5 Desember 2010

Mengangkat Spirit "People Power"

Manusia memang aset terpenting dari perusahaan. Namun, sampai saat ini kita memang sulit untuk bisa menghitung dengan tepat berapa kekuatan sesungguhnya yang dimiliki seorang karyawan.       
Tidak seperti mesin yang bisa dengan jelas kita ukur kapasitas produksinya, kita sadari bahwa kinerja dan kontribusi karyawan bisa digenjot naik, bisa juga turun secara tajam. Bukankah banyak karyawan yang dalamassessment dinilai memiliki kompetensi tinggi, tapi di tempat kerja melempem dan sama sekali jadi tidak menonjol? Ada karyawan yang berprestasi di satu tim, namun begitu dipindahkan ke tim atau lokasi lain langsung melorot kinerjanya. Sebaliknya, kita juga melihat ada tim yang jumlahnya kecil atau kemampuan individualnya biasa-biasa saja, bisa jadi tim yang sangat hebat dan produktif, bahkan mengalahkan tim yang jumlahnya lebih besar. Di sini kita jelas melihat bahwa ada kekuatan lain yang tidak bisa dilihat dan diukur dengan analisa beban kerja sekalipun. Terbukti pula bahwa, kekuatan individu itu memang bisa dilipatgandakan.

Seorang kepala cabang yang dituntut untuk meningkatkan penjualan sering berdalih kekurangan orang dan meminta tambahan anggota tim. Sering terjadi, walau orangnya sudah ada, tetap saja penjualan tidak kunjung bergerak mencapai target. Divisi SDM sering mengeluhkan, mengapa SDM yang ada tidak bisa dimanfaatkan. Seakan tambahan karyawan baru menjadi investasi yang sia-sia. Jadi, individu sendirian tidak bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Lagi-lagi, kita diingatkan bahwa yang kita garap tidak selamanya individunya, tetapi justru perilaku kolektif dari sekelompok orang.

Spirit kolektif
Seorang manager berkomentar: ”Kenapa ya, kalau di suruh bekerja sama susah, tetapi bila protes mereka bersatu?” Di salah satu perusahaan, para anggota manajemen puncak bisa secara teratur makan siang bersama, berkeluh-kesah mengenai perusahaan sebagai musuh bersama, namun begitu disuruh berkoordinasi atau mengatur strategi tiba-tiba menjadi tidak kompak, bahkan tercerai-berai.
Seorang ahli psikologi sosial mengatakan, bahwa sifat dari perilaku kelompok itu sangat emosional, dan bahkan sering tidak rasional. Hal ini bisa kita buktikan sendiri bahwa dalam keadaan panik, gembira sekali, ataupun marah, tiba-tiba individu dalam kelompok bisa bersatu, saling mendukung, mengeroyok, bergerak ke satu arah sesuai komando. Inilah yang menjawab betapa membahayakan spirit bonek, Arema, Jakmania, yang sering  kuat, bertenaga sampai-sampai tidak terkontrol.

Kekuatan kelompok memang tidak bisa kita anggap main-main. Bila individu dalam kelompok  mempunyai rasa yang sama dan berfokus pada single issue, maka sudah pasti kekuatan kelompok jadi berlipatganda. Unsur-unsur inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan yang berhasil mengangkat spirit karyawannya. Hal yang sangat penting juga adalah collective mind-nya. Mereka menghipnotis anggota kelompok untuk berpikir dan berkeyakinan sama, membuat individu siap menyatukan visi dan menghapus sikapselfishness-nya.

Dalam Indonesia HR Summit 2010 yang baru diselenggarakan di Bali beberapa waktu lalu, Ishadi SK, komisaris TransTV mengutarakan, betapa spirit organisasi terbangun dengan kejelasan dan kesadaran pada kesamaan misi. Beliau mengatakan lebih lanjut bahwa employee partnership hanya bisa didapatkan perusahaan bila karyawan memiliki dan merasa menguasai tujuan dan misi perusahaan. Semakin mulia, konkrit dan trendi misinya, semakin dibelilah purpose-nya oleh karyawan TransTV. Bila ini terjadi, karyawan bisa sampai memeras tenaga tanpa hitung-hitungan dan bahkan rela bekerja sampai lupa waktu. Siapa yang menonjol? Kelompoknya, perusahaannya, bukan individunya, bahkan produknya.

