16 Agustus 2011

3 Penyumbat Produktivitas


Merasa delapan jam sehari nggak cukup untuk mengerjakan tugas kantor? Jangan langsung menuduh bos memberikan tugas terlalu banyak, ah. Bisa jadi, kesalahan justru ada di pihak kita, tuh. Setidaknya, ada 7 hal sepele yang mungkin sering kita lakukan dan terbukti bisa menghambat produktivitas.

  1. (Keseringan) update Twitter

Mentang-mentang nggak diblokir kantor, bukan berarti kita perlu online sepanjanghari. Kalau memang nggak bisa lepas dari jeratan situs-situs yang nggak ada hubungannya dengan pekerjaan, setidaknya batasi dalam sehari hanya 3x: sebelum kerja, setelah makan siang, dan sebelum pulang.

  1. 'Meja kapal pecah'

Maksudnya:berantakan banget! Akibatnya kita memerlukan waktu lebih buat mencaridokumen yang diperlukan. Begitu juga bila kita asal-asalan menyimpanfiledi komputer. Sebaiknya susun file dalam folder yang sudah dibagi berdasarkan kategori biar mudah ditemukan. Jangan lupa membuat backupfile, jadi nggak perlu panik bila sewaktu-waktu datanya rusak atau hilang.

  1. Perut (terlalu) kenyang

Harumnya aroma sate ayam, bebek goreng, hingga sotomie sering bikin kita kalappas istirahat makan siang. Padahal bila makan berlebih sampai kekenyangan, oksigen di otak akan 'lari' ke perut untuk membantu proses pencernaan. Akibatnya, kita jadi mengantuk dan nggak fokus bekerja, deh. 

Trik Ampuh Lolos Psikotes

Malam sebelum psikotes, luangkan waktu istirahat dan tidur yang cukup. Hal ini dibutuhkan agar kondisi tubuh cukup prima—psikotes biasanya berlangsung seharian. Kebugaran akan mempengaruhi konsentrasi.
Pada hari-h, berangkatlah lebih awal. Selain mencegah terlambat, kita jadi memiliki waktu untuk menyesuaikan diri dengan lokasi psikotes.


Berdoalah sebelum mulai, sehingga lebih tenang dalam mengerjakan.


Jangan lupa sarapan, agar memiliki stamina kuat untuk menjalani seluruh proses.


Sebelum mulai, sebaiknya ke kamar kecil dulu karena biasanya di tengah-tengah tes nggak diperbolehkan meninggalkan tempat. Jadi, konsentrasi nggak terganggu cuma gara-gara kebelet, he he he.


Dengarkan baik-baik petunjuk yang disampaikan pengawas. Pastikan kita memahami apa yang harus dilakukan sebelum mulai mengerjakan. Jika ada yang nggak dimengerti, jangan malu untuk bertanya kepada pengawas sebelum tes dimulai.


Jawab pertanyaan apa adanya—nggak dibuat-buat. Yakin pada kemampuan sendiri, nggak perlu melirik jawaban peserta lain.

Apa Yang Diukur Oleh Psikotes?


Sebenarnya apa, sih, yang dilihat perusahaan dari psikotes? Lalu, sejauh mana psikotes mempengaruhi keputusan perusahaan untuk merekrut kita?

Psikotes atau yang istilah kerennya disebut psychologicalassessment merupakanproses pengumpulan dan pengintegrasian data individu dengan tujuan melakukan evaluasi psikologis. Proses ini menggunakan alat bantuseperti tes, wawancara, studi kasus, observasi, dan prosedurpengukuran lain.
Jikadikaitkan dengan tujuan seleksi pekerjaan, psikotes merupakan prosesuntuk melihat apakah ada kesesuaian dari karakter individu denganpersyaratan jabatan atau pekerjaan. Sehingga nantinya pelamar yangditerima memang merupakan orang yang paling tepat dengan jabatanatau pekerjaan yang dituju. Istilahnya: theright man in the right place.

Misalnya untuk posisi accounting,perusahaanakan mencari individu yang memiliki tingkat ketelitian kerja dan dayatahan tinggi. Sementara untuk posisi marketing,perusahaanakan mencari individu yang menyukai kerja lapangan, suka bertemuorang lain, suka tantangan, motivasi kerja tinggi, dan memilikiinisiatif kerja yang baik.
Jadibagi kita yang cenderung introvert,nggakusah heran, deh, kalau gagal terus pas melamar posisi marketing.Karakterkita nggak sesuai dengan karakter pekerjaan, sih....

