1 September 2010

Cara Menyampaikan Kritik dan Tetap Disayang

Rina Putri (28 tahun), seorang sekretaris di perusahaan swasta mengaku kesal pada pimpinannya. ”Dia mengkritik pekerjaan saya, seolah-olah saya ini anak TK, yang enggak tahu apa-apa! Padahal, selama ini kan saya juga yang mengerjakan itu semua,” katanya sambil bersungut-sungut. Rina tentu bukanlah satu-satunya orang yang merasa terganggu ketika dikritik. Mungkin, Anda pun pernah mengalaminya.
Tentu, kondisi seperti ini tidak diharapkan, karena tujuan memberi kritik sebenarnya adalah untuk kebaikan. Seperti yang disampaikan oleh Dra Sulis Mariyanti, Psi, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta, ”Kritik itu intinya menilai, memberikan feedback, dengan harapan agar segala sesuatu menjadi lebih baik.”
Kalau tujuan kritik sebenarnya adalah untuk memperbaiki, mengapa seringkali justru berefek sebaliknya - membuat orang merasa tidak berharga, direndahkan, dan akhirnya menimbulkan perasaan dendam? 

Kritik bisa menjadi racun
Kritik yang berakibat negatif, oleh Tereza Dietze dalam tulisannya yang berjudul ”Using Criticism as a Positive”, disebut sebagai kritik yang merusak (destructive criticsm). Kritik jenis ini biasanya ditandai oleh rusaknya hubungan baik antara pemberi dan penerima kritik. Bahkan bisa memperburuk segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang kita kritik. ”Energi yang ada di balik kritik yang merusak sama seperti racun,” kata Dietze, seorang fasilitator terapi kesehatan holistik di Seattle (www. beingtotal.com).
Kritik semacam ini biasanya hanya menyoroti kesalahan seseorang sehingga yang mucul adalah reaksi defensif. Akibatnya, kritik tidak memberikan perubahan yang positif, tapi justru menimbulkan rasa dendam terhadap pemberi kritik, seperti yang dialami Putri. 
Karena itu, Mariyanti mengingatkan bahwa ketika kita mengkritik seseorang, yang pertama kali harus diungkapkan adalah sisi positif orang tersebut. ”Jangan hanya membesar-besarkan kesalahan. Semua orang kan punya sisi positif,” Mariyanti mengingatkan.

Ditambahkan, jika orang yang ingin kita kritik merasa bahwa hal-hal baik yang telah dikerjakan sebelumnya dihargai, maka ia akan lebih mudah menerima komentar atas sesuatu yang tidak dikerjakannya dengan baik.
Kritik juga bisa merusak jika disampaikan pada waktu yang tidak tepat. ”Kalau orang yang ingin kita kritik sedang menghadapi banyak masalah, mood-nya pasti juga sedang tidak baik. Kritik yang kita berikan pasti juga tidak akan efektif,” kata Mariyanti.
Karena itu, Mariyanti menyarankan untuk memberi jeda waktu setelah terjadi sebuah kesalahan. ”Memang, jika berhubungan dengan target waktu yang singkat, kritik harus diberikan segera. Tapi sebaiknya pastikan dulu orang yang akan kita kritik bisa bersikap netral terhadap kritik yang kita berikan dan tidak dipengaruhi oleh mood negatif dalam dirinya.”

Selain itu, Mariyanti juga dengan tegas mengatakan bahwa kritik tidak boleh diarahkan pada masalah personal – baik/buruk kepribadiannya, misalnya – dan lebih difokuskan pada masalah atau tindakan yang hendak diperbaiki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...