16 Agustus 2011

Populer di Kantor Baru

Kecuali kita secantik model atau anak bos, kemungkinan untuk langsung populer di kantor baru memang kecil. Tapi, bukan berarti mustahil.
Tanpa bermaksud sok eksis, banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh jika kita populer di kantor. Misalnya, nih, kita jadi nggak segan meminta bantuan saat mengalami kesulitan.
Cukup dengan beberapa trik, kita bisa, kok, cepat dikenal oleh para 'penghuni' lama.

Kenali Si Populer
Dalam waktu kurang dari seminggu, biasanya kita sudah bisa mengenali siapa si populer di kantor. Ada yang populer karena prestasinya, ada yang populer karena kelakuan minusnya, ada juga yang populer karena supel. Saran CC, nih, dekati yang supel. Kenapa? Karena tipe ini biasanya punya banyak teman—bahkan dari divisi berbeda. Berteman dengan tipeini otomatis membuka peluang kita kenal lebih banyak orang.

Gabung Makan Siang
Pas jam makan siang, jika melihat ada rombongan mau berangkat makan, bertanyalah pada mereka apakah kita boleh gabung. Kalau belum pede gabung ke kelompok besar, minimal gabung ke rekan yang duduknya bersebelahan dengan kita, deh. Yang penting, usahakan makan siang dengan rekan baru, jangan malah melipir sendirian.

Sogokan Perut
Cari tahu ke sekretaris, jenis makanan apa yang biasanya disukai rekan satu divisi. Lalu, jangan pelit keluar modal untuk membeli makanan tersebut dan meletakkannya di meja umum. Jika nggak ada meja umum, letakkan saja di meja kita, sambil menawarkan setiap orang untuk mengambilnya. Nggak perlu makanan mahal, sekadar cemilan ringan juga akan meninggalkan kesan, kok. Dari perut turun ke hati, kan.

Hindari Menjadi Public Enemy No. 1

Mengontrol pikiran rekan kerja pastinya sulit. Lebih baik kita benahi dulu perilaku yang kurang menyenangkan. Siapa tahu selama ini kita sering melakukan sesuatu yang bikin sebal orang lain, seperti: 
 
1.Komentar mulu!
Senang menganalisa segala sesuatu membuat diri kita terlihat sok tahu di mata rekan kerja. Nggak perlu, deh, mengomentari pakaian orang lain kalau memang Anda sendiri nggak modis. 


2.Sok serius
Anda datang terlambat, mengambil jam makan siang ekstra panjang, dan baru bekerja serius di atas pukul 14.00. Anda pun ingin semua orang ngeh bahwa Anda meninggalkan kantor di atas pukul 17.00. Ternyata sikap ini nggak bakal bikin siapa pun terkesan. 


3.Tukang gosip
Infotainment kalah update dibanding info yang Anda miliki. Tapi, nggak semua hal harus disebarkan kepada rekan kerja. Sebelum kehilangan kepercayaan teman, belajar menyimpan rahasia dulu, deh.


5.Devil’s advocate
Paling doyan, tuh, punya pendapat beda dari rekan kerja. Bisa dapat teman debat, sih. Please, deh, semua orang capek menghadapi Anda yang siap ‘menantang’ mereka hanya untuk membuktikan kehebatan Anda. 


6.“Eh, tahu nggak…”
Jika Anda termasuk orang yang senang mengobrol, sebaiknya segera hentikan niat tersebut saat rekan kerja cuma memberikan komentar, “Oh… iya, ya?” Mereka memberikan tanggapan standar karena tidak tertarik pada topik yang Anda lontarkan, tuh.

