Tampilkan postingan dengan label gairah dan nafsu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gairah dan nafsu. Tampilkan semua postingan

28 Agustus 2010

Mengatasi 10 Perasaan Bersalah Yang Menghinggapi Wanita Berkarir

Perempuan semakin terbuka untuk mengembangkan dirinya. Potensi dan kemampuan kaum hawa juga setara dengan kaum pria. Namun, menurut psikolog Kasandra Putranto, perempuan berkarier memiliki potensi risiko stres. Perempuan cenderung memiliki perasaan bersalah, baik di rumah maupun di kantor, karena posisinya sebagai ibu, istri, dan karyawan membuatnya kesulitan membagi peran. 
Untuk mengenali potensi risiko stres pada perempuan bekerja, Kasandra menyebutkan beberapa masalah umum yang dihadapi.
1. Merasa bersalah di tempat kerja karena pikiran terbagi dengan urusan di rumah.
2. Merasa bersalah di rumah karena tidak optimal menyelesaikan pekerjaan kantor.
3. Merasa bersalah meninggalkan pekerjaan, saat harus membagi waktu dengan urusan keluarga misalnya.
4. Mengurangi kepercayaan diri karena merasa tidak optimal di rumah atau di kantor.
5. Kekurangan waktu untuk diri sendiri karena waktu habis untuk mengurus keluarga dan pekerjaan.
6. Kesulitan untuk berganti peran, membagi waktu kapan harus fokus ke pekerjaan atau keluarga.
7. Membawa pekerjaan saat bersama keluarga.
8. Berjuang keras untuk menyelesaikan semua pekerjaan, menyeimbangkan pekerjaan rumah dan kantor.
9. Dihadapkan pada berbagai masalah dan berusaha mencari solusinya agar beban berkurang.
10. Kehabisan energi yang berpengaruh pada kualitas hubungan dengan pasangan dan juga terhadap diri sendiri.
Menurut Kasandra, masalah di atas dihadapi oleh banyak perempuan berkarier. Masalah inilah yang kemudian memunculkan gangguan psikologis atau emosional dalam diri perempuan. Bentuknya berbeda pada setiap perempuan, dari depresi hingga gangguan kepribadian.   
"Berpikir dan bertindak reaktif atas setiap masalah menjadi pertanda adanya gangguan emosional. Mudah terpancing emosi merespons masalah, misalnya," kata Kasandra di sela peluncuran produk Balancea dari OrangTua Group, beberapa waktu lalu.
Selain dapat melawan gangguan emosi dengan berpikir positif, Kasandra mengatakan kesamaan pengalaman yang dimiliki perempuan juga bisa memunculkan semangat bersama untuk saling berbagi mencari solusi.

6 Alasan Facebook Mengganggu Karir Anda

SEBUAH survei menyebutkan, 30 persen perusahaan menggunakan Facebook untuk menilai calon pegawainya. Jadi, jangan sembarang menulis atau meng-upload sesuatu di account Anda. Hindari 6 kesalahan fatal di bawah ini.

1. Foto profil yang kurang "sopan"
Sekilas tidak ada yang salah dari memasang foto profil yang menunjukkan Anda sedang berpose menggoda atau menenggak sebotol minuman keras. Namun jika foto tersebut dilihat oleh calon atasan, imej profesional Anda akan langsung runtuh.

2. Mengeluh tentang pekerjaan
Bisa berupa keluhan tentang pekerjaan yang menumpuk, atau uneg-uneg akan atasan yang tidak kompeten. Mengeluh itu wajar, namun jika Anda melakukannya di forum publik, lain lagi ceritanya.

3. Menulis sesuatu yang bertentangan dengan isi CV
Anda menulis 1984 sebagai tahun lahir Anda di dalam CV. Tapi di Facebook, tahun lahir Anda 1979. Sekecil apapun perbedaan data diri tersebut, Anda beresiko dicap tidak jujur. Minimal ceroboh dan tidak teliti.

4. Menulis status "mengadu"
Hati-hati saat menulis status seperti, "Tommy nggak masuk hari ini karena "sakit", padahal lagi liburan di Bali. Sementara aku terkurung dengan kerjaan yang menumpuk." Bukan hanya nama baik teman Anda saja yang dipertaruhkan, tapi juga kredibilitas Anda sendiri. Anda akan terlihat licik dan tidak dapat dipercaya.

5. Tidak menggunakan fasilitas Privacy Setting
Kita dapat mengatur siapa saja yang bisa melihat profil lengkap kita, siapa yang tidak bisa melihat foto-foto tertentu, dsb. Sayangnya, tidak semua pengguna Facebook memanfaatkan fasilitas ini. Bahkan banyak yang tidak mengerti atau tidak tahu sama sekali.

6. Pencemaran nama baik
Anda sudah menjaga halaman Facebook Anda baik-baik sehingga terlihat profesional. Tiba-tiba seorang teman meng-upload foto Anda yang sedang mabuk, dan tentunya tak lupa men-tag Anda. Rajin-rajinlah mengecek Facebook Anda sehingga bisa langsung menghapus konten yang tidak diinginkan.