Karyawan sebagai “co-creator”
Kita kerap bertanya-tanya, apakah seorang pemain bola kelas kakap, seperti Wayne Rooney, jika pindah klub, akan bisa menjamin performa seperti di klub terdahulu? Kita semua menyadari bahwa walaupun permainannya terhebat, ia belum tentu bisa  berkinerja optimal di tempat yang baru. Hal ini tentunya tidak disebabkan oleh keadaan situasi tim yang baru saja, tetapi apakah dia mengontribusikan seluruh kapasitasnya secara all out di tim barunya. Hal ini lagi-lagi adalah sekadar  kekuatan emosi dan mental.

Hal yang juga sudah tidak disangsikan lagi, generasi muda yang banyak dikenal dengan genY, hanya mau mengontribusikan segenap kapasitasnya, bila kelompok, lembaga, atau perusahaan membuat agar ia merasa seperti co-creator, dalang, ikut menentukan nasib perusahaan. Di sinilah emosi individu menggerakkan dirinya untuk mengeluarkan seluruh ketrampilan dan kompetensi individual ke dalam kekuatan tim. Setiap orang perlu merasa, bahwa dialah yang membuat tim atau perusahaan berubah, bahkan maju. Dan, sikap ini sangat emosional. Ken Blanchard dalam bukunya High Five! The Magic of Working Together, menyatakan: ”The Warriors realized that working together as a team would get them closer to their goal than all playing for individual benefit.”

Utamakan "gerak"
Bila kita ingin menggerakkan individu, kita memang perlu memanfaatkan gerak untuk menghidupkan perilaku kelompok ini. Gerak membuat suasana jadi dinamis, memberi kesiapan untuk berubah. Di perusahaan di mana pemimpin mematikan semangat anak buah, misalnya dengan tidak merespek dan mengecilkan upayanya, sering kita lihat efeknya adalah si individu membeku, berhenti berpikir, tidak bersedia untuk mencoba, tidak bergerak. Di perusahaan yang saya kenal dinamis, speed seakan sudah menjadi budaya perusahaan. Setiap permintaan direspons segera, mereka berjalan dengan cepat, bahkan berlari saat naik-turun tangga. Keseragaman perilaku bergerak ini serta-merta menjadikan perusahaan bersemangat untuk maju.

Cara Cerdik Beramal

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita merasa terpanggil untuk membantu sesama yang mengalami kesulitan dan kesusahan. Terkadang, meski keuangan pas-pasan, kita masih mengusahakan untuk dapat memberikan bantuan pada yang membutuhkan.

Tentu saja, ini perbuatan mulia. Hanya saja, yang harus dipikirkan adalah bagaimana niat mulia ini dapat disalurkan dengan lebih efektif, tanpa mengganggu keuangan kita. Berikut tipsnya:

1. Anggarkan secara rutin
Bila Anda memang punya keinginan membantu orang yang kesusahan, ada baiknya menganggarkan dana secara rutin. Anda bisa menganggarkannya secara bulanan atau tahunan. Biasanya, bagi beberapa kalangan, saat untuk memberikan bantuan dikaitkan dengan hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha, atau hari raya Natal.

Melakukan penganggaran secara rutin, berarti perencanaan biaya sosial akan menjadi lebih baik. Dengan perencanaan yang baik, semakin besar peluang untuk dapat menolong sesama, sekaligus menjaga kestabilan keuangan.

2. Tak harus berupa uang
Niat mulia untuk membantu orang lain yang membutuhkan tidak harus diwujudkan dalam bentuk uang tunai, lho. Bisa saja Anda melihat, ada barang-barang yang sudah tidak Anda butuhkan lagi yang dapat Anda sumbangkan pada mereka. Siapa tahu lemari pakaian Anda sudah penuh dengan pakaian yang sudah bosan Anda pakai, tetapi fisiknya masih bagus. Jadi, kenapa tidak disumbangkan saja? Atau, Anda punya buku-buku atau majalah bekas di gudang, kenapa tidak dihibahkan saja ke panti asuhan atau taman bacaan?

Selain akan mengurangi tumpukan barang di gudang, Anda juga dapat lebih menghemat pengeluaran, bukan? Lagipula yang lebih penting adalah niat baik untuk menyumbang, bukan wujud sumbangannya. Cara ini bisa juga digunakan dalam memberikan hadiah perkawinan. Daripada memberikan uang, misalnya, kenapa tidak memberikan buku. Selain jatuhnya lebih murah, juga akan lebih berkesan bagi si penerima. Hadiah Anda juga jadi beda sendiri dibanding hadiah orang lain yang kebanyakan memberi amplop.