5 Agustus 2011

Tips Wawancara untuk Lolos Melamar Pekerjaan


Dalam proses seleksi melamar pekerjaan, wawancara sering kali dianggap mudah. Namun dalam sesi wawancara beberapa orang gagal mendapatkan pekerjaan yang didambakannya. Untuk itu sesi wawancara harus dipersiapkan dengan sunguh-sungguh.
Berikut tips rahasia sukses wawancara saat melamar pekerjaan;
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, “Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua.”
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat ‘positif’, misalnya bahwa Anda tidak melihat ada ‘ruang’ di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat – apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.

Apa yang menjadikan seseorang selalu sukses untuk menggapai impiannya? Tampil beda dan memiliki keunggulan komperatif mungkin salah satu yang menjadikan Anda selalu berada di dalam posisi terdepan!

Termasuk dalam meraih karier dan mengungguli orang lain dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Ada beberapa trik atau strategi yang perlu disiapkan agar Anda sukses dalam melewati tahapan untuk mengejar karier yang diidam-idamkan.
Modal nekat saja, pasti tak cukup.. Di sini juga anda bisa menemukan beberapa lowongan kerja yang mungkin tak ada salahnya jika anda mencobanya. 

3 Agustus 2011

Jangan Ragu Memilih Profesi "Chef"


Acara-acara kompetisi memasak sepertiMasterchef atau Top Chef yang makin digemari saat ini secara tak langsung mengangkat profesi seorang chef. Jika dulu chef hanya berkarya di "belakang layar", alias di dapur, kini chef menjelma menjadi selebriti yang dikagumi banyak orang. Bahkan, muncul pula istilah seperti celebrity chef, yang maknanya kurang lebih chef yang punya acara di televisi. Contohnya adalah Farah Quinn, Haryo Pramoe, atau Rinrin Marinka.
Namun Cristophe Megel, Chief Executive Officer (CEO) At-Sunrice, salah satu Chef Academy di Singapura mengatakan, alternatif profesi chef sebetulnya bisa lebih beragam dari sekadar menjadi celebrity chef.

"Anda bisa membangun restoran sendiri, seperti seorang alumni saya yang bernama Budi Kurniawan," ujar Chef Megel saat berkunjung ke Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (29/5/2011) lalu. Budi Kurniawan adalah alumni At-Sunrise dari Indonesia yang kini menjadi salah satu pemilik restoran Munchies and Bar di Gandaria City, Jakarta.
Selain menjadi pengusaha restoran, lulusan Chef Academy juga bisa menjadi wartawan atau food stylist untuk gourmet magazine. "Irene Reteno, alumni dari Indonesia dan Arref Rusli dari Malaysia, sekarang menjadi jurnalis di Cuisine and Wine magazine," tambah Megel, sambil menunjukkan foto-foto alumninya dan menceritakan profesi yang kini dijalani para alumni tersebut.

Anda juga bisa menjadi customer service untuk perusahaan yang bergerak di bidang makanan, menjadi penulis buku resep dan tips memasak, menjadi pengajar, bahkan menjadi pemilik tempat kursus memasak. Selain bekerja untuk bidang atau lembaga komersial, chef juga bisa memilih lingkup pekerjaan yang sifatnya untuk membantu orang lain. Misalnya, menjadi pemandu nutrisi untuk rumah sakit.

Bila kemampuan Anda sudah mumpuni, dan Anda memiliki networking yang luas, bukan tak mungkin Anda akan dilirik orang-orang penting untuk direkrut sebagai private chefPrivate chef, seperti Adhika Maxi, kini banyak diundang para pengusaha atau pejabat yang ingin membuat jamuan makan pribadi di rumahnya.

Nah, bila Anda mempunyai hobi memasak, jangan ragu untuk mulai melirik profesi juru masak profesional ini. Agar kemampuan dan pengetahuan Anda tentang dunia memasak semakin baik, pilih sekolah kuliner atau culinary academy. Chef Megel menyarankan agar Anda mencari sekolah chef yang memiliki standar internasional. Sebab di sekolah-sekolah seperti ini Anda bisa memelajari teknik memasak untuk hidangan-hidangan khas dari berbagai negara di dunia.

