Tampilkan postingan dengan label melamar pekerjaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label melamar pekerjaan. Tampilkan semua postingan

12 Desember 2010

Cara Melamar Pekerjaan Via Email

 Di zaman secanggih ini, banyak kemudahan yang ditawarkan teknologi internet. Salah satunya, kini banyak perusahaan yang membolehkan para calon karyawan untuk mengirimkan lamarannya lewat email atau surat elektronik.

Bagi Anda calon karyawan, tentunya hal ini akan sangat membantu Anda untuk mengirimkan lamaran secara cepat dan tepat. Bukan Cuma itu, jika Anda mengirimkan lamaran ke banyak perusahaan, dengan mudah Anda dapat mengkopi email lamaran Anda sebelumnya dan menyesuaikannya dengan perusahaan yang dituju. 

Namun, apakah mengirim surat lamaran melalui email sama dengan surat lamaran yang dikirim tertulis melalui Pak Pos? Berikut tipsnya! 

1. Singkat & Jelas:

Judul yang surat lamaran via email harus singkat dan jelas. Misalnya,"Lamaran untuk Posisi Reporter Televisi".

Oh iya, jangan lupa, baca dengan cermat, iklan lowongan kerja yang kerap kali meminta Calon Karyawan, menuliskan kode tertentu di judul atau subyek email Anda.

2. Cantumkan Foto:

Tak perlu mencantumkah foto dengan tingkat resolusi super, karena akan mempersulit pihak HRD untuk membuka File Foto.

3. Gaya Bahasa:

Gunakan gaya bahasa yang sederhana dan singkat. Tak ada staf HRD yang mau membuang waktu untuk membaca surat lamaran dengan bahasa yang berbunga-bunga bak sastrawan dan kalimat yang panjang hingga sampai 2 halaman.

4. Data Diri lengkap:

Cantumkan Bio Data yang lengkap. Mulai dari Alamat rumah, hingga nomor telpon genggam dan nomor telpon rumah Anda.

Setelah mengirim surat lamaran via email, rajin-rajinlah membaca email yang masuk. Siapa tahu surat lamaran Anda dibalas surat panggilan wawancara kerja.

Cara Sukses Job Interview

 Menerima panggilan kerja dari perusahaan impian? Wow.. berjuta rasanya.

Lantas, apa yang harus disiapkan agar Anda bisa lolos dari tahapan wawancara ini? Nah berikut kiatnya, seperti yang dirilis situs Career Builder!

* Percaya Diri
Calon karyawan yang tidak percaya diri tidak akan menarik minat perusahaan.
Jadi, jangan lupa menjaga sikap dan menjaga penampilan, agar tampil rapi, bersih dan wangi!

* Datang Tepat Waktu
Jangan pernah terlambat untuk mengikuti suatu wawancara. Anda tidak mau 'kan dicap tukang ngaret? Untuk itu, datanglah minimal 15 menit sebelum waktu wawancara.

* Nego Gaji
Mintalah gaji sesuai dengan pengalaman kerja dan keahlian Anda .
Agar tidak memalukan, cobalah mencari tahu standar gaji yang sesuai dengan bidang keahlian dan jam terbang Anda.

* Kenali Perusahaan
Sebelum sesi wawancara, lakukan riset sederhana tentang latar belakang perusahaan yang akan merekrut Anda. Misalnya dengan mendapatkan informasi lengkap tentang produk dan layanannya, profil perusahaan, atau bahkan strategi promosi perusahaan.

* Tunjukkan Sikap Mental Positif
Seperti tersenyum, menjabat tangan dengan hangat dan lakukan kontak mata dengan lawan bicara Anda.

* Jangan Sok tahu
Saat Menjawab pertanyaan, jagalah tutur kata Anda.
Ingat, jangan terlalu banyak bicara saat sesi wawancara kerja berlangsung. 
Salah-salah, Anda akan dicap sebagai si cerewet yang kurang percaya diri. Bahkan, lebih daripada itu, Anda akan kehilangan kesempatan untuk mengikuti proses seleksi selanjutnya.

Cara Negosiasi Gaji

Meski sudah bekerja beberapa tahun, urusan minta naik gaji ternyata masih hal yang sulit dilakukan banyak orang. Yang biasanya terjadi kita menghadap atasan dalam keadaan emosi, akibatnya berakhir dengan Frustasi dan sakit hati mendengar penolakan dari atasan. Menurut konsultan dari Experd, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan negosiasi gaji dengan atasan.

Pertama, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi tempat Anda bekerja. Informasi ini meliputi, bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat ini, apakah memungkinkan untuk melakukan kenaikan, jika mungkin, berapa persen kenaikannya.

Ada baiknya Anda melakukan survey kecil-kecilan untuk mendapatkan informasi selengkapnya. Selain itu, seberapa berharga diri Anda untuk mendapatkan kenaikan gaji, dalam arti apakah posisi Anda akan dengan mudah digantikan orang lain dengan ketrampilan sama tetapi bergaji lebih rendah.

Cobalah menempatkan diri dalam posisi atasan, bagaimana mereka akan menyikapi permintaan Anda, mengingat pasti Anda bukan satu-satunya karyawan yang minta kenaikan gaji. Tanyakan diri dengan ujur alasan utama Anda meminta kenaikan gaji. Kedua, strategi dalam melakukan negosiasi. Sebaiknya negosiasi dilakukan dalam suasana diskusi yang menyenangkan. Diskusi berarti proses memberi dan menerima. Buat daftar terperinci hal-hal apa saja yang Anda inginkan dari perusahaan. Jangan terpaku pada gaji pokok saja, ada banyak benefit dari perusahaan yang bisa Anda tawar.

Olah dan sajikan data-data, apa yang akan didapat perusahaan dengan biaya yang lebih besar yang dikeluarkan untuk Anda. Untuk itu, cara paling baik dalam melakukan negosiasi adalah meminta tanggung jawab lebih besar. Perusahaan cenderung merasa keberatan jika harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk hasil yang sama yang mereka dapatkan sebelumnya.