3. Salurkan langsung kepada yang bersangkutan
Bagaimana perasaan Anda kalau dana sosial yang susah-epayah Anda kumpulkan dan sudah Anda setorkan, ternyata tidak diterima oleh yang bersangkutan gara-gara diselewengkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab? Pasti jengkel, bukan?

Tetapi ini sering terjadi, lho. Dan seringkali, praktek-praktek penyelewengan dana seperti ini sulit dibuktikan, sehingga kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Solusinya, sedapat mungkin, cobalah memberikan sumbangan itu secara langsung kepada mereka yang membutuhkan, tanpa melalui perantara.

Kalaupun Anda terpaksa harus melewati perantara, cobalah untuk memilih perantara yang memang benar-benar terbukti jujur dalam menyalurkan bantuan, misalnya lewat Masjid, Gereja, ataupun badan resmi yang telah disahkan pemerintah, seperti BAZIS.

Tips Gaet Hati Si Bos

Dipandang baik oleh bos adalah hal yang baik. Bukan dalam arti menjilat, ya. Ketika Anda bisa memberikan performa terbaik, dan selalu bisa diandalkan, sedikit demi sedikit Anda mengekalkan diri Anda sebagai seseorang yang profesional dan sangat diinginkan. Bagaimana, sih, caranya menggaet hati si bos tanpa terlihat "menjilat"? Simak tips berikut ini:

Jangan Ragu Bertanya
Memang terdengar mudah dan "jelas", tetapi tak banyak yang melakukan. Kadang saking ingin "dilihat" oleh bos, kita berusaha mengerjakan segala sesuatunya sendiri tanpa bertanya. Padahal, dengan bertanya kepada bos mengenai apa yang terpenting untuk dikerjakan, berarti Anda sudah menghabiskan sedikit waktu bersamanya dan menyita sejenak perhatiannya. Steve Langerud, direktur di DePauw University menyarankan hal tersebut dan menambahkan agar kita melaksanakan tugas yang disarankan tersebut. Dengan melawan obyektif yang ditawarkan oleh atasa, Anda akan menempatkan diri pada tempat yang bisa dilihat oleh bos Anda. 

Buktikan Nilai Anda
Lupakan sejenak job description Anda. Ciptakan dan pikirkan bagaimana caranya Anda bisa membuat posisi dan pekerjaan Anda lebih baik. Konsultasikan hal tersebut dengan atasan Anda dan pimpinan lain dalam organisasi Anda, mintalah pula input dan jalankan ide tersebut. 

Team Player
Semua pimpinan ingin mengetahui apakah timnya merupakan "team player" yang bisa diandalkan di saat senang maupun susah. "Di masa-masa sulit, Anda ingin merasa yakin bahwa Anda memiliki tim yang kuat dan solid," jelas Shaunti Fieldham, penulis "The Male Factor". Hal-hal ini bisa terlihat apakah tim Anda akan ikut begadang jika akan ada pitching keesokan hari, atau ikut lembur saat ada pekerjaan yang belum selesai padahal harus dipresentasikan besok. 

Mem-briefing Atasan
Meski bukan bagian dari tugas dan tidak diminta untuk melakukannya, secara sukarela, laporkan kemajuan positif dari hasil kerja Anda, terang Mimi Donaldson, pelatih human resources. Menurutnya, karena para bos seringkali sibu, Anda tak bisa mengharapkan mereka akan memerhatikan Anda saat Anda berhasil melakukan sesuatu yang hebat. Namun dengan melaporkan keberhasilan harian Anda sehari-hari, dan apa saja yang berhasil Anda dan tim Anda lakukan pada proyek tertentu, bisa jadi hal yang membantu membuat si bos teringat kepada Anda. Tetapi hati-hati, jangan sampai hal ini membuat Anda terlihat terlalu berusaha "tampil" di depan bos. Karena rekan kerja Anda bisa gerah dan jengah melihatnya. 

Jejaring 
Langerud juga menyarankan untuk membangun jejaring dengan rekan kerja dari departemen lain. Mintafeedback dari mereka tentang bagaimana departemen Anda bisa membantu mereka. Di sekitar perusahaan, cara ini akan membantu Anda terlihat lebih inisiatif untuk menggerakkan perusahaan. Reputasi Anda pun akan makin terlihat. 