"Pastikan agar sekolah chef yang dipilih merupakan sekolah yang sangat memperhatikan kualitas. Ini bisa dilihat dari gedung sekolahnya, fasilitas yang dimiliki, kebersihan, juga kerja sama dengan berbagai pihak seperti hotel untuk kerja praktek dan perekrutan chef," ungkap Chef Megel.

Kerja sama pihak sekolah dengan perusahaan penyedia bahan baku makanan juga bisa menjadi bahan pertimbangan apakah sekolah tersebut sangat mengutamakan kualitas makanan yang akan disajikan selama masa pendidikan.
Di luar itu semua, Chef Megel menambahkan agar calon siswa mengetahui siapa pemilik sekolah chef yang akan dipilih. Penghargaan apa saja yang telah didapatkan oleh sekolah chef tersebut, dan apa saja jurusan atau program studi yang tersedia. Dengan berbekal informasi yang lengkap semacam ini, pilihan Anda akan sekolah yang dituju menjadi lebih terarah.

Sudahkah Anda Memiliki Inteligensi Kolektif?


Seorang teman yang bertanggung jawab menangani divisi sumber daya manusia di sebuah universitas, mengeluhkan betapa para ilmuwan, dosen, bahkan profesor, sangat sulit bekerja sama. Teman lain, yang bekerja di rumah sakit, ternyata mempunyai keluhan yang sama.
Di satu sisi organisasi berjuang keras untuk mendapatkan individu terbaik dan terpintar, namun di sisi lain saat orang-orang pintar ini berkumpul, proses diskusi malah menjadi lebih alot dan bahkan bisa tidak menghasilkan apa-apa. Bukankah kita memang sering merasakan bahwa kerja tim malahan bisa jadi tidak lancar bila beranggotakan orang-orang pintar?
Dalam kesebelasan sepak bola, kumpulan para bintang bisa tidak membentuk tim yang hebat. Tim elit top manajemen perusahaan yang berisi orang-orang pintar pun seringkali punya masalah untuk bersinergi. Bukankah tim Obama juga disebut sebagai “too many brains team”, namun kerap dikritik karena lamban dalam mengambil keputusan? Bagaimana kita menyikapi dan menyiasati hal ini?

Usaha untuk memperkuat koordinasi, menebalkan kohesi serta sinergi terus-menerus kita dengar dan bicarakan. Berbagai program pelatihan, camp dan outbound dilakukan agar individu lebih bersatu dan saling memahami satu sama lain. Namun, tetap banyak yang mengeluhkan betapa sinergi tetap saja seolah tertahan dan tidak terjadi.
Tidak jarang terjadi, dalam sesi-sesi brainstorming yang dilakukan orang-orang pintar, ide-ide yang muncul seringkali terasa tertahan dan bahkan basi. Kinerja kolektif yang di atas kertas semestinya lebih baik dari rata-rata kehebatan masing-masing individu, malahan berkinerja di bawah rata-rata. Sebaliknya, ada kelompok yang anggotanya biasa-biasa saja, namun ketika membentuk tim malah bisa menghasilkan prestasi luar biasa yang bahkan membuat kejutan bagi anggotanya sendiri.
Apa rahasianya sehingga sebuah tim, apalagi tim yang terdiri atas para bintang, bisa menunjukkan kinerja kinclong dan smart? Bagaimana menumbuhkan kekuatan “collective intelligence” yang disebut-sebut bisa melipatgandakan prestasi dan menjadi faktor kunci dari keberhasilan suatu tim dan organisasi?