Ketiga, pilih waktu, tempat dan cara negosiasi. Carilah waktu dan tempat yang memungkinkan Anda dan atasan melakukan negosiasi senyaman mungkin. Jangan bernegosiasi saat atasan sedang dikejar tengat waktu laporan atau saat perusahaan sedang diaudit.

Mintalah atasan melakukan negosiasi secara tatap muka. Tulis email atau memo kepada atasan mengenai hal ini. Jangan kemukakan terlebih dahulu alasan pertemuan tersebut. Berikan alasan umum aja seperti Anda ingin menerima masukan darinya mengenai performance Anda. Atasan cenderung mencari cara untuk menolak pertemuan dengan bawahan yang ingin meminta kenaikan gaji.

Diskusi yang dilakukan secara tatap muka akan menghindarkan terjadinya salah tafsir akibat bahasa tulis, selain itu Anda bisa melakukan upaya persuasi. Jika semua usaha sudah dilakukan sebaik-baiknya tapi Anda masih tidak mendapatkan apa yang diinginkan, tanyakan baik-baik alasannya.

Pertimbangkan secara hati-hati alasan yang dikemukakan. Jika alasan mereka adalah ketidakadanya dana ataupun waktu yang kurang tepat, cobalah untuk meminta komitmen bahwa permintaan Anda akan dikabulkan secepatnya bilamana kondisi perusahaan memungkinkan.

Jika perusahaan tidak dapat memberikan alasan yang pasti dan masuk akal bagi Anda mengenai penolakan mereka, Anda mungkin perlu mempertimbangkan kemungkinan perusahaan Anda tidak menghargai Anda sebaik Anda menghargai diri Anda sendiri. Kadangkala hal ini terjadi dan mungkin inilah saat yang tepat bagi Anda untuk melangkah ke tempat lain

Cara Sukses Mengelola Pekerjaan


Sejatinya, setiap individu adalah manager. Paling tidak, manager untuk diri sendiri. Dalam urusan pekerjaan, misalnya, sebagai "manager" Anda harus tahu faktor-faktor apa saja yang harus dilakukan untuk mengelola pekerjaan Anda agar hasilnya maksimal.

Baik buruknya pengelolaan Anda terhadap pekerjaan, bawahan, dan atasan, sama besarnya dengan bagaimana Anda mencapai tujuan dan tercapainya tujuan pribadi Anda. 
Berikut ini beberapa keterampilan yang harus dimiliki untuk membantu Anda mengelola pekerjaan.

1: Komunikasi jelas dan hati-hati
Komunikasi memegang peranan penting pada setiap kegiatan pengelolaan, dan merupakan komponen dasar dari keberhasilan. Jarang ada seorang manager yang sukses bila tidak memiliki cara berkomunikasi yang baik. Dan biasanya kegagalan seorang manager juga disebabkan oleh masalah berkomunikasi. 

Cara Anda berbicara tidak hanya memperlihatkan Anda sebagai seorang individu, tetapi juga mengatasnamakan perusahaan. Bila Anda berbicara secara obyektif, positif dan mendukung, maka Anda menciptakan suasana yang obyektif, positif, dan penuh dukungan. Bila Anda menguasai keterampilan ini berarti Anda dapat menghilangkan masalah interpersonal dan Anda dapat menciptakan budaya yang terbaik pada komunitas.

2: Beri informasi yang tepat
Sebagai seorang "manager" Anda merupakan seorang penghubung jaringan data perusahaan. Anda memberikan informasi dari satu titik ke titik yang lain dan menyaring isi informasi secara tepat. 

Komunikasi merupakan sistem penghubung dari perusahaan dan Andalah yang bertanggungjawab atas proses kelancarannya. Suksesnya Anda berarti suksesnya tim kerja Anda. Begitu pula bagaimana pandangan pimpinan perusahaan terhadap tim kerja Anda. Misalnya:

* Bila Anda memberikan informasi kepada tim kerja Anda tentang pedoman perusahaan atau informasi industri, Anda memperlihatkan kepada mereka pengertian dalam garis besar yang dapat membantu memotivasi mereka untuk mencapai sasaran dan membantu mereka untuk membuat keputusan sesuai yang informasi yang diberikan.

* Bila Anda melaporkan tim kerja Anda kepada pimpinan perusahaan tentang kontribusi dan kebutusan mereka, Anda mempromosikan nilai tim kerja Anda dan memberitahukan sumber-sumber yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan mereka

* Bila Anda mengabarkan berita tentang keberhasilan dan kebutuhan tim kerja Anda kepada departemen lain di perusahaan Anda, maka Anda mempromosikan visi dan penghargaan tim kerja Anda di dalam perusahaan. Menyebarkan informasi merupakan keahlian tersendiri yang harus Anda miliki.

3: Jelaskan sasaran perusahaan 
Karena Anda berada di depan, Anda harus memiliki pandangan yang terbaik mengenai sasaran yang akan dicapai. Andalah yang menentukan kemana Anda akan mengarahkan tim kerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan misi dan tujuan perusahaan, Anda harus dapat memilah-milah dan mengatur pembagian kerja di dalam tim kerja Anda. Arahkan kemajuan untuk mencapai misi perusahaan.

4: Beri motivasi tim kerja 
Tim kerja yang dimotivasi akan berusaha bekerja untuk mencapai sasaran. Motivasi bukan hanya mengenai uang atau kompensasi, walaupun hal ini juga memegang peranan penting. Walaupun Anda memerlukan orang yang memiliki motivasi, Anda harus ingat bahwa motivasi dari pimpinan dapat membentuk inspirasi. Tugas Andalah untuk memberikan motivasi. Anda menciptakan suasana kerja yang penuh semangat, bebas intrik dan friksi bila Anda memberikan inspirasi kepada tim kerja dalam mencapai tujuan yang menantang. Dengan perkataan lain Andalah yang menunjukkan jalan kepada bawahan Anda dan Andalah yang menghilangkan kendala yang dihadapi oleh tim kerja Anda. 