Apayang diukur?
Ada tiga hal utama yang digali dari individu saatpsikotes, yaitu:

Aspek kemampuan
Misalnyakemampuan analitis dan sintesis (daya nalar) dalam pemecahan masalah,kemampuan hitungan, pengetahuan umum, dll.

Aspek sikap kerja
Misalnyakecepatan kerja, ketelitian, daya tahan terhadap tekanan (stres),ketekunan, keteraturan dalam bekerja, dll.

Aspek kepribadian
Misalnyakepemimpinan, kerjasama, kematangan emosi, kepercayaan diri,penyesuaian diri, keterampilan interpersonal, motivasi, dll.

Kenapa tesnya berbeda-beda?
Adabanyak variasi alat tes. Tentunya, masing-masing alat tes mengukursuatu hal yang spesifik. Psikolog atau biro psikologi akanmenggunakan alat tes yang dirasa sesuai kebutuhan. Karena itu, tiapperusahaan bisa menggunakan kombinasi alat tes yang berbeda.

Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar, karena bisasaja jobrequirementyang dibutuhkan berbeda meski jabatannya sama. Misalnya,kompetensi yang dibutuhkan manajer HRD di perusahaan media berbedadengan manajer HRD di perusahaan minyak.

Selain itu, standar yang dibutuhkan setiap perusahaan juga berbeda.Contohnya, nih, nilai 7 pada aspek kepemimpinan di perusahaan Xdianggap cukup untuk menjalani tugas sebagai manager. Sementara diperusahaan Y, standar minimal untuk menjadi manager adalah nilai 8.

Biasanya,perbedaan tersebut juga dipengaruhi karakteristik dan budayaperusahaan. Antara perusahaan lokal vs multinasional, perusahaan kotakecil vs kota besar, maupun perusahaan industri vs jasa, kebutuhannyatentu berbeda, dong. Karena itu, kombinasi psikotesnya pun berbeda.

Trik Agar Disukai Pewawancara


Ada beberapa cara membuat pewawancara jatuh hatipada kita:


Kadar senyum: pas!
Benar,bersikap ramah dan pasang tampang bersahabat itu perlu, tapi bukanberarti kita malah mengobral senyum selama wawancara berlangsung.Selain menunjukkan grogi dan kurangnya rasa pede, kebanyakan senyumjuga membuat pewawancara menilai kita 'palsu'—masa, sih, tetapsenyum saat lagi dipaparkan beratnya jobdescription posisiyang kita lamar.
Intinya,senyumlah di saat yang tepat, misalnya saat pewawancara ngajakbercanda.


Stop mengisi jeda
Ditengah-tengah wawancara, kadang suka ada jeda kosong di mana kita danpewawancara sama-sama diam nggak bersuara, misalnya saat pewawancaralagi mengecek CV. Rasanya memang kurang nyaman—bikin salting gitu,deh. Tapi, nggak perlu merasa berkewajiban mengisi jeda itu denganobrolan, apalagi bila topiknya nggak mutu dan terkesan basa-basi.
Jikamemang nggak tahan untuk cuap-cuap, pilih topik serius danberhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilamar.


Nggak keringetan
Percumakita sudah dandan cantik dan berpenampilan rapi jika saat wawancaramalah heboh menghapus keringat di jidat. Ingat, perusahaan mencarikaryawan, bukan personaltrainer—kecualimelamarnya ke fitnesscenter.

Cara Menolak Mutasi

Anda termasuk yang ingin menolak mutasi? Bisa-bisa saja, asal alasannya masuk akal dan meyakinkan, seperti:
  • Saya kurang berpengalaman...”

Ini hanya berlaku bagi kita yang dimutasi untuk memegang posisi dan tanggung jawab lebih tinggi di tempat baru. Kasih alasan bila kitamerasa belum cukup pengalaman untuk mengemban tugas tersebut dan masih banyak hal yang perlu kita pelajari di kantor sekarang.
Biasanya, sih, atasan lebih mudah menerima jika alasan kita berhubungan dengan kinerja, dibanding alasan yang sifatnya pribadi seperti nggak berani pindah sendirian ke kota lain.

  • Saya harus menjaga ortu.”

Jika ortu lagi sakit, utarakan saja. Katakan pada atasan atau HRD, bahwa kita adalah orang yang diandalkan di rumah untuk merawat ortu, membeli obat, mengantar ke rumah sakit, dan lainnya.
Sebaliknya jika ortu sehat, ya, jangan diaku-aku sedang sakit (nanti malah kejadian, ah). Mending, utarakan bahwa ortu sudah tua dan kita takut terjadi apa-apa jika meninggalkan mereka berdua saja di rumah—jangan lupa ngibul, seolah semua kakak-adik kita ada di luar kota.

  • Saya mau menikah!”

Syaratnya: orang-orang kantor tahu bahwa kita memang punya pacar—syukur-syukur si dia memang sudah melamar atau setidaknya ada niat serius. Jika atasan bertanya kapan tanggal pernikahannya, bilang saja masih dibicarakan oleh pihak keluarga.

Populer di Kantor Baru

Kecuali kita secantik model atau anak bos, kemungkinan untuk langsung populer di kantor baru memang kecil. Tapi, bukan berarti mustahil.
Tanpa bermaksud sok eksis, banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh jika kita populer di kantor. Misalnya, nih, kita jadi nggak segan meminta bantuan saat mengalami kesulitan.
Cukup dengan beberapa trik, kita bisa, kok, cepat dikenal oleh para 'penghuni' lama.

Kenali Si Populer
Dalam waktu kurang dari seminggu, biasanya kita sudah bisa mengenali siapa si populer di kantor. Ada yang populer karena prestasinya, ada yang populer karena kelakuan minusnya, ada juga yang populer karena supel. Saran CC, nih, dekati yang supel. Kenapa? Karena tipe ini biasanya punya banyak teman—bahkan dari divisi berbeda. Berteman dengan tipeini otomatis membuka peluang kita kenal lebih banyak orang.

Gabung Makan Siang
Pas jam makan siang, jika melihat ada rombongan mau berangkat makan, bertanyalah pada mereka apakah kita boleh gabung. Kalau belum pede gabung ke kelompok besar, minimal gabung ke rekan yang duduknya bersebelahan dengan kita, deh. Yang penting, usahakan makan siang dengan rekan baru, jangan malah melipir sendirian.

Sogokan Perut
Cari tahu ke sekretaris, jenis makanan apa yang biasanya disukai rekan satu divisi. Lalu, jangan pelit keluar modal untuk membeli makanan tersebut dan meletakkannya di meja umum. Jika nggak ada meja umum, letakkan saja di meja kita, sambil menawarkan setiap orang untuk mengambilnya. Nggak perlu makanan mahal, sekadar cemilan ringan juga akan meninggalkan kesan, kok. Dari perut turun ke hati, kan.

Hindari Menjadi Public Enemy No. 1

Mengontrol pikiran rekan kerja pastinya sulit. Lebih baik kita benahi dulu perilaku yang kurang menyenangkan. Siapa tahu selama ini kita sering melakukan sesuatu yang bikin sebal orang lain, seperti: 
 
1.Komentar mulu!
Senang menganalisa segala sesuatu membuat diri kita terlihat sok tahu di mata rekan kerja. Nggak perlu, deh, mengomentari pakaian orang lain kalau memang Anda sendiri nggak modis. 


2.Sok serius
Anda datang terlambat, mengambil jam makan siang ekstra panjang, dan baru bekerja serius di atas pukul 14.00. Anda pun ingin semua orang ngeh bahwa Anda meninggalkan kantor di atas pukul 17.00. Ternyata sikap ini nggak bakal bikin siapa pun terkesan. 


3.Tukang gosip
Infotainment kalah update dibanding info yang Anda miliki. Tapi, nggak semua hal harus disebarkan kepada rekan kerja. Sebelum kehilangan kepercayaan teman, belajar menyimpan rahasia dulu, deh.


5.Devil’s advocate
Paling doyan, tuh, punya pendapat beda dari rekan kerja. Bisa dapat teman debat, sih. Please, deh, semua orang capek menghadapi Anda yang siap ‘menantang’ mereka hanya untuk membuktikan kehebatan Anda. 


6.“Eh, tahu nggak…”
Jika Anda termasuk orang yang senang mengobrol, sebaiknya segera hentikan niat tersebut saat rekan kerja cuma memberikan komentar, “Oh… iya, ya?” Mereka memberikan tanggapan standar karena tidak tertarik pada topik yang Anda lontarkan, tuh.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...