Kolaborasi dan peduli

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa kinerja sebuah kelompok dalam membuat tugas semacam puzzle,brainstorming, dan negosiasi, lebih baik daripada hasil kerja masing-masing individunya. Ketika diteliti lebih jauh, ternyata kekuatan yang dihasilkan oleh kelompok tidak banyak kaitannya dengan kohesi, kedekatan interpersonal, motivasi, maupun kepuasan individu, namun lebih dipengaruhi faktor care atau kepedulian. Setiap individu tidak hanya peduli pada keberhasilan tugas dan peran pribadinya, namun ingin rekannya juga berhasil. Bila kegiatan team-building dan outbound yang dilakukan baru semata mempererat kohesi, merekatkan hubungan interpersonal kelompok, namun belum menyentuh suasana hati dan ego dari masing-masing individu, kita tidak bisa berharap banyak bahwa kegiatan itu akan betul-betul bisa membawa dampak positif sekembalinya mereka ke tempat kerja.

Orang-orang yang cerdas dan berprestasi kita lihat mempunyai kemauan yang keras. Selain itu, individunya juga sangat percaya pada prinsip dan pendapatnya sendiri. Ini adalah kekuatan, namun sekaligus berpotensi menjadi sumber perpecahan dalam kelompok. Hanya bila individu menyadari kekuatan dan peran dirinya, sambil melihat kekuatan dan peran orang lain, kemudian terbuka mata dan pikirannya untuk berkolaborasi mencapai tujuan bersama, barulah bisa timbul percikan sinergi. Kuncinya adalah kesadaran bahwa tidak ada anggota tim yang bisa sukses tanpa memastikan kesuksesan orang lain. Jadi tugas kita adalah membuat orang lain bisa melakukan perannya dengan baik dan membuat orang lain terlihat baik, bukan malah menjatuhkannya. Ini tentu keyakinan yang perlu dibangun dengan fokus pada tujuan bersama dan keberhasilan bersama.

Terobos dinding ego
Dalam suatu perusahaan, individu-individu yang berkinerja bagus dipromosikan menjadi direksi. Di luar dugaan, tim yang tadinya solid ini malahan tiba-tiba tidak menghasilkan kinerja yang cemerlang lagi. Walaupun tidak berkonflik terbuka, terasa hubungan menjadi dingin dan setiap individu terkesan tetap bersikeras dengan gaya dan keahlian masing-masing. Suasana terasa hambar, bahkan enggan berkomunikasi satu sama lain. Ketika tim menemui jalan buntu dan akhirnya masing-masing berkesempatan membuka hati, barulah hubungan mencair dan komunikasi menjadi lebih tulus untuk bersatu dan menolong satu sama lain. Ternyata, individu yang berprestasi pun perlu juga digelitik kepekaan sosialnya, sehingga kembali bisa melihat lebih obyektif dan lebih mampu mendengar lebih aktif.

Teman saya berkomentar, “Orang-orang pintar, biasanya egonya juga sama-sama kuat.” Benarkah ini? Kita memang kerap melihat bahwa kerasnya ego individu bahkan mewarnai berbagai konflik skala nasional yang disorot media, entah itu kisruh PSSI, perseteruan anggota dewan yang terhormat, atau juga di jajaran kabinet. Bisa jadi, karena ego pribadi masih mendominasi, collective intelligence jadi sulit terwujud.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa individu yang inteligen belum tentu bisa membangun inteligensi kolektif. Individu yang mampu menumbuhkan inteligensi kolektif biasanya menjaga kepekaannya, banyak memperhatikan kebutuhan orang lain, berusaha tidak mendominasi pembicaraan walaupun sebenarnya ahli dalam topik pembicaraannya, sambil benar-benar mendekatkan hatinya dengan tim.

Dengan individu-individu yang berprestasi, dialog satu sama lain sangat penting, baik itu formal dan informal. Perlu ada keterbukaan yang tulus. Kita bisa membicarakan tugas atau proyek tertentu, tetapi spirit untuk menjaga kebersamaan perlu berakar di dasar kepribadian individu. Kita tidak bisa lagi memandang aspek emosional sebagai aspek penghambat prestasi. Justru pada orang yang sudah berprestasi, aspek emosilah yang mempengaruhi mental dan spiritnya. Itulah sebabnya pemimpin dari kelompok berprestasi ini selalu menggunakan pendekatan kembar, yaitu tugas dan hubungan interpersonal. Hanya melalui pendekatan yang dalam inilah trust bisa dikembangkan, berdampingan dengan good-will organisasi.