5: Prioritaskan kegiatan dan pengelolaan waktu
Anda bertanggung jawab untuk mengawasi tim kerja Anda. Perhatikan siapa yang perlu didorong dan siapa yang sedang stres karena dikejar oleh deadline. Setiap orang merasa pekerjaannyalah yang terpenting. Manager yang baik dapat melatih kedisiplinan dalam pengelolaan waktu baik untuk diri mereka sendiri ataupun untuk bawahannya. Anda dapat memulainya dengan mengatur waktu Anda sendiri dan memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

6: Memonitor
Tugas Anda bukan hanya membagi tugas, menjelaskan tujuan, memotivasi setiap orang, lantas Anda duduk santai di meja kerja dan menunggu laporan akhir. Anda tetap harus memonitor sampai dimana bawahan Anda mengerjakan tugas yang dibebankan kepada mereka, memeriksa apakah mereka menghadapi kendala atau tidak. Dengan demikian Anda telah mengantisipasi dari awal kendala-kendala yang dihadapi dan dengan demikian pekerjaan akan dapat diselesaikan tepat waktu.

7: Mengevaluasi 
Setiap tahun selalu ada penilaian terhadap prestasi setiap pegawai dan nilai prestasi bawahan Anda akan di evaluasi oleh perusahaan sesudah mendapat nilai evaluasi dari Anda. Nilai prestasi tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan oleh pegawai dan bila hal ini terjadi, pegawai yang bersangkutan akan kecewa, stress dan tidak bersemangat. Cara penyampaian dan pendekatan Anda kepada tim Anda dapat merubah pAndangan mereka terhadap penilaian yang diberikan. Hindari sikap menghakimi dan lakukan pendekatan yang mendukung. 

8: Mengatasi konflik
Konflik membuat orang menjadi stres. Konflik dapat terjadi di tempat kerja manapun juga. Sebagai manager, Anda harus memahami prinsip-prinsip dan cara-cara mengatasi konflik yang terjadi. Praktekkan keterampilan Anda dan latih bawahan Anda. Bila Anda berhasil mengurangi friksi yang tidak produktif berarti Anda melancarkan kerjasama yang memperbaiki mutu kehidupan setiap orang di lingkungan kerja.

9: Mengembangkan keterampilan tim
Tuntutan saat ini terhadap tim Anda belum tentu menjadi tuntutan masa depan. Anda harus dapat mengantisipasi konteks masa depan dan mengembangkan keterampilan yang sesuai. Dalam hal ini termasuk keterampilan pribadi Anda dan keterampilan pribadi masing-masing orang dalam tim kerja Anda.

10: Pelatihan
Untuk mencapai keberhasilan tim kerja Anda, Anda harus jeli melihat kekurangan dari tim kerja Anda, lantas berusaha mengatasinya. Misalnya dengan memberikan pelatihan sesuai dengan sasaran yang dituju.

11: Dapat menempatkan diri 
Ada saatnya Anda harus turun tangan bila anak buah memerlukan bantuan, dan Anda harus mau dan dapat melakukannya. Tentu tidak selalu karena Anda sendiri harus memusatkan perhatian Anda pada tugas dan tanggung jawab yang Anda pikul dalam memberikan panduan kepada anak buah Anda. Bimbing anak buah Anda menuju sukses.

Akhirnya, seorang manager merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan. Kumpulkan tim kerja Anda, lakukan pembagian tugas, motivasi dan komunikasi, beri dukungan, beri bekal yang diperlukan, dan hilangkan kendala. Tenaga yang ditularkan kepada setiap orang berasal dari seorang manager. Dan orang tersebut adalah Anda. 

21 November 2010

Bekerja di Rumah, Kenapa Tidak?