Eksistensi 
Carilah rute yang aman tetapi kuat untuk berkontribusi kepada perusahaan Anda. Contohnya, melakukan presentasi yang kuat, bermakna, atau berbagi ide yang inovatif mengenai bagaimana membuat perusahaan bisa bergerak lebih baik. Plus, jangan menghindari pertemuan-pertemuan kantor, seperti pertemuan atau gathering, jadilah relawan dalam acara-acara kantor, serta ikut serta dalam kegiatan bersama rekan kerja di luar kantor. 

Intinya, saat ini mencari pekerjaan tidak mudah, apalagi minta naik gaji. Supaya Anda bisa bersinar di tempat kerja, carilah cara untuk menjadikan keberadaan Anda lebih bermakna bagi perusahaan dan diri Anda sendiri dengan cara yang jujur dan tidak menyakiti orang lain.

21 November 2010

Bersihkah Tempat Kerja Anda?


Rata-rata karyawan kurang menjaga kebersihan ruangan atau meja kerjanya. Padahal, justru dari ruangan serta meja kerja yang kotorlah kita mudah terserang penyakit. Ruangan serta tempat kerja yang kotor mengandung bakteri yang membahayakan kesehatan kita.
Di antara perabot di meja kerja yang mudah sekali menjadi sarang bakteri adalah telepon. Penelitian membuktikan bahwa kuman pada pesawat telepon jauh lebih banyak daripada kuman yang terdapat pada meja kerja. Bayangkan!
Nah, apakah ruang kerja Anda kotor dan berantakan? Untuk mengetahuinya, jawablah kuis berikut ini:
1. Apa komentar rekan sekerja mengenai tempat kerja Anda? 
a. Bersih dan rapi.
b. Agak berantakan tetapi tidak sampai mengeluarkan bau menyengat.
c. Sangat berantakan. Rekan sekerja tidak akan menghampiri meja saya bila tidak terpaksa.
2. Seberapa banyak noda yang ada pada karpet ataupun kursi Anda? 
a. Tidak ada.
b. Satu atau dua; sangat sulit untuk menghilangkannya.
c. Sulit dikatakan; noda-noda sudah seperti corak karpet atau motif pada kursi saya.
3. Seberapa sering Anda membersihkan keyboard Anda? 
a. Paling tidak dua kali sebulan; saya menggunakan lap khusus untuk membersihkan keyboard sampai kebagian dalamnya.
b. Setiap saat saya membersihkannya, luar dan dalam.
c. Hanya bila terkena tumpahan kopi.
4. Apakah Anda makan di meja kerja? 
a. Tidak, kecuali bila terpaksa.
b. Ya, makan siang --- tiga atau empat kali seminggu.
c. Sarapan, makan siang, makan malam, dan ngemil! Tempat kerja saya merupakan rumah kedua bagi saya.
5. Seberapa sering dan lama Anda mencuci tangan saat jam kerja? 
a. Sebelum dan sesudah makan, sesudah ke toilet dan sesudah menyentuh apa saja yang tampak kotor. Selama musim flu, saya memberikan perhatian khusus untuk mencuci tangan sesudah menyentuh peralatan, tombol dan gagang pintu di daerah yang umum dan sesudah bersalaman. Dan saya menyabuni tangan paling tidak selama 15 detik sebelum membilasnya.
b. Sebelum makan dan sesudah menggunakan toilet, saya mencucinya dengan cepat.
c. Terlalu sibuk dan saya tidak peduli - tetapi saya mengambil permen dan donat pada saat kembali dari toilet.
6. Apakah meja kerja Anda dekat dengan jendela? 
a. Ya, dan setiap pagi saya tinggal membuka jendela agar udara segar masuk.
b. Ya, tetapi saya hanya membukanya sekali-sekali.
c. Tidak, tetapi tempat kerja saya dekat dengan pantry dan dekat dengan meja rekan sekerja yang selalu tersedia permen.
7. Ada berapa banyak tanaman hidup di tempat kerja Anda? 
a. Dua atau lebih.
b. Satu.
c. Tidak ada, kecuali pajangan yang sudah bulukan.
8. Selain untuk bekerja, Anda gunakan untuk keperluan apakah meja kerja Anda? 
a. Untuk meletakkan segelas air atau minuman lainnya.
b. Sebagai meja untuk makan siang atau cemilan dan selebihnya untuk tas kerja saya.
c. Untuk menopang kaki, tempat menempelkan permen karet dan untuk manicure.
9. Kapan terakhir kali Anda membersihkan meja kerja? 
a. Setiap minggu saya membersihkannya dengan lap desinfektan atau dengan sabun.
b. Saya membersihkannya tiga atau empat kali dalam satu tahun.
c. Tidak pernah. Meja saya lengket.
Jawaban 
Paling banyak C: 
Ganti meja kerja Anda. Anda bekerja di tempat yang sangat kotor! Sadarlah, dan perhatikan kesehatan Anda serta kesan profesionalitas Anda. Perbaiki kebiasaan buruk Anda!
Paling banyak B: 
Kebersihan Anda termasuk kategori sedang. Dan sekarang setelah Anda tahu betapa pentingnya tempat kerja yang bersih bagi kesehatan Anda, sudah saatnya untuk lebih bersih. Anda pasti dapat melakukannya!
Paling banyak A: 
Selamat! Anda merupakan ahli pengelola kebersihan. Terima kasih telah membuat kantor menjadi lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

8 Kiat Tetap Semangat Saat Jam Kerja


Kerap merasa lesu dan cepat lelah saat jam-jam kerja? Ikuti petunjuk sederhana berikut. Anda pun akan senantiasa merasa bersemangat dan penuh gairah di tempat kerja.
1. Minum air putih 
Tahukah Anda, dehidrasi membuat seseorang menjadi lemas? Jadi, pastikan Anda meminum air putih yang banyak selama jam kerja. Penelitian terbaru menunjukkan, Anda tidak harus minum air putih sebanyak 8 gelas dalam sehari tetapi yang penting Anda minum air putih yang cukup. Artinya, mengonsumsi air putih pada saat Anda haus dan ditambah dengan beberapa gelas.
Ganti kebiasaan minuman soda atau jus dengan minum air putih. Satu solusi yang mudah adalah dengan menyediakan air putih dalam termos berukuran kurang lebih satu liter di meja Anda dan isi ulang setiap kali isi termos mulai
berkurang.
2. Makan cemilan yang sehat 
Untuk cemilan sebaiknya hindari makan cokelat. Lebih sehat jika Anda menyantap makanan yang sehat seperti buah apel, yogurt berkadar lemak rendah, roti bakar dengan selai kacang, atau selalu menyimpan almon dan kismis di dalam toples. Makanan kecil yang kaya mineral ini dapat membuat Anda tetap bersemangat sampai jam pulang kantor.
3. Hindari makan makanan berat dan minuman alkohol 
Makan makanan yang enak ditambah hidangan penutup yang sedap dan secangkir kopi atau teh pada saat jam makan siang, apalagi bila ditraktir atau dengan biaya kantor, siapa pun akan susah menolaknya. Tetapi tertidur di meja kerja sangatlah tidak pantas. Di hari kerja, pada jam makan siang, sebaiknya Anda memilih makanan yang tidak berat seperti salad dan sesudahnya cukup minum segelas air putih agar Anda tidak mengantuk dan tetap segar sampai sore hari.
Sebagai makanan penutup sebaiknya cukup minum teh herbal. Gula dan kafein memengaruhi suasana hati dan mengurangi semangat tepat pada saat Anda harus bekerja dengan produktif.
4. Jangan diam di tempat 
Sekali-sekali gerakkan badan dengan berjalan cepat. Tinggalkan meja Anda, jalan berkeliling kantor untuk beberapa menit dan kembali lagi bekerja. Tidak lebih dari 10 menit, kok, waktu yang diperlukan untuk membuat Anda segar kembali.
5. Lemaskan tulang belakang 
Langkah 1: silangkan kaki kanan ke kaki kiri dan letakkan tangan kiri pada bagian atas paha.
Langkah 2: putar bagian atas tubuh Anda dengan pelan ke arah kanan dan tempatkan tangan kanan di belakang punggung Anda.
Langkah 3: Tahan beberapa menit sambil menarik napas yang dalam.
Langkah 4: Lakukan dengan posisi sebaliknya dan ulangi beberapa kali.
6. Duduk tegak 
Langkah 1: duduk tegap dan tekan kedua kaki ke lantai.
Langkah 2: angkat kedua belah tangan keatas dan kedua telapak tangan saling menggenggam erat.
Langkah 3: bila leher Anda sedang tidak dalam keadaan sakit, jatuhkan kepala ke belakang dan mata tertuju pada ibu jari. Pastikan posisi kedua belah tangan tidak berada di samping telinga, dengan menarik dengan pelan bahu agak ke belakang.
Langkah 4: tetap pada posisi ini, tutup mata, dan tarik napas yang dalam lalu buang napas melalui hidung dalam 5 hitungan.
Langkah 5: sesudah 5 hitungan, lepaskan tangan ke bawah perlahan-lahan ke samping tubuh dan buka mata Anda.
7. Jangan menunda 
Menunda pekerjaan dengan melakukannya pada detik-detik terakhir hanya akan menambah stres Anda. Dengan mengerjakan tugas dan dapat menyelesaikannya sebelum deadline, akan mengurangi stres dan justru akan membuat Anda semakin termotivasi. Ditambah lagi, dengan menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline dengan hasil yang baik, Anda pasti akan mendapat pujian dari atasan.
8. Persingkat daftar tugas 
Perpendek daftar tugas dengan cara memilah paling tidak 3 daftar tugas yang paling prioritas dan setiap kali Anda sudah menyelesaikan ketiga tugas yang prioritas tadi, tuliskan lagi tiga daftar tugas prioritas yang lain, begitu seterusnya setiap harinya. Dijamin, pada akhir minggu Anda akan terkejut karena ternyata dapat menyelesaikan sederetan tugas Anda tadi dengan baik dan tanpa stres.