Cara Agar Presentasi Mampu Memikat Audience


Presentasi menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Dasar masalahnya adalah pada ketidakmampuan melakukan public speaking, ditambah dengan penguasaan materi yang kurang atau ketidaksiapan dalam menyusun bahan presentasi itu sendiri. Padahal, presentasi dapat berjalan efektif selama Anda mempersiapkannya dengan matang. Berikut adalah langkah-langkah menyiapkan presentasi:

1. Persiapan dapat dimulai dengan mengenali audience yang akan menyimak presentasi Anda. Mengenali audience dapat membantu Anda menyiapkan bentuk komunikasi yang akan Anda pilih untuk menyampaikan pesan.

2. Setelah itu, pikirkan poin-poin paling penting yang wajib Anda sampaikan kepada audience. Masukkan poin-poin tersebut ke dalam slide presentasi, dan imbangi dengan visual seperti gambar atau video. Perlu diingat, sampaikan hanya satu ide untuk satu slide presentasi agar audiencefokus pada poin yang ingin Anda tekankan.
Dalam satu slide, tampilkan maksimum 7 sampai 8 kalimat saja. Semakin sedikit teks, maka akan semakin menarik presentasi Anda. Gunakan ukuran atau jenis huruf yang berbeda jika Anda ingin audience mengingat pesan yang menurut Anda penting.

3. Persiapan juga bisa dilanjutkan dengan mengatur waktu presentasi sesuai dengan waktu yang disediakan oleh klien, atau oleh panitia jika presentasi berbentuk lomba. Bagi waktu dengan baik untuk menyiapkan alat-alat pendukung, waktu untuk memperkenalkan diri, waktu untuk inti presentasi, dan waktu untuk sesi tanya-jawab.

4. Jangan lupa untuk membuka presentasi dengan memperkenalkan diri dan menutup presentasi denganmenyampaikan kesimpulan. Kata-kata untuk pembuka dan penutup presentasi ini juga harus disiapkan. Inti dari presentasi adalah menjual. Apakah menjual produk, konsep, ide, atau bahkan diri Anda sendiri. Maksud menjual di sini adalah bahwa presentasi membantu Anda memperkenalkan diri Anda, produk, dan ide, kepada calon investor ataupun klien agar tertarik untuk bekerja sama.

Dalam hal percaya diri, Tjandra menyarankan agar hadir 15 menit sebelum presentasi agar dapat mempersiapkan alat dan bahan presentasi dengan baik, sehingga tidak terburu-buru saat akan tampil. Persiapkan segala pendukung presentasi selengkap mungkin untuk memperkecil resiko kesalahan yang bersifat teknis seperti listrik mati, slidemacet, dan lain sebagainya.

"Saat kita merasa siap, rasa gugup itu akan hilang sedikit demi sedikit saat kita sudah mulai berbicara," jelas Tjandra.
Tjandra juga menyarankan agar presenter tidak berdiri menghalangi cahaya yang menerangi slide presentasi. Presenter juga harus memegang pengeras suara dengan benar sehingga suara yang keluar jelas terdengar.
"Tempatkan mic di depan mulut, jangan di samping! Mic itu memperbesar suara dari tengah, bukan dari samping," tegasnya.

Selain itu, mempersiapkan catatan-catatan pendukung berguna untuk memperkecil resiko "blank" saat presentasi berlangsung. Catatan-catatan kecil dalam genggaman tangan bisa membantu untuk mengingatkan ketika mendadak lupa pada materi presentasi karena gugup atau karena konsentrasi terpecah.
Terakhir, jangan gunakan pakaian atau perhiasan berlebihan yang membuat orang lebih fokus melihat penampilan Anda ketimbang materi presentasi Anda. 

Karakter yang Dibutuhkan Untuk Menjadi Model

Kompetisi kecantikan atau ajang pencarian bakat perempuan muda banyak bertebaran. Semakin banyak kesempatan terbuka bagi perempuan muda untuk menjadi sosok ternama atau meraih gelar tertentu sebagai bentuk apreasiasi potensi diri. Ajang tahunan Anggun Mencari Bintang Pantene satu di antaranya. Ajang ini diklaim mampu membekali talenta muda untuk mengenali dirinya lebih mendalam. Pasalnya, perempuan muda mendapatkan mentor yang bersedia berbagi ilmu dan pengalaman, memberikan arahan, dan tentunya motivasi.

Desainer busana dan pebisnis fashion, Musa Widyatmodjo untuk kedua kalinya terlibat menjadi mentor dan juri di ajang pencarian berbakat inisiasi P&G Indonesia ini. Menurut Musa, ajang ini memiliki pendekatan berbeda. Para mentor dari berbagai latar belakang, seperti Helmy Yahya, Chantal Della Concetta mau berbagi secara maksimal kepada bakat muda ini. Musa mengatakan, perempuan muda bertalenta membutuhkan dukungan, tempat berbagi dan arahan serta penilaian yang jujur.

"Para mentor memberikan pendekatan berbeda dengan metode sharing. Peserta ajang pencarian bakat ini juga diberikan arahan. Banyak peserta yang ingin menjadi model misalnya, tetapi tingginya tidak cukup. Padahal untuk menjadi model minimal tinggi 172 cm. Perempuan muda ini harus realistis. Boleh bermimpi tapi harus realistis. Mereka perlu diberikan arahan sehingga bisa mencari altenatif. Mungkin jika tingginya tidak cukup, bisa menjadi model foto tetapi bukan untuk di catwalk. Atau misalnya ada peserta yang punya bakat menari tradisional, ini bisa diarahkan. Pernari tradisional itu langka, dengan fokus pada potensi itu dia bisa keliling dunia, hidup nyaman meski tak bisa menjadi pesinetron seperti yang diinginkannya," jelas Musa kepada Kompas Female di sela kegiatan P&G Beauty & Grooming, Yogyakarta.

Menjadi terkenal itu tidak penting, lanjut Musa. Yang penting dipahami perempuan muda bertalenta adalah mengenal dirinya, juga bakat dan potensinya. Membuat keputusan untuk dirinya sendiri, dan memperjuangkan keinginannya bukan keinginan orangtua atau siapapun. Ia menyontohkan, ada ibu yang menginginkan anaknya terkenal dengan menjadi model. Sebagai anak, memperjuangkan keinginan sendiri, untuk menjadi penari misalnya, bukan berarti membangkang. Namun justru anak tersebut mengenal dirinya, potensinya dan bersikap realistis dengannya.

Menjadi menarik dan cantik itu gampang, namun tidak bisa dijual selamanya, kata Musa. Perempuan muda juga perlu membekali dirinya dengan karakter yang kuat sehingga bisa menjadi bekal untuk menggali potensi diri kapan pun.

Untuk memiliki karakter kuat, setiap individu perlu terlatih menerima penilaian jujur dari orang lain yang lebih pakar di bidangnya. Penilaian jujur inilah yang membentuk kepribadian seseorang lebih matang dan tangguh. Sekaligus ia juga bisa belajar untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan mengenali lebih dalam dirinya, dan menjadi lebih realistis dengan mimpinya.

Selanjutnya, Musa berulang kali menegaskan siapa pun perlu fokus menjalani bidang yang dipilihnya, jika ingin sukses. "Fokus dengan apa yang dijalankan, memiliki karakter dan profesional, itu kunci sukses seseorang dalam apa pun bidang yang dipilihnya," tutup Musa.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...