Cara Cepat Membangkitkan Gairah Kerja

Apakah hidup Anda bergairah? Puas dengan pilihan yang Anda ambil dalam kehidupan dan karir Anda?
Banyak orang beranggapan, gairah dan bekerja tidak dapat dicampur. Mereka bahkan berpikir, bekerja untuk hidup dan cari makan. Bukan bukan untuk memberi makan jiwa kita.
Jelas, pendapat tersebut keliru. Sebab, pada kenyataannya, gairah dan kehidupan adalah hal pokok yang harus diprrioritaskan. Dengan gairah, bakat Anda termotivasi. Gairah adalah suatu karunia dan yang terpenting gairah membuat Anda menjadi “siapa diri Anda”. Gairah Anda adalah kekuatan dan enerji Anda. Gairah merupakan bagian dari diri Anda yang memotivasi untuk melakukan apa yang ingin Anda lakukan.
Yang jadi masalah, banyak orang mengabaikan gairah mereka pada saat harus memilih dalam karier. Stres karena deadline dan bermacam-macam keadaan di kantor yang menimbulkan kekesalan, membuat kita mulai mengabaikan gairah. Tetapi, gairah murni tetap ada dalam diri Anda dan kadang memang harus digali dan diihidupkan lagi.
Caranya? Simak saja saran-saran berikut.

1. Cermin Masa Lalu
Salah satu cara yang paling bagus untuk mengidentifikasi gairah nyata Anda adalah dengan memikirkan hidup Anda, Terutama mengingat masa kanak-kanak dan mengidentifikasi hal-hal yang Anda sukai. Apa yang membuat Anda sangat gembira? Apa yang dapat Anda peroleh dengan mudah?
Coba, deh, ingat-ingat hal-hal yang Anda sukai waktu masa sekolah atau permainan favorit saat kecil. Jika gemar main boneka, mungkin Anda menyimpan bakat terpendam yang menunggu saat yang tepat untuk ditampilkan.
Begitu Anda dapat mengidentifikasi kegemaran Anda, maka Anda pun tahu bagaimana memanfaatkannya. Sebagai contoh, orang yang senang tampil dapat menemukan peluangnya dengan bekerja sebagai presenter, pembicara. Ingat, gairah kita terpampang di depan kita!

2. Identifikasi Impian
Jika ingin menggali gairah, Anda perlu mengidentifikasi “mimpi” Anda. Buatlah daftar hal-hal yang sangat ingin dilakukan, hal-hal yang kalau Anda lakukan tidak akan merugikan bagi Anda. Jelas, Anda harus berani menghadapi tantangan-tantangan. Mungkin Anda bermimpi menjadi penari terkenal. Dengan demikian, Anda akan termotivasi mengikuti kursus menari.
Jangan lupakan catatan daftar mimpi Anda dan jangan pernah berpikir “tidak mungkin” karena dengan mempunyai mimpi, Anda akan termotivasi untuk mewujudkan cita-cita Anda.

3. Cari Peluang
Coba ambil katalog kursus, lihat kursus apa yang ditawarkan dan beri tanda pada bagian yang menarik buat Anda. Beri kesempatan pada diri sendiri untuk mengikuti kursus yang Anda minati. Bila tertarik pada seni, ikuti kursus mengenai seni. Bila ingin jadi fotografer, ikuti kursus mengenai fotografi.
Lakukanlah sesuatu sesuai dengan minat Anda. Apakah itu menari, menyanyi, atau menulis. Anda harus berani melakukan dan mencoba sesuatu yang baru.

4. Bangun Dunia & Gaya Hidup
Setiap orang harus berani melakukan hal-hal yang memotivasi dirinya dan yang memberi ilham. Setiap manusia punya pembawaan sejak lahir, demikian juga halnya dengan gairah. Gairah merupakan suatu benih dari dalam diri kita.
Jika gairah ini tidak digali, maka bakat yang ada dalam diri kita tidak akan pernah tumbuh. Tetapi jika gairah digali dan dikembangkan di lingkungan yang sesuai, Anda akan sukses dan menjadi orang seperti yang Anda idam-idamkan.
Memang, perlu waktu untuk menggali gairah dan mengembangkannya. Yang diperlukan adalah kemauan untuk mengembangkannya. " Hidup ini bukanlah suatu latihan." Diri Anda sendirilah yang dapat membuat hidup Anda bahagia atau tidak.

6 Cara Menjadi Boss Yang Disayang

Sebagai atasan, Anda adalah sosok yang selaiknya dihormati dan mendapat respek dari karyawan. Respek berbeda dengan rasa takut. Anda tentu akan lebih senang jika respek itu diberikan secara tulus dan tepat, daripada hanya sekadar disegani atau ditakuti bawahan.
Jangan sampai Anda dikenal sebagai bos yang tak toleran, suka marah-marah, atau terlalu subyektif. Nah, berikut sejumlah tips agar Anda menjadi atasan yang bijak dan disayang rekan kerja.