Bekerja di Rumah, Kenapa Tidak?


Daripada hanya mengurus anak dan rumah tanpa menghasilkan sesuatu, ada baiknya Anda memulai bekerja atau membuka usaha di rumah.
Pilihan ini juga berlaku bagi para ibu bekerja yang sebelumnya bekerja di kantor, namun juga ingin melihat perkembangan anak di rumah, beralih melakukan usaha di rumah. Tapi, sebelum memulai, ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan. Apa saja?
1.RUANG KERJA YANG NYAMAN 
Setiap orang butuh ruang bekerja, meski hanya digunakan untuk melihat bon tagihan dan pembelian, serta menuliskannya di buku anggaran rumah tangga. Nah, Anda dapat menciptakan ruang kerja di kamar tidur, di sudut ruang keluarga, atau di kamar tersendiri.
Dengan memiliki ruang bekerja, segala perlengkapan seperti alat tulis, buku, alat penghitung, ada di satu tempat, sehingga tidak repot jika Anda membutuhkannya suatu saat. Lengkapi juga ruangan kerja dengan lampu meja, pesawat telepon, agar semua pekerjaan dapat berjalan dengan mudah.
2. ATUR WAKTU BEKERJA 
Mengatur waktu yang efisien setiap hari adalah kunci utama bekerja di rumah. Anda harus pintar membagi waktu antara mengurus pekerjaan dan mengurus anak-anak.
Selain mengatur waktu, bekerja secara seefisien juga mutlak. Jika anak-anak butuh perhatian, tunda dulu pekerjaan. Ketika mereka sudah tenang dan dapat bermain, lanjutkan dan selesaikan pekerjaan. Tidak ada waktu yang tepat untuk menentukan berapa lama menyelesaikan pekerjaan di rumah, namun bekerja di sisi anak setiap hari bisa jadi akan sangat menyenangkan, bukan?
3. BAGAIMANA AGAR BERHASIL? 
Bekerja di rumah memiliki banyak keuntungan. Misalnya, tak terikat jam kerja, tak harus kesal karena terjebak macet setiap hari, jam kerja dapat diatur sendiri. Target kerja pun dapat ditentukan sendiri, tanpa berpatokan pada jam kerja.
Namun, kendala pasti akan tetap ada, salah satunya sulitnya memisahkan urusan rumah dan urusan pekerjaan. Beberapa hal lain yang juga patut diperhatikan antara lain:
a. Terorganisir 
Semua berawal dari pengaturan-pengaturan yang tepat. Gunakan ruang kerja sebagai tempat yang bermanfaat untuk berkarya. Letakkan lemari dengan banyak laci untuk meletakkan barang-barang yang berhubungan dengan pekerjaan. Seperti alat tulis serta dokumen-dokumen penting.
b. Bekerjalah dalam suasana yang tenang 
Ketika Anda kerja, usahakan suasana sekitar nyaman dan aman dari gangguan. Kecuali jika Anda memang ingin sekaligus mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Saat anak-anak pergi sekolah, misalnya, dapat Anda gunakan waktu bekerja dalam suasana yang tenang. Tutup pintu ruang kerja agar terhindar dari gangguan-gangguan. Beritahu anggota keluarga jam kerja Anda di rumah, sehingga mereka mengerti dan tidak mengganggu waktu kerja Anda. Jika ruang kerja adalah bagian dari ruangan yang besar, usahakan suasana sekitar tenang sehingga Anda bisa berkonsentrasi.
c. Privasi total 
Jika Anda ingin memiliki privasi total, buatlah ruang kerja yang terpisah dari rumah utama dan kunci pintu saat bekerja.
d. "Jangan ganggu saya!" 
Anda bisa menggantung tulisan tersebut di pintu kerja jika Anda benar-benar sedang bekerja serius dan tidak ingin diganggu.
4. MULAI DENGAN PERENCANAAN 
Perencanaan sangat penting untuk menjalankan bisnis di rumah. Mulailah dengan langkah awal, yaitu menentukan nama usaha, alamat, nomor telepon, alamat e-mail. Akan lebih baik jika Anda melengkapinya dengan website, agar profil usaha Anda dapat dipromosikan ke khalayak lebih luas.
Selanjutnya, mulailah dengan mendeskripsikan jenis usaha Anda. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara menjalankan pekerjaan di rumah, meliputi cara pemasaran, promosi, serta pengelolaan.
Kemudian tentukan tujuan usaha, khususnya tujuan jangka panjang, apakah akan terus dipasarkan lebih luas atau sekadar mengisi waktu luang saja. Jika dalam perkembangannya usaha ini menghasilkan keuntungan, mulailah berpikir memperluas usaha, diawali dengan merekrut beberapa karyawan untuk membantu pekerjaan Anda. Siapa tahu bisnis ini akan terus dikenal, dan lama-kelamaan dapat dipasarkan lebih luas lagi.
5. TETAP IBU RUMAH TANGGA 
Bekerja di rumah memang penuh tantangan, sekaligus memberikan banyak waktu bertemu dengan keluarga, khususnya anak-anak. Namun, semua harus diatur dengan baik. Jangan sampai pekerjaan terganggu akibat teriakan-teriakan anak, atau ketika Anda ingin mencari informasi di internet, Anda harus tenganggu ulah si kecil yang asyik main game di komputer. Memang, kondisi ini menjadi dilema, namun jalan keluar selalu ada. Simak tips-tips berikut:
a. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja di waktu tidur siang anak-anak.
b. Jika harus memangku anak saat Anda bekerja di depan komputer, berilah anak mainan atau botol susu sehingga ia sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
c. Sediakan mainan dan buku-buku anak, baik buku cerita maupun buku mewarnai di ruang kerja Anda, sehingga anak akan teralihkan perhatiannya ke barang-barang tersebut dan pekerjaan Anda tidak
terganggu.
d. Sediakan sedikit ruang untuk anak sebagai tempatnya bermain atau mewarnai buku, sehingga ia bisa sibuk dengan aktivitasnya, Anda pun tidak terganggu sekaligus bisa mengawasi anak.
e. Sediakan makanan dan minuman ringan kesukaan anak-anak di tempat yang terjangkau, sehingga mereka dapat mengambil sendiri makanan atau minuman yang mereka inginkan tanpa harus mengganggu Anda.
f. Akan lebih baik jika Anda meletakkan meja kerja di dekat jendela, sehingga tetap dapat mengawasi anak-anak Anda ketika mereka sedang bermain di halaman.
g. Jika punya waktu luang, lakukan aktivitas bersama anak-anak sehingga mereka tidak bosan di rumah terus, misalnya jalan-jalan, bersepeda, dan kegiatan lain.

Etika di Meja Makan


Sering, kan, Anda diundang menghadiri jamuan makan untuk urusan bisnis? Sudahkah Anda memahami bagaimana harus bersikap di meja makan? Penting, lo, agar rekanan bisnis memiliki kesan baik pada Anda.
Di bawah ini lima cara yang cepat dan mudah untuk diingat mengenai etika di meja makan.
1. Memperkenalkan Sesama Kolega 
Untuk memperkenalkan dua orang teman yang tidak saling mengenal pada tempat yang tidak formal pasti lebih mudah dibandingkan di tempat yang lebih formal semisal di seminar atau rapat. Dengan memperkenalkan secara resmi orang-orang yang Anda kenal tetapi di antara mereka belum saling mengenal, suasana kaku dan tak nyaman pun bisa sirna.
Utamakan orang yang lebih tua atau posisinya lebih tinggi. Contohnya, "Pak, perkenalkan Sdr. Putra dari Perusahaan X." Lalu kepada Putra, katakan, "Putra, perkenalkan atasan saya dari Perusahaan Y, Bapak Pangaribuan". Dengan demikian, perkenalan singkat tadi dapat berkembang pada pembicaraan lebih lanjut di antara mereka.
Anda dapat mengganti contoh atasan dan kolega dengan ibu Anda dan teman, atau kakek Anda dengan sahabat Anda. Bila tidak yakin siapa yang harus Anda dahulukan, Anda dapat memilih seseorang yang sepantasnya didahulukan.
2. Berdiri Jika Ada Yang Bangun 
Menurut etika, seorang pria sebaiknya berdiri jika rekan semejanya yang berjenis kelamin wanita meninggalkan meja atau kembali ke meja setelah ia dari kamar kecil, misalnya. Hal ini tampak kuno tetapi tetap berlaku untuk masa kini. Kecuali pada acara makan siang bisnis, seorang pria harus berdiri bila seorang wanita yang duduk di meja yang sama, apakah itu istrinya atau orang lain, akan meninggalkan meja ataupun kembali ke meja. Terutama bila wanita tersebut duduk di sebelah Anda. Para wanita menghargai sikap ini. Pada meja yang agak padat, beri ruang pada seorang wanita yang akan duduk ataupun berdiri.
3. Perbaiki Dasi 
Walaupun Anda sedang merasa sangat lapar dan ingin segera makan, jangan lupa atur letak dasi sebelum mulai menyantap hidangan sehingga tidak mengganggu saat Anda tengah makan. Jangan letakkan dasi ke belakang bahu karena hal ini tampak tidak sopan dan tidak rapi. Bila tidak mempunyai klip khusus untuk dasi, masukkan sedikit bagian ujung dasi ke dalam kemeja. Serbet juga dapat dipakai untuk menutupi dasi Anda.
4. Cicipi 
Ada dua alasan mengapa sebaiknya hal ini dilakukan:
- Anda tidak tahu apakah makanan yang akan dimakan sudah cukup asin atau belum. Jangan rusak acara makan tersebut dengan menambahkan garam pada makanan sebelum Anda tahu pasti apakah makanan tersebut sudah cukup asin atau belum bagi Anda. Karena dengan langsung menambahkan garam tanpa mencicipinya terlebih dahulu dan ternyata makanan tersebut sudah cukup asin, Anda tidak mungkin dapat menghabisi makanan tersebut dan hal ini akan memberi kesan tidak baik.
- Alasan berikut (dan hanya berlaku di pesta makan malam), menambahkan garam pada makanan di piring Anda akan memberi kesan seakan Anda tidak percaya terhadap masakan tuan rumah. Bila ditanya apakah perlu garam, minta garam dan lada, karena garam dan lada selalu berada bersama.
5. Siku Di Meja 
Meletakkan siku di meja memang nyaman tetapi hal ini tidak dibenarkan bila Anda melakukannya pada suatu jamuan makan siang atau makan malam. Hal ini memberi kesan tidak sopan. Apalagi bila kemeja yang Anda kenakan berlengan panjang. Bila terkena noda, akan terlihat jelas.
Kapan Anda boleh meletakkan siku di meja makan? Waktu yang tepat adalah di antara dua makanan. Maksudnya, pada waktu selesai menyantap makanan pembuka dan akan masuk ke makanan utama atau pada saat selesai menyantap makanan utama dan akan melahap makanan penutup. Anda dapat relaks sebentar sambil menantikan makanan berikutnya. Atau dapat juga pada saat Anda harus berbicara dengan teman satu meja yang posisinya tak langsung di sebelah Anda. Letakkan siku di atas serbet dan dekatkan posisi Anda dengan lawan bicara sehingga Anda dapat mendengar apa yang dikatakannya, demikian pula sebaliknya.
Bila bicara soal etika, tidak berarti kita sedang membicarakan masalah penampilan yang menarik. Tata krama merupakan cara untuk menghargai orang lain. Dengan memahami etika atau tata krama, sikap kaku dan tak nyaman dapat dihindari. Selain itu, Anda pun terkesan sopan dan amat pantas untuk dihargai. Nah, mulai sekarang, jangan lupa menerapkan 5 aturan dasar tadi dan Anda akan melihat serta menikmati hasilnya.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...