan. Apakah Anda tidak keberatan cuti tanpa digaji? Apakah Anda bersedia merelakan sebagian kenaikan gaji demi 
mendapatkan lebih banyak hari libur? 

Atau, mungkin Anda bisa menawarkan diri bekerja paruh waktu ketika sedang berlibur. Coba membicarakan masalah ini dengan atasan untuk mendapatkan alternatif yang sama-sama menguntungkan

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...