Tulus & Adil
Memimpin tim kerja membutuhkan kecakapan atau skill . Namun, tak cuma itu, sebagai atasan, Anda juga harus bisa bersikap tulus dan adil. Tulus membagi pekerjaan, tulus memimpin, juga adil dalam memaksimalkan keunggulan setiap karyawan yang tergabung dalam tim.
Jangan sampai Anda menugaskan orang di tempat yang salah. Yang tak kalah penting, Anda pun harus selalu siap membantu bawahan menemukan peluang untuk memperbaiki kekurangan mereka.

Mau Terus Belajar
Meski posisi sudah berada pada level manajemen, bukan berarti Anda lebih pintar, lebih berpengalaman, atau lebih jago ketimbang karyawan lain, lho! Meski sudah menjadi bos, Anda harus tetap mau belajar.
Apa saja yang sekiranya Anda rasakan masih belum dikuasai, jangan pernah malu untuk bertanya, meski kepada bawahan. Menggali ilmu tak kenal umur dan posisi jabatan, kok.
Diakui atau tidak, cara ini akan membuat Anda dianggap telah ikut berkontribusi dalam kemajuan bawahan. Rentang jarak antara Anda dan bawahan tak perlu dijadikan batu penghalang untuk sama-sama maju. Menjadi pintar bersama tentu akan lebih menyenangkan, ketimbang pintar sendirian.

Atur Emosi
Jika masih berusia muda, bisa jadi Anda sering terpancing dan tak mampu mengatur emosi yang masih suka meledak-ledak. Kemarahan ini, selain tak baik bagi kesehatan, tentu akan memicu stres berkepanjangan. Amarah pun biasanya akan terbawa hingga ke rumah. Akibatnya, keluarga akan terkena imbasnya.
Jadi, mulailah belajar mengontrol amarah terhadap kinerja tim. Jangan pernah memarahi, memaki, dan menegur bawahan di depan umum. Cara ini secara tak langsung akan memengaruhi mental mereka.
Bisa-bisa mereka tak semangat lagi bekerja dan merasa tertindas. Bawahan bukanlah budak yang bisa Anda perlakukan semaunya. Mereka adalah manusia yang tak luput dari kesalahan.
Bangunlah mental kerja positif mereka. Lebih baik, panggil mereka ke dalam ruangan Anda, lalu sampaikan kesalahan apa yang telah diperbuat. Buatlah agar dari kesalahan itu mereka belajar dan berbuat lebih baik lagi

Jangan Subyektif
Tak jarang ada atasan yang sangat subyektif menanggapi setiap pribadi bawahannya. Sehingga, biasanya tanpa sadar, Anda akan lebih condong ke bawahan yang satu dibandingkan yang lainnya.
Dengan kata lain, Anda menemukan chemistry dengannya. Untuk urusan kerja, secara profesional, lebih baik Anda singkirkan hal-hal semacam ini.
Sebab, ini bisa menjadi pemicu rusaknya kekompakan tim kerja. Karyawan lain pasti akan merasa dianaktirikan, sementara yang lain merasa sudah di posisi aman karena dekat dengan Anda.
Perlakukan semua bawahan dengan cara yang sama. Buatlah agar keunggulan mereka bisa berguna semaksimal mungkin demi kemajuan perusahaan, sekaligus menutupi kekurangan bawahan yang lain. Sehingga, satu sama lain akan saling membutuhkan. Hasilnya, sebuah tim kerja yang solid.

Keberhasilan Tim, Kemenangan Anda
Jangan bekerja sendirian. Bekerjalah sebagai pemimpin yang mendelegasikan pekerjaan dengan baik ke bawahan dalam tim kerja. Ajari mereka bekerja secara efektif, penuh tanggung jawab, dan berorientasi pada hasil akhir.
Ingat, keberhasilan dan kesuksesan mereka merupakan kemenangan Anda. Apa jadinya bila Anda memiliki bawahan yang tak cakap dan tak berkembang? Anda sendiri yang repot, kan?
Semakin sulit pekerjaan yang mampu mereka pecahkan, itu merupakan sarana baik untuk berkembang. Tanpa ini semua, secara tak langsung Anda telah memasung kreativitas karyawan. Nah, tunggu apa lagi? Bangunlah tim kerja dengan menciptakan manusia yang berkualitas. Dijamin, Anda akan dihargai sebagai bos yang peduli kepada kemajuan bawahan.

Jalin Persahabatan
Tak sedikit atasan yang merasa gengsi bergabung bersama bawahannya. Juga tak jarang, atasan yang suka memilih-milih siapa bawahan yang pantas menemaninya makan siang.
Ingat, karyawan memiliki hak dan kesempatan yang sama. Jalinlah persahabatan dengan semua karyawan di semua level . Dengan begitu, Anda tak menutup diri bergaul dengan yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Jangan pernah takut tersaingi oleh mereka yang lebih muda.
Apa yang Anda lakukan akan menjadi contoh bagi bawahan yang masih muda. Tak bisa dipungkiri, Anda telah menjadi bagian berarti dalam perjalanan kesuksesan karier mereka kelak. Dan, yang terpenting, Anda telah menjadi sahabat yang bernilai positif bagi mereka.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...