Daripada hanya mengurus anak dan rumah tanpa menghasilkan sesuatu, ada baiknya Anda memulai bekerja atau membuka usaha di rumah.
Pilihan ini juga berlaku bagi para ibu bekerja yang sebelumnya bekerja di kantor, namun juga ingin melihat perkembangan anak di rumah, beralih melakukan usaha di rumah. Tapi, sebelum memulai, ada hal-hal yang sebaiknya diperhatikan. Apa saja?
1.RUANG KERJA YANG NYAMAN 
Setiap orang butuh ruang bekerja, meski hanya digunakan untuk melihat bon tagihan dan pembelian, serta menuliskannya di buku anggaran rumah tangga. Nah, Anda dapat menciptakan ruang kerja di kamar tidur, di sudut ruang keluarga, atau di kamar tersendiri.
Dengan memiliki ruang bekerja, segala perlengkapan seperti alat tulis, buku, alat penghitung, ada di satu tempat, sehingga tidak repot jika Anda membutuhkannya suatu saat. Lengkapi juga ruangan kerja dengan lampu meja, pesawat telepon, agar semua pekerjaan dapat berjalan dengan mudah.
2. ATUR WAKTU BEKERJA 
Mengatur waktu yang efisien setiap hari adalah kunci utama bekerja di rumah. Anda harus pintar membagi waktu antara mengurus pekerjaan dan mengurus anak-anak.
Selain mengatur waktu, bekerja secara seefisien juga mutlak. Jika anak-anak butuh perhatian, tunda dulu pekerjaan. Ketika mereka sudah tenang dan dapat bermain, lanjutkan dan selesaikan pekerjaan. Tidak ada waktu yang tepat untuk menentukan berapa lama menyelesaikan pekerjaan di rumah, namun bekerja di sisi anak setiap hari bisa jadi akan sangat menyenangkan, bukan?
3. BAGAIMANA AGAR BERHASIL? 
Bekerja di rumah memiliki banyak keuntungan. Misalnya, tak terikat jam kerja, tak harus kesal karena terjebak macet setiap hari, jam kerja dapat diatur sendiri. Target kerja pun dapat ditentukan sendiri, tanpa berpatokan pada jam kerja.
Namun, kendala pasti akan tetap ada, salah satunya sulitnya memisahkan urusan rumah dan urusan pekerjaan. Beberapa hal lain yang juga patut diperhatikan antara lain:
a. Terorganisir 
Semua berawal dari pengaturan-pengaturan yang tepat. Gunakan ruang kerja sebagai tempat yang bermanfaat untuk berkarya. Letakkan lemari dengan banyak laci untuk meletakkan barang-barang yang berhubungan dengan pekerjaan. Seperti alat tulis serta dokumen-dokumen penting.
b. Bekerjalah dalam suasana yang tenang 
Ketika Anda kerja, usahakan suasana sekitar nyaman dan aman dari gangguan. Kecuali jika Anda memang ingin sekaligus mengawasi anak-anak yang sedang bermain. Saat anak-anak pergi sekolah, misalnya, dapat Anda gunakan waktu bekerja dalam suasana yang tenang. Tutup pintu ruang kerja agar terhindar dari gangguan-gangguan. Beritahu anggota keluarga jam kerja Anda di rumah, sehingga mereka mengerti dan tidak mengganggu waktu kerja Anda. Jika ruang kerja adalah bagian dari ruangan yang besar, usahakan suasana sekitar tenang sehingga Anda bisa berkonsentrasi.
c. Privasi total 
Jika Anda ingin memiliki privasi total, buatlah ruang kerja yang terpisah dari rumah utama dan kunci pintu saat bekerja.
d. "Jangan ganggu saya!" 
Anda bisa menggantung tulisan tersebut di pintu kerja jika Anda benar-benar sedang bekerja serius dan tidak ingin diganggu.
4. MULAI DENGAN PERENCANAAN 
Perencanaan sangat penting untuk menjalankan bisnis di rumah. Mulailah dengan langkah awal, yaitu menentukan nama usaha, alamat, nomor telepon, alamat e-mail. Akan lebih baik jika Anda melengkapinya dengan website, agar profil usaha Anda dapat dipromosikan ke khalayak lebih luas.
Selanjutnya, mulailah dengan mendeskripsikan jenis usaha Anda. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara menjalankan pekerjaan di rumah, meliputi cara pemasaran, promosi, serta pengelolaan.
Kemudian tentukan tujuan usaha, khususnya tujuan jangka panjang, apakah akan terus dipasarkan lebih luas atau sekadar mengisi waktu luang saja. Jika dalam perkembangannya usaha ini menghasilkan keuntungan, mulailah berpikir memperluas usaha, diawali dengan merekrut beberapa karyawan untuk membantu pekerjaan Anda. Siapa tahu bisnis ini akan terus dikenal, dan lama-kelamaan dapat dipasarkan lebih luas lagi.
5. TETAP IBU RUMAH TANGGA 
Bekerja di rumah memang penuh tantangan, sekaligus memberikan banyak waktu bertemu dengan keluarga, khususnya anak-anak. Namun, semua harus diatur dengan baik. Jangan sampai pekerjaan terganggu akibat teriakan-teriakan anak, atau ketika Anda ingin mencari informasi di internet, Anda harus tenganggu ulah si kecil yang asyik main game di komputer. Memang, kondisi ini menjadi dilema, namun jalan keluar selalu ada. Simak tips-tips berikut:
a. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja di waktu tidur siang anak-anak.
b. Jika harus memangku anak saat Anda bekerja di depan komputer, berilah anak mainan atau botol susu sehingga ia sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
c. Sediakan mainan dan buku-buku anak, baik buku cerita maupun buku mewarnai di ruang kerja Anda, sehingga anak akan teralihkan perhatiannya ke barang-barang tersebut dan pekerjaan Anda tidak
terganggu.
d. Sediakan sedikit ruang untuk anak sebagai tempatnya bermain atau mewarnai buku, sehingga ia bisa sibuk dengan aktivitasnya, Anda pun tidak terganggu sekaligus bisa mengawasi anak.
e. Sediakan makanan dan minuman ringan kesukaan anak-anak di tempat yang terjangkau, sehingga mereka dapat mengambil sendiri makanan atau minuman yang mereka inginkan tanpa harus mengganggu Anda.
f. Akan lebih baik jika Anda meletakkan meja kerja di dekat jendela, sehingga tetap dapat mengawasi anak-anak Anda ketika mereka sedang bermain di halaman.
g. Jika punya waktu luang, lakukan aktivitas bersama anak-anak sehingga mereka tidak bosan di rumah terus, misalnya jalan-jalan, bersepeda, dan kegiatan lain.

20 November 2010

Ingin Bekerja Di Google? Ini Syaratnya

Ingin bekerja di sini? Menurut Sarah Robb, HR Manager GoogleSingapura, berikut kriteria yang dicari Google:
1. “You have to be ‘Googley’!”
Pengertian yang diberikan Sarah akan kata “Googley”adalah,“You’re not evil. You’re humble. You dont need to show people that you’re smart. And you love to share information.” FYI, Insinyur Google, Paul Buchheit, pertama mengeluarkan slogan Google yang sangat terkenal: Don’t be evil!

2. “You understand Google Culture.”
Ini adalah vision statement dari Larry Page dan Sergey Brin: “Google bukan perusahaan seperti yang lainnya, dan kami tidak pernah berniat untuk menjadi seperti yang lainnya.” Menurut Larry dan Sergey, perusahaan ini adalah organisasi datar (flat organization) yang berisikan orang-orang dengan dua karakteristik yang sama: “Passionate about their work, and love to work with people around them.

3. “You just roll up your sleeves to get the job done.”
Simpelnya, Anda akan segera turun tangan begitu ada masalah. Anda tidak mengharapkan orang lain untuk mengerjakannya untuk Anda, apa lagi bersikap seolah-olah Anda “terlalu pintar” untuk melakukan tugas-tugas simpel. “Pernah ada AC yang rusak di kantor Larry,” cerita Sarah, “Apakah ia ribut mencari teknisi untuk membetulkan? Nope. Larry selalu mengerjakan apa pun sendiri kalau memang ia masih bisa mengerjakannya.” Inilah mentalitas yang ditanamkan Google: you just roll up your sleeves to get the job done. Tak perlu banyak drama.

Oh, by the way, tentang rumor kalau IQ Anda harus lebih tinggi dari pekerja sebelumnya? “Tidak benar,” kata Sarah, “Anda cukup punya latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan teknologi, dan yang terpenting, Anda harus benar-benar jatuh cinta pada perkembangan teknologi.” 

4 September 2010

6 Alasan Mengundurkan Diri dari Pekerjaan

Mendapatkan pekerjaan tak semudah seperti membalikkan telap tangan. Namun ketika pekerjaan telah didapatkan, ada saja keluhan yang terucap dari mulut. Kerja pun tanpa hati dan semangat.
Memutuskan berhenti kerja dari sebuah perusahaan memang tidak boleh emosional. Ada sejumlah alasan yang biasa melatari mereka yang bersemangat untuk berhenti atau resign.


1. Ingin upah lebih tinggi

Ini adalah alasan paling menonjol dalam sejumlah kasus pindah kerja. Jika Anda yakin bisa menghasilkan lebih banyak uang dan tunjangan asuransi di tempat lain, lebih baik keluar dari pekerjaan itu. Pastikan Anda memiliki prioritas tempat kerja lainnya, sebelum benar-benar memutuskan untuk resign.


2. Tidak menikmati

Kadang, orang tidak menikmati pekerjaan mereka. Jika rasa tak nyaman semakin kuat, berpikir pindah kerja tampaknya lebih baik daripada performa memburuk gara-gara memaksakan diri. Kondisi terpaksa itu juga berpotensi membuat stres dan membahayakan kesehatan. Lebih baik, putuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih cocok.

3. Pantas mendapat jabatan lebih baik

Tentu saja, alasan untuk berhenti mungkin karena Anda berpikir layak mendapat posisi atau jabatan lebih baik. Jika ini alasannya, Anda harus memastikan Anda memiliki pekerjaan pengganti yang lebih baik sebelum Anda berhenti.

4. Ada tawaran kerja lebih baik

Jika Anda memiliki tawaran pekerjaan yang lebih baik, maka itu pasti akan menjadi langkah besar. Penawaran pekerjaan harus memiliki efek jangka panjang. Jika harapan jangka panjang tak akan terjamin, lebih baik pertimbangkan untuk bertahan di kantor lama.


5. Jam kerja tak sesuai

Karyawan selalu dituntut untuk menaati aturan perusahaan dan bos. Termasuk tuntutan lembur dan menyelesaikan beban pekerjaan di luar jam kerja. Banyak orang merasa tak tahan dengan jam kerja yang berlebih, karena menyita waktu berkumpul dengan keluarga dan istirahat. Maka tak jarang, kebanyakan orang memilih berhenti kerja karena alasan jam kerja tak sesuai.

6. Butuh waktu merawat anak

Banyak wanita lebih suka memilih pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, karena sekaligus bisa mengawasi anak. Tak jarang wanita karier memutuskan berhenti bekerja di kantor usai menikah dan memiliki anak.

28 Agustus 2010

Perhatikan Apa Saja Yang Dinilai Ketika Wawancara

Setiap orang pasti akan meningkat kewaspadaannya bila sedang menghadapi interview. Bagi fresh graduate ataupun orang yang melamar pekerjaan, situasi interview seringkali menjadi situasi yang menegangkan. Bagi karyawan yang diinterview untuk kepentingan promosi atau pindah ke bagian lain pun, perasaan deg-degan juga biasa menyertai.

Kita bisa menyaksikan, banyak sekali ulah para kandidat dalam menghadapi wawancara. Ada yang diam dan menjawab seperlunya karena terlalu tegang, ada yang “ja-im”  (baca: jaga image) sampai-sampai berperilaku dibuat-buat dan tidak wajar, sementara ada juga yang berlatih keras menghafal jawaban atas pertanyaan-pertanyaan standar yang tercantum di kebanyakan buku-buku di pasaran.

Dalam wawancara, kita kerap melihat bukan hanya kandidat yang “sibuk” dan tegang, namun juga si pewawancara. Ada pewawancara yang kelihatan bingung mau bertanya apa dan sibuk mencari-cari pertanyaan yang tepat. Ada juga yang sepanjang wawancara sibuk membolak-bailk CV kandidat  dan akhirnya sekadar menegaskan apa yang sudah tercantum di dokumen yang ada. Bahkan, ada juga pewawancara yang lebih banyak berbicara sehingga si kandidat terlihat hanya manggut-manggut saja. Kadang kita dengar komentar frustrasi pewawancara: “Saya tidak bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk”. Tak jarang juga kita temukan komentar:“Ah, saya tidak senang menentukan nasib orang…”.

Krusialnya proses wawancara memang menuntut baik pewawancara maupun orang yang diwawancara untuk melakukan persiapan yang matang. Di satu sisi, kita menghadapi kenyataan tenaga yang menganggur di negara kita jumlahnya sangat banyak, sementara di sisi lain perusahaan pun mengeluhkan susahnya menemukan kandidat yang cocok untuk dipekerjakan. Bila saja kandidat dan pewawancara sedikit berupaya lebih keras lagi untuk saling mengerti dan membuka diri, persentase keberhasilan rekrutmen pasti bisa ditingkatkan.

Menerawang jabatan

Dalam situasi interview, tugas seorang pewawancara adalah menerawang kandidat untuk mengetahui apakah yang bersangkutan cocok untuk menduduki jabatan yang dilamar. Tentu saja bukan hanya “terawangan” mengenai kapabilitas kandidat untuk bisa mengerjakan pekerjaan tersebut dengan sempurna, namun juga sikap apa yang mendukung, tipe kepribadian apa yang cocok, dan ketrampilan khusus apa yang dibutuhkan. Dengan waktu bertemu yang terbatas, yaitu satu jam atau paling lama dua jam, tanggung jawab ini memang tidak ringan.

Kita sering melihat sebuah pekerjaan, katakanlah teller sebuah bank, secara “taken for granted”, alias dipahami oleh siapa saja. Jika kita bertanya pada seorang kandidat: “Anda tahu apa tanggung jawab dalam pekerjaan teller?” Maka dengan segera mereka bisa menjawab: “menerima dan membayarkan uang”. Tetapi kalau pertanyaan diteruskan, “Apakah Anda tahu seberapa lelahnya kerja seorang ‘teller’?”, maka ia pun terdorong berpikir keras mengenai tenaga, intensitas dan kegiatan  seputar pekerjaan tersebut. Dengan pemahaman yang tajam, proses penggalian bisa dilakukan lebih mendalam dan “penerawangan” bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Seorang pewawancara bisa saja sudah sering melakukan interview, namun demi ketepatan proses interview, ia memang dituntut untuk selalu menerawang jabatan yang akan diisi sehingga bisa mempersiapkan pertanyaan yang tajam. Hanya dengan analisa spesifik mengenai jabatan yang akan diisi ini, pembicaraan akan lebih terfokus. Pewawancara pun tinggal mencocokkan pengalaman sukses dan gagal yang dimiliki kandidat dengan tuntutan ketrampilan, pengetahuan, sikap dan kultur perusahaan. Dengan begitu, masing-masing pihak tidak membuang waktu untuk menegaskan spesifikasi pekerjaan pada saat interview.

Menemukan daya tarik
Dalam interview kita akan berhadapan dengan kandidat, satu lawan satu, face to face. Suasana tegang akan terus terpancar, bila pewawancara sudah enggan untuk membangun koneksi dengan si kandidat. Sebagai pewawancara, kita perlu percaya bahwa setiap individu pasti punya keunikan. Bila kita tidak meyakini bahwa tiap individu punya daya tarik, pastinya akan sulit menemukan kandidat-kandidat yang cocok. Betapa seringnya, saya menemukan kandidat potensial justru setelah beberapa waktu kita secara subyektif mencari hal yang menarik dari individunya. Ini bukan berarti bahwa kita meninggalkan objektivitas, namun pendalaman tentang apa yang disukai dan apa yang tidak disukai, apakah seseorang itu "gampang diatur" atau tidak, bahkan potensi kepemimpinannya, hanya bisa ditemukan bila kita betul-betul mau mendalami seseorang.

Sebaliknya, di pihak kandidat, tidak ada salahnya menampilkan daya tarik, sesuatu yang khas diri sendiri. Bukan berarti bersikap seksi, seduktif, berlebihan, tetapi justru saat seseorang nyaman menjadi dirinya sendiri, maka ia serta merta akan menjadi pribadi yang menarik.

Upaya sadar menghindari “bias”

Manusia memang selalu berasumsi. Demikian pula, manusia memang tidak bisa melupakan pengalaman masa lalunya, baik positif maupun negatif. Mau tidak mau proses interview menggunakan penilaian yang subyektif dari pewawancara. Misalnya, kita menilai seseorang dari suku bangsanya, latar belakang sekolah atau jurusannya, bahkan kemiripan dia dengan seseorang yang kita kenal. Di satu sisi, intuisi kita, bila dilatih dan diasah, bisa jadi senjata yang baik untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan.

Namun sebaliknya, sebagai pewawancara kita pun harus berhati-hati agar tidak terkecoh dengan pengambilan kesimpulan yang tergesa-gesa. Kita harus sadar akan upaya kandidat untuk memenangkan kesan pertama, misalnya dengan memoles diri dengan penampilan yang menarik atau menggunakan kata-kata yang “mengangkat” hati kita. Untuk bisa mendapatkan penilaian yang akurat, kita perlu keluar dari jebakan stereotip dan senantiasa mencari bukti-bukti objektif dan kuat sebelum mengambil kesimpulan tentang diri seseorang.

8 Alasan Lamaran Anda Tidak Diterima

Pewawancara akan selalu meneliti pelamar dari surat lamarannya, cara menjawab panggilan telepon, dan saat wawancara. Jangan sampai upaya Anda untuk mendapatkan pekerjaan incaran hilang. Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda hindari:


1. Data tak akurat dan tidak lengkap
Data Anda untuk dihubungi harus dipastikan tepat dan lengkap. Jika pewawancara sulit menghubungi Anda begitu ia berminat, kesempatan Anda bisa lewat begitu saja. 
2.Selang waktu menganggur
jika selang waktu antara masa kerja sebelumnya cukup lama, Anda harus siap memberikan alasan yang cukup kuat dan valid. Akan lebih baik jika saat selang waktu menganggur tersebut diisi dengan kegiatan yang memperkaya pengalaman atau pengetahuan diri Anda. 
3.Alasan samar-samar
Berikan pandangan positif dan rinci, mengapa Anda meninggalkan pekerjaan terdahulu. Bila jawabannya tak jelas, pewawancara akan segera mencoret nama Anda. 
4.Jawaban tak konsisten
Jika pertanyaan yang sama diajukan berulang dengan cara berbeda, berilah jawaban yang sama dan konsisten. 
5.Harapan tak realistis
Apakah Anda tertarik perjalanan bisnis, gaji besar, atau harapan lain yang tak realistis? Bila ya, bisa berbahaya. Yang penting, persiapkan diri, tunjukkan niat bekerja dan jumlah gaji yang realistis.
6.Kurang persiapan
Jadi, persiapkan diri dan cari tahu latar belakang perusahaan yang akan didatangi, dan kembangkan pertanyaan yang mungkin dihadapi. Berikan kesan positif dan perlihatkan kesungguhan Anda.
7.Tak ada target karier dan hidup
Bagaimana dan akan di mana Anda dalam 2-5 tahun mendatang? Anda harus punya target yang jelas tentang kehidupan pribadi dan karier Anda. Hal ini menunjukkan, perhatian Anda fokus dan punya arah karier spesifik. 
8.Sikap negatif atau membangkang
Perlihatkan sikap mental positif. Tersenyum, jabat tangan erat, dan kontak mata. Bila memberi reaksi negatif atar pertanyaan yang diajukan, Anda pasti gagal. Jika pewawancara memberi informasi negatif, jangan bereaksi. Cukup catat dan bahas kemudian.

6 Alasan Keinginan Pindah Kerja

Tak ada suatu hal pun di dunia ini yang sempurna. Kita semua tahu itu. Setiap hal pasti ada positif dan negatifnya. Begitu pun tentang pekerjaan. Ketika seseorang mendiskusikan tentang kantor atau perusahaan tempatnya bekerja, kata "benci", "kecewa", dan setipenya seringkali terlontar. Padahal, asal diketahui, label semacam itu adalah label yang sangat kuat. 
Seseorang bisa membenci pekerjaannya karena banyak alasan. Jika Anda mendapati diri Anda mengeluhkan tentang pekerjaan, cobalah berhenti sejenak dan tanyakan lagi kepada diri Anda, apakah Anda benar-benar membenci pekerjaannya atau ada yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya tapi belum terlaksana?
Berikut adalah 6 alasan umum yang membuat seseorang bisa melontarkan kata "benci" kepada pekerjaannya dan tawaran solusi yang bisa membantu meredakannya.

"Saya terlalu (brilian, berpengalaman, inovatif) untuk bekerja di sini"
Anda merasa diri Anda memiliki kualitas bagus, namun tempat kerja Anda ini kurang bisa jadi saluran yang tepat untuk kemampuan Anda. Jika Anda memang bisa melakukan pekerjaan yang lebih menantang atau memiliki tanggung jawab lebih, jangan berhenti mencarinya. Di lain pihak, jangan sampai hal itu menyurutkan upaya terbaik Anda untuk melakukan hal yang terbaik, karena Anda masih butuh rekomendasi dan jangan sampai mendapatkan surat pemecatan. Cobalah untuk menawarkan diri untuk melakukan tugas di luar tanggung jawab Anda yang sekarang agar bisa sekaligus menambah resume pada surat lamaran kerja Anda. Plus, waktu Anda di perusahaan akan lebih cepat berlalu jika Anda mulai mencoba melakukan hal di luar rutinitas.

"Tak ada yang menganggap saya penting"
Jika bakat, upaya, dan waktu Anda tersia-sia, Anda berhak untuk sebuah perubahan. Jika Anda memiliki kesempatan untuk bicara empat mata dengan bos Anda, entah itu untuk evaluasi hasil kerja atau sebuah diskusi yang terencana, cobalah jelaskan bahwa Anda khawatir Anda tak bisa menjalankan pekerjaan lebih baik di perusahaan di samping prestasi yang bisa Anda lakukan, lalu berikan contoh hasil kontribusi Anda. Ketika Anda membingkai isu sebagai masalah profesional, ilustrasikan pula bagaimana perusahaan bisa melihat bahwa apa yang Anda kerjakan itu cukup penting, asal tetap buat pembicaraan berkisar pada topik untuk pengembangan perusahaan, ketimbang keluhan Anda. Tak ada perusahaan yang mengeluarkan promosi atau kenaikan gaji hanya karena mereka pikir sudah waktunya. Perusahaan merespon pada hasil, bukan berdasarkan kalender.

"Untuk titel ini, gajinya di bawah standar"
Hal ini bisa berarti Anda tak sabar untuk mendapatkan kenaikan gaji. Pertama-tama, adalah hal yang lumrah untuk seseorang berpikir bahwa ia tidak memiliki gaji yang cukup. Untuk bisa mengetahui apakah hasil kerja Anda selama ini sudah diganjar dengan pendapatan yang pas dengan hasil yang didapat orang di luar perusahaan ini yang memiliki titel dan jabatan yang sama? Cari tahu, jika memang benar gaji Anda di bawah standar, cobalah untuk mendiskusikan kembali hal ini kepada atasan Anda. Tapi ingat, tak semua perusahaan memiliki dana cukup untuk membayar tenaga-tenaga kerjanya sesuai standar. Andalah yang bisa mengukur antara kesetiaan, kebutuhan, dan kepuasan kerja.

"Saya sudah tak peduli"
Apakah Anda benar-benar menyukai pekerjaan yang Anda lakukan ini? Jika Anda melakoni profesi yang sekarang hanya karena bisa membayar tagihan bulanan, bisa jadi Anda tak benar-benar menyukainya. Namun, jika Anda mengambil pekerjaan ini karena nilai lain yang terkandung, misal, kemungkinan untuk mengasah bakat, belajar hal baru, berinteraksi dengan banyak orang, maka kemungkinan Anda perlu mengingatkan diri Anda akan hal-hal tersebut. Apakah posisi lain di perusahaan yang sama atau di tempat lain bisa memenuhi kebutuhan Anda dalam cara yang berbeda dari perusahaan ini? Jika Anda tahu bahwa ada kesempatan lain yang lebih cocok untuk Anda, carilah kesempatan itu. Jika Anda sudah tiba di titik comfort zone, pekerjaan Anda akan cenderung menurun, atasan Anda tidak senang, dan Anda hanya menghabiskan waktu diri sendiri, juga perusahaan.

"Saya benci si bos"
Anda dan si bos mesti bertemu di tengah. Berhadapan dengan bos adalah untuk mengetahui apa yang bisa Anda ubah dan mengetahui apa yang adalah hal permanen. Misal, seorang mikromanager bisa jadi lebih reseptif kepada kebutuhan Anda untuk sebuah kebebasan jika Anda duduk bersamanya dan membicarakan hal tersebut. Namun Anda tak bisa berekspektasi seseorang akan berubah 180 derajat hanya untuk memuaskan kemauan Anda. Sadarilah bahwa beberapa tipe manager akan mau mendengarkan Anda dan mengubah suasana kantor untuk menciptakan suasana yang lebih baik. Sebagian lainnya tak bisa mengubah gaya mereka seperti Anda sulit mengubah kebiasaan Anda. Karenanya, Anda harus menghitung dan memperkirakan kompromi semacam apa yang bisa Anda lakukan. Jika si bos tak pernah bisa menemukan titik tengah dengan Anda, maka sudah saatnya Anda mencari pekerjaan lain.

"Saya benci rekan kerja yang ada"
Kultur perusahaan membuat Anda gerah? Ketidakakraban dengan rekan kerja adalah masalah yang serupa masalah dengan bos. Untuk hal ini, Anda harus mau mencoba mengalah sedikit. Kadang, obrolan ringan sekilas saja bisa meredakan ketegangan, namun, ada waktu-waktu tertentu perbedaan tidak bisa ditengahi. Jika Anda mencintai pekerjaan Anda, Anda bisa mencoba melepaskan diri dari situasi rekan kerja yang menyebabkan Anda stres. Mungkin masalahnya bukan karena mereka yang berubah, tapi karena Anda yang sudah bertumbuh, dan hal-hal yang biasa Anda lakukan bersama teman-teman sekarang menjadi kegiatan yang menjemukan. Terimalah fakta bahwa bisa jadi Anda yang berubah dan menjauh dari teman-teman kerja, lalu putuskan apa yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya

Cara Mencari Dan Melamar Pekerjaan Yang Pasti Diterima

Tak butuh gelar tinggi untuk sukses dalam mencari pekerjaan. Menggapai gol karier Anda hanya butuh strategi yang matang dan disiplin. Berikut 6 tips untuk membantu Anda mencari pekerjaan lebih cerdas, bukan lebih keras.


Jual nilai
Apa yang membuat Anda unik? Bagaimana kekuatan, kemampuan, dan prestasi Anda bisa mengurangi permasalahan yang dihadapi perusahaan yang Anda lamar tersebut? Tentukan "tawaran nilai unik" Anda dan buat hal tersebut menjadi rencana integral pada garis besar marketing personal Anda. Perhitungkan setiap dokumen (resume, biografi, kartu nama) atau pertemuan langsung (networking, atau wawancara) sebagai kesempatan untuk menyampaikan nilai dan mengemukakan kebutuhan strategis Anda. 
Lebih bersemangat
Mencari pekerjaan bisa jadi sangat melelahkan jika Anda tak memiliki rencana untuk mengisi ulang tenaga Anda. Tetap termotivasi dan selalu siap akan memudahkan Anda membangun rencana praktis dan tetap menjalaninya. Aturlah jadwal harian Anda, lalu putuskan seberapa sering atau berapa jam dalam seminggu bisa Anda siapkan untuk mencari dan menyusun kembali dokumen-dokumen untuk menghitung kembali perkembangan Anda. 
Mengaktifkan dan membangun jejaring
Jejaring yang kuat bisa memberikan info dan akses ke lowongan pekerjaan yang tak begitu terekspos ke pasaran. Riset menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen dari semua pekerjaan yang terpenuhi disebarkan lewat jejaring. Setiap orang yang Anda kenal adalah kesempatan untuk membangun jejaring Anda. Jangan lupa, anggota keluarga, teman sosial, atau rekan kerja adalah anggota potensial dalam jejaring Anda. 
Riset pilihan 
Internet adalah tempat yang tepat untuk memulai riset Anda. Selain situs-situs khusus untuk karier, seperti Kompaskarier.com, situs perusahaan yang Anda tuju pun bisa jadi sumber informasi berharga. Dari sana Anda bisa mempelajari mengenai produk-produk, jasa, siapa yang berwenang, dan banyak hal lainnya.
Mengkhususkan strategi pencarian kerja
Anda akan meningkatkan kemungkinan untuk sukses jika Anda berfokus pada pilihan khusus personal. Pilih dua atau tiga strategi yang sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup Anda, lalu bangun pencarian profesi di sekitar wilayah tersebut. Jika Anda ingin bertemu dengan banyak orang baru, cobalah untuk mencari kerja sebagai relawan di sebuah organisasi atau melamar sebagai pemagang sementara di suatu organisasi. Jika Anda adalah tipe pemalu atau introvert, cobalah untuk menghubungi teman-teman lama melalui situs jejaring sosial atau asosiasi alumni. Saluran lain yang bisa Anda coba adalah dengan rajin melirik halaman lowongan pekerjaan di harian ibukota, grup jejaring, atau acara job fair. 
Manfaatkan kreativitas Anda
"Jual" diri Anda dengan imajinasi. Lima tahun lalu, pelamar pekerjaan harus mencetak resume mereka di atas kertas berwarna untuk menarik perhatian personalia. Saat ini, perusahaan ingin mencari karyawan yang kualifikasinya mencukupi kebutuhan perusahaan dan tahu bagaimana mempresentasikan nilai mereka. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menciptakan resume video berisi portfolio Anda. dan lainnya. 
Apapun metode yang Anda pilih, lakukan pencarian lowongan dengan cara yang terorganisir, bertarget, dan kreatif. Sukses adalah hasil akhir dari kreativitas dan segala kerja keras yang dibangun di sekitarnya.

4 Cara Membuat CV Online Yang Baik

Anda mendaftarkan diri di job search portal alias situs lowongan kerja dan kemudian hanya duduk menunggu datangnya tawaran pekerjaan di e-mail Anda. Tiga bulan kemudian, CV Anda hanya dilihat oleh beberapa perusahaan. Itu pun muncul pada minggu-minggu awal setelah Anda mendaftar. 
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah situs tersebut hanya tipuan? Atau tawaran yang tak kunjung datang malah membuat Anda mulai kehilangan harapan? Sepertinya Anda perlu melakukan lebih dari sekadar mengisi data di situs tersebut, ataupun hanya duduk menunggu, jika serius ingin mencari pekerjaan.
Job portal atau situs lowongan kerja sendiri merupakan salah satu cara yang paling mudah, nyaman, dan ekonomis dalam mencari pekerjaan. Namun, untuk mendapatkan pekerjaan lewat situs ini, Anda sebaiknya mengetahui triknya. Ada beberapa hal penting yang perlu Anda lakukan jika ingin membuat resume atau CV online bekerja untuk Anda.
Lengkapi data diri
Pertama kali mendaftarkan diri di job search portal dengan membuat ID dan password, lalu log in (masuk), Anda mungkin mengisi data untuk profil hanya 60 persen atau bahkan kurang dari itu. Padahal, kita disarankan mengisi data profil 100 persen. Ini berarti kita harus mengisi semua bagian selengkap mungkin. 
Saat ini banyak situs lowongan kerja yang menggunakan teknologi untuk mencocokkan profil kita dengan profil yang diinginkan perusahaan perekrut. Lalu, hasil pencocokan ini diberikan kepada perekrut untuk kemudian melanjutkan dengan proses pemanggilan. Jika data di profil lengkap, Anda akan memiliki kesempatan lebih besar untuk masuk ke dalam daftar calon karyawan yang akan dipanggil karena ada banyak hal dan informasi yang bisa dicocokkan. 
Memang mengisi data profil selