28 Agustus 2010

Cara Cepat Membangkitkan Gairah Kerja

Apakah hidup Anda bergairah? Puas dengan pilihan yang Anda ambil dalam kehidupan dan karir Anda?
Banyak orang beranggapan, gairah dan bekerja tidak dapat dicampur. Mereka bahkan berpikir, bekerja untuk hidup dan cari makan. Bukan bukan untuk memberi makan jiwa kita.
Jelas, pendapat tersebut keliru. Sebab, pada kenyataannya, gairah dan kehidupan adalah hal pokok yang harus diprrioritaskan. Dengan gairah, bakat Anda termotivasi. Gairah adalah suatu karunia dan yang terpenting gairah membuat Anda menjadi “siapa diri Anda”. Gairah Anda adalah kekuatan dan enerji Anda. Gairah merupakan bagian dari diri Anda yang memotivasi untuk melakukan apa yang ingin Anda lakukan.
Yang jadi masalah, banyak orang mengabaikan gairah mereka pada saat harus memilih dalam karier. Stres karena deadline dan bermacam-macam keadaan di kantor yang menimbulkan kekesalan, membuat kita mulai mengabaikan gairah. Tetapi, gairah murni tetap ada dalam diri Anda dan kadang memang harus digali dan diihidupkan lagi.
Caranya? Simak saja saran-saran berikut.

1. Cermin Masa Lalu
Salah satu cara yang paling bagus untuk mengidentifikasi gairah nyata Anda adalah dengan memikirkan hidup Anda, Terutama mengingat masa kanak-kanak dan mengidentifikasi hal-hal yang Anda sukai. Apa yang membuat Anda sangat gembira? Apa yang dapat Anda peroleh dengan mudah?
Coba, deh, ingat-ingat hal-hal yang Anda sukai waktu masa sekolah atau permainan favorit saat kecil. Jika gemar main boneka, mungkin Anda menyimpan bakat terpendam yang menunggu saat yang tepat untuk ditampilkan.
Begitu Anda dapat mengidentifikasi kegemaran Anda, maka Anda pun tahu bagaimana memanfaatkannya. Sebagai contoh, orang yang senang tampil dapat menemukan peluangnya dengan bekerja sebagai presenter, pembicara. Ingat, gairah kita terpampang di depan kita!

2. Identifikasi Impian
Jika ingin menggali gairah, Anda perlu mengidentifikasi “mimpi” Anda. Buatlah daftar hal-hal yang sangat ingin dilakukan, hal-hal yang kalau Anda lakukan tidak akan merugikan bagi Anda. Jelas, Anda harus berani menghadapi tantangan-tantangan. Mungkin Anda bermimpi menjadi penari terkenal. Dengan demikian, Anda akan termotivasi mengikuti kursus menari.
Jangan lupakan catatan daftar mimpi Anda dan jangan pernah berpikir “tidak mungkin” karena dengan mempunyai mimpi, Anda akan termotivasi untuk mewujudkan cita-cita Anda.

3. Cari Peluang
Coba ambil katalog kursus, lihat kursus apa yang ditawarkan dan beri tanda pada bagian yang menarik buat Anda. Beri kesempatan pada diri sendiri untuk mengikuti kursus yang Anda minati. Bila tertarik pada seni, ikuti kursus mengenai seni. Bila ingin jadi fotografer, ikuti kursus mengenai fotografi.
Lakukanlah sesuatu sesuai dengan minat Anda. Apakah itu menari, menyanyi, atau menulis. Anda harus berani melakukan dan mencoba sesuatu yang baru.

4. Bangun Dunia & Gaya Hidup
Setiap orang harus berani melakukan hal-hal yang memotivasi dirinya dan yang memberi ilham. Setiap manusia punya pembawaan sejak lahir, demikian juga halnya dengan gairah. Gairah merupakan suatu benih dari dalam diri kita.
Jika gairah ini tidak digali, maka bakat yang ada dalam diri kita tidak akan pernah tumbuh. Tetapi jika gairah digali dan dikembangkan di lingkungan yang sesuai, Anda akan sukses dan menjadi orang seperti yang Anda idam-idamkan.
Memang, perlu waktu untuk menggali gairah dan mengembangkannya. Yang diperlukan adalah kemauan untuk mengembangkannya. " Hidup ini bukanlah suatu latihan." Diri Anda sendirilah yang dapat membuat hidup Anda bahagia atau tidak.

6 Cara Menjadi Boss Yang Disayang

Sebagai atasan, Anda adalah sosok yang selaiknya dihormati dan mendapat respek dari karyawan. Respek berbeda dengan rasa takut. Anda tentu akan lebih senang jika respek itu diberikan secara tulus dan tepat, daripada hanya sekadar disegani atau ditakuti bawahan.
Jangan sampai Anda dikenal sebagai bos yang tak toleran, suka marah-marah, atau terlalu subyektif. Nah, berikut sejumlah tips agar Anda menjadi atasan yang bijak dan disayang rekan kerja.

Tulus & Adil
Memimpin tim kerja membutuhkan kecakapan atau skill . Namun, tak cuma itu, sebagai atasan, Anda juga harus bisa bersikap tulus dan adil. Tulus membagi pekerjaan, tulus memimpin, juga adil dalam memaksimalkan keunggulan setiap karyawan yang tergabung dalam tim.
Jangan sampai Anda menugaskan orang di tempat yang salah. Yang tak kalah penting, Anda pun harus selalu siap membantu bawahan menemukan peluang untuk memperbaiki kekurangan mereka.

Mau Terus Belajar
Meski posisi sudah berada pada level manajemen, bukan berarti Anda lebih pintar, lebih berpengalaman, atau lebih jago ketimbang karyawan lain, lho! Meski sudah menjadi bos, Anda harus tetap mau belajar.
Apa saja yang sekiranya Anda rasakan masih belum dikuasai, jangan pernah malu untuk bertanya, meski kepada bawahan. Menggali ilmu tak kenal umur dan posisi jabatan, kok.
Diakui atau tidak, cara ini akan membuat Anda dianggap telah ikut berkontribusi dalam kemajuan bawahan. Rentang jarak antara Anda dan bawahan tak perlu dijadikan batu penghalang untuk sama-sama maju. Menjadi pintar bersama tentu akan lebih menyenangkan, ketimbang pintar sendirian.

Atur Emosi
Jika masih berusia muda, bisa jadi Anda sering terpancing dan tak mampu mengatur emosi yang masih suka meledak-ledak. Kemarahan ini, selain tak baik bagi kesehatan, tentu akan memicu stres berkepanjangan. Amarah pun biasanya akan terbawa hingga ke rumah. Akibatnya, keluarga akan terkena imbasnya.
Jadi, mulailah belajar mengontrol amarah terhadap kinerja tim. Jangan pernah memarahi, memaki, dan menegur bawahan di depan umum. Cara ini secara tak langsung akan memengaruhi mental mereka.
Bisa-bisa mereka tak semangat lagi bekerja dan merasa tertindas. Bawahan bukanlah budak yang bisa Anda perlakukan semaunya. Mereka adalah manusia yang tak luput dari kesalahan.
Bangunlah mental kerja positif mereka. Lebih baik, panggil mereka ke dalam ruangan Anda, lalu sampaikan kesalahan apa yang telah diperbuat. Buatlah agar dari kesalahan itu mereka belajar dan berbuat lebih baik lagi

Jangan Subyektif
Tak jarang ada atasan yang sangat subyektif menanggapi setiap pribadi bawahannya. Sehingga, biasanya tanpa sadar, Anda akan lebih condong ke bawahan yang satu dibandingkan yang lainnya.
Dengan kata lain, Anda menemukan chemistry dengannya. Untuk urusan kerja, secara profesional, lebih baik Anda singkirkan hal-hal semacam ini.
Sebab, ini bisa menjadi pemicu rusaknya kekompakan tim kerja. Karyawan lain pasti akan merasa dianaktirikan, sementara yang lain merasa sudah di posisi aman karena dekat dengan Anda.
Perlakukan semua bawahan dengan cara yang sama. Buatlah agar keunggulan mereka bisa berguna semaksimal mungkin demi kemajuan perusahaan, sekaligus menutupi kekurangan bawahan yang lain. Sehingga, satu sama lain akan saling membutuhkan. Hasilnya, sebuah tim kerja yang solid.

Keberhasilan Tim, Kemenangan Anda
Jangan bekerja sendirian. Bekerjalah sebagai pemimpin yang mendelegasikan pekerjaan dengan baik ke bawahan dalam tim kerja. Ajari mereka bekerja secara efektif, penuh tanggung jawab, dan berorientasi pada hasil akhir.
Ingat, keberhasilan dan kesuksesan mereka merupakan kemenangan Anda. Apa jadinya bila Anda memiliki bawahan yang tak cakap dan tak berkembang? Anda sendiri yang repot, kan?
Semakin sulit pekerjaan yang mampu mereka pecahkan, itu merupakan sarana baik untuk berkembang. Tanpa ini semua, secara tak langsung Anda telah memasung kreativitas karyawan. Nah, tunggu apa lagi? Bangunlah tim kerja dengan menciptakan manusia yang berkualitas. Dijamin, Anda akan dihargai sebagai bos yang peduli kepada kemajuan bawahan.

Jalin Persahabatan
Tak sedikit atasan yang merasa gengsi bergabung bersama bawahannya. Juga tak jarang, atasan yang suka memilih-milih siapa bawahan yang pantas menemaninya makan siang.
Ingat, karyawan memiliki hak dan kesempatan yang sama. Jalinlah persahabatan dengan semua karyawan di semua level . Dengan begitu, Anda tak menutup diri bergaul dengan yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Jangan pernah takut tersaingi oleh mereka yang lebih muda.
Apa yang Anda lakukan akan menjadi contoh bagi bawahan yang masih muda. Tak bisa dipungkiri, Anda telah menjadi bagian berarti dalam perjalanan kesuksesan karier mereka kelak. Dan, yang terpenting, Anda telah menjadi sahabat yang bernilai positif bagi mereka.

7 Cara Agar Mempunyai Karir Sukses

Semua pasti ingin sukses dengan mencapai anak tangga teratas profesi masing-masing, tapi mengapa kadang perjalanannya terhambat? Cari tahu jawabannya dan pelajari triknya.
Kelewat serius mencurahkan perhatian pada orang yang lebih berprestasi atau ada faktor X yang menyebabkan orang lain lebih maju akan membuat kita frustrasi lalu menganggap bidang pekerjaan yang digeluti ini mustahil memberi sukses.
Tinggalkan pemikiran semacam itu karena memiliki 7 keterampilan berikut akan membawa kita menapaki puncak tangga karier.

1. Andal Berbicara
Kemampuan bicara dengan beragam individu merupakan tuntutan mutlak untuk meraih sukses.
Misalnya, kontak mata yang bersahabat, kosakata yang kaya dan kemampuan menyesuaikan bahasa yang kita gunakan dengan lawan bicara juga pegang peran.
Jadi, berlatihlah bicara santun dengan siapapun yang kita jumpai dalam keseharian atau ikut kelompok diskusi untuk mengasah kemampuan berdebat.
Rewards yang bakal kita dapatkan adalah lebih cakap dalam berbagai situasi sosial, piawai membangun jejaring kesuksesan, membantu dalam bekerja dalam kelompok pribadi.

2. Tidak Plin-Plan
Seorang pemimpin yang baik memiliki sikap tegas dan selalu menunjukkan sikap ini setiap kali ia dihadapkan pada persoalan yang menuntutnya membuat keputusan.
Apa pun keputusan yang dibuat memang akan menimbulkan pro dan kontra. Akan tetapi ingat, proses pengambilan keputusan akan membawa kita semakin dekat dengan kemampuan untuk menyelesaikan tantangan yang diberikan.
Kuncinya, pastikan bahwa keputusan yang kita ambil sudah dipikirkan secara matang dan ada alasan yang menyertainya.

3. Akuntabilitas
Bagian terpenting lainnya dalam meraih sukses adalah kesediaan menerima tanggung jawab, baik saat sukses maupun gagal.
Jika ini dilakukan, kita dianggap siap menerima tanggung jawab yang lebih besar dan menuai rasa hormat dari kolega karena kerendahan hati yang dimiliki.
Agar bisa meminimalkan kesalahan, perhitungkan segala kemungkinan dan segera mengambil langkah yang tepat guna memperbaiki kesalahan yang kita lakukan.

4. Tetap Positif
Dengan mengolah pandangan positif, kita justru akan memacu orang lain untuk sama-sama menunjukkan sikap positif sehingga lebih produktif dan mungkin saja semakin dipercaya untuk jabatan eksekutif.
Sikap positif sebetulnya mudah dan merupakan bentukan kita sendiri, kok. Yakni dengan menekankan hal-hal positif pada setiap situasi. Intinya, jangan lihat masalah, tapi lihatlah jalan keluarnya.

5. Presentasi Diri
Mempelajari bagaimana kiat mempresentasikan diri pada orang sangatlah penting.
Misalnya, berbusana rapi akan memberi imej sukses di mata orang lain sebelum kita mengatakan sepatah kata pun. Tak perlu mahal, tapi busana dengan kualitas jahitan berstandar tinggi mengindikasikan kalau dalam banyak hal pun kita memiliki standar tinggi dan ini yang membuat orang lain kagum memandang kita.
Seberapa besar kita memberi pengaruh kuat pada kolega, pimpinan atau klien akan melihat seberapa baik kita tampil di mata mereka. Memiliki gaya yang anggun untuk mendukung kesuksesan kita bukan sesuatu yang buruk, kok.
Jangan lupa, penampilan akan meningkatkan apa yang kita rasakan mengenai diri sendiri yang ujung-ujungnya akan membuat kita semakin percaya diri.

6. Kelola Waktu
Ketidakmampuan mengorganisir akan membuat kita kocar-kacir sehingga pencapaian di bawah target yang ditetapkan.
Untuk mengatasinya, belajarlah menuliskan segalanya secara rinci sehingga memungkinkan kita memastikan semuanya bisa dikerjakan sesuai ketersediaan waktu yang ada. Hasilnya, kita memiliki kualitas kerja yang lebih baik dan jangan kaget kalau ke depannya kita akan dipercaya mengemban tanggung jawab yang terus meningkat.
Mampu mengelola waktu bukan berarti kita tak punya waktu luang untuk diri sendiri, lho. Justru inilah faktor kunci kesuksesan kita mengerjakan segala seuatu secara tepat waktu dan lebih berkualitas.
Jangan menunda-nunda pekerjaan, tetapkan tujuan-tujuan yang menantang sekaligus realistis, dan manfaatkan waktu seefisien mungkin.

7. Mendeteksi Solusi
Akar dari suksesnya para pemimpin bisnis adalah kemampuan untuk menemukan solusi atas masalah besar. Kemampuan ini memang tidak terlihat nyata melainkan harus ditunjukkan ke orang lain.
Kalau kita dan kolega kita satu divisi sudah sedemikian disiplin, tak ada salahnya selalu mencari tahu apa yang paling jadi masalah.
Apakah itu berupa minimnya komunikasi di antara sesama staf, konflik seputar hak masing-masing pegawai, masalah teknis, atau sulitnya mengakses informasi. Cari kemudian bertindaklah. Jangan takut kerja ekstra bila memang berniat mencari solusi. Ingat, orang yang penuh semangat justru tertantang untuk menangani rintangan. Intinya, jangan sebatas puas pada rutinitas.

26 Agustus 2010

Cara Berkelit Ketika Boss Mengajukan Pertanyaan Sulit

Anda Sedang melamun ketika mendadak si bos mengajukan pertanyaan.

Mengaku: Jangan menjawab, ”Saya tidak tahu,” karena konotasinya negatif. Tapi katakan, ”Saya coba cari tahu dan mengabarkan Anda hasilnya hari ini juga.” Anda akan terlihat proaktif dan si bos pun akan menghargai usaha Anda.

Kabur sebelum jam kantor usai dan keesokan harinya atasan bertanya kemarin sore Anda ke mana.


Berkelit: Katakan kemarin Anda punya private appointment. Unsur ”pribadi” bikin ia enggan bertanya lebih lanjut. Minta maaf dan katakan kalau lain kali Anda akan bilang dulu sebelum meninggalkan kantor sebelum waktunya.

Melupakan Jadwal Rapat


Berkelit: Katakan bahwa telah terjadi kesalahpahaman lalu berikan jadwal meeting baru yang telah diatur kembali. Ini adalah masalah umum dan bos Anda tak akan mau mengurusi detailnya. Apalagi kalau Anda sudah membereskannya.

Membeberkan rahasia perusahaan kepada kolega, sampai akhirnya sampai ke telinga bos Anda.


Mengaku: Sebaiknya katakan, ”Saya minta maaf, saya pikir informasi ini bukan rahasia. Saya janji tak akan mengulanginya lagi.” Si bos belum tentu langsung memaafkan Anda. Tugas Anda adalah membuktikan kalau bisa kembali dipercaya!

Mengabaikan perintah si bos untuk menghubungi seseorang mengenai suatu tugas.


Berkelit: Ketika ditanya perkembangan hubungan dengan orang tersebut, katakan, ”Masih belum bisa tersambung dengannya. Saya coba lagi, ya.” Bos tak perlu tahu kalau alasan belum bisa tersambung adalah karena Anda malas!

Cara Menjadi Boss Teladan

Hai bos muda, apakah dilema dalam bersikap pernah menjadi masalah Anda dengan para bawahan? Atau... pernahkah Anda merasa jadi bahan gosip saat mereka sedang makan siang bersama? Jika pernah, jangan buru-buru panik atau marah karena sikap mereka yang seperti itu. Mulai sekarang, koreksi diri Anda! Jangan-jangan, Anda memang termasuk dalam tipe bos yang tidak disukai?

Bahaya, lho! Ingat kata Mark Wiskup dalam bukunya, “Dont be ‘that’ boss!” Wajar memang, sebagai bos muda yang belum terlalu kaya akan pengalaman, Anda menjadi kurang paham bagaimana cara memperlakukan bawahan dengan baik. Asal Anda tahu, selain dihormati anak buah, sangat penting pula bagi seorang bos untuk disayang oleh karyawannya. Apakah Anda bisa mendapatkan keduanya? Tentu saja. Yang Anda butuhkan hanya sikap fair dan leadership yang tinggi.

Jadilah Bos Yang Fair
Atasan yang baik harus mampu menilai kelebihan dan kekurangan bawahannya dengan objektif, tanpa disertai penilaian secara personal. Hal tersebut dapat Anda lakukan dengan memberikan apresiasi bagi setiap pekerjaan mereka. Kemudian, jangan mengerjakan semua pekerjaan sendirian! Sebagai bos, Anda harus mampu mendelegasikan tugas, agar Anda punya banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang bersifat lebih strategis karena tak perlu lagi memikirkan detail-detail pekerjaan. Selain itu, pendelegasian ini juga akan menumbuhkan perasaan dihargai oleh atasan di dalam diri bawahan.

Namun, ada satu masalah yang kemudian kerap dihadapi oleh para bos. Terkadang saat tugas tersebut telah didelegasikan, Anda sebagai bos sebenarnya kurang yakin bahwa anak buah tersebut benar-benar mampu menyelesaikannya. Hindari hal itu! Jangan melakukan pengecekan ulang yang berlebihan atau terlalu sering mengontrol kemajuan tugas yang diberikan, karena hal ini dapat menghilangkan rasa percaya diri mereka, sekaligus membuat Anda semakin dibenci.

Satu hal lagi yang perlu Anda perhatikan. Hanya karena Anda bosnya, bukan berarti Anda selalu benar! Atasan yang baik harus paham kapan mesti bertanya kepada bawahan, dan kapan harus mengikuti saran yang diajukan oleh para bawahannya.

Bos = Team Leader
Tanamkan di dalam pikiran, bahwa Anda adalah milik mereka! Anda bekerja satu tim bersama para bawahan, sehingga saat satu pekerjaan tidak berjalan dengan semestinya, jangan menimpakan kesalahan kepada mereka semata. Anda harus mengambil tanggung jawab atas apa yang terjadi dan segera melakukan tindakan perbaikan. Kemudian, bos yang baik pun akan dengan rendah hati mengakui bahwa keberhasilan yang dicapai adalah hasil kerjasama tim. Anda tidak boleh menerima semua pujian hanya untuk diri Anda sendiri, ataupun bersikap sebagai orang yang paling berjasa dalam pencapaian prestasi-prestasi tersebut.

Inilah yang pasti diharapkan oleh setiap bawahan; memiliki bos yang mau memperjuangkan kepentingan mereka. Saat perusahaan mengeluarkan kebijakan yang tidak menguntungkan, seperti masalah penggajian yang kurang
proporsional misalnya, Anda sebagai atasan akan sangat dihargai jika dapat menunjukkan empati terhadap kepentingan mereka itu. Cobalah untuk menjadi mediator antara perusahaan dengan mereka. Apabila memang tidak membuahkan hasil, toh Anda sudah berusaha dengan tulus. Mereka pun akan semakin respek kepada Anda sebagai seorang bos.

Poin terakhir yang ingin disampaikan Mark Wiskup dalam bukunya yang berjudul How Great Communicators Get the Most Out of Their Employees and Their Careers adalah, banyak atasan yang terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri sehingga mengabaikan karyawan, bahkan untuk urusan kantor yang sangat mendesak sekalipun, gara-gara mood-nya berantakan akibat patah hati, misalnya. Sebagai seorang bos, Mark menyarankan Anda untuk sering berkomunikasi dengan karyawan dan mendengarkan suara mereka secara aktif.

13 Agustus 2010

Cara Melakukan Meeting Kerja yang Baik

Ingin memaksimalkan waktu rapat agar bos terkesan? Ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan, atau justru harus dihindari:

Do :



  • Jangan lupa untuk selalu bawa notebook dan bolpoin.
  • Duduk di sebelah orang yang beda tiap rapat. Ini bukan masa sekolah, Anda tak akan dimusuhi kalau tidak duduk bersama paraclique.
  • Memerhatikan body language. Memutar-mutar rambut, atau mengetukkan jemari ke meja memberi pesan kalau Anda bosan.
  • Berpartisipasi. Kemukakan ide saat diskusi berlangsung.

Don'ts :



  • Menerima telepon saat rapat berlangsung.
  • Terus-terusan memerhatikan jam. Mungkin meeting ini membosankan, tapi jangan terlalu eksplisit begitu.
  • Bersikap malu. Kalau rapatnya memakan waktu terlalu lama, coba ambil kendali.
  • Terlambat. Kalau Anda punya masalah dengan ketepatan waktu, tandai rapat ini setengah jam lebih awal di agenda Anda.

Cara Menghilangkan Stress di Tempat Kerja

Memiliki tumpukan kerjaan dan deadline? Tenang dan jangan panik! Ikuti cara rekan berikut ini.

Jam istirahat = wakturefreshing.
“Berbagi cerita saat makan siang dengan rekan, hingga chatting atau menelepon kekasih akan jadi obat ‘penenang’ untuk Anda. Setelahnya, Anda dijamin akan merasa fresh dan siap kembali bekerja.”

Gunakan setiap waktu dengan bijak. 
“Tentukan prioritas kerja. Perhatikan deadline, Anda akan segera tahu mana yang harus jadi fokus utama Anda dalam mengerjakan semua tugas kantor. Jadi tak ada lagi alasan untuk telat mengumpulkan tugas yang diperintahkan si bos.” 

Stretching itu tetap perlu.
“Biasanya, setelah beberapa jam berdiam diri di depan komputer, tak hanya mata, punggung juga kerap merasa pegal. Nah, makanya Anda perlu menyisihkan waktu sepuluh menit untuk melakukan stretching agar otot-otot kembali relaks.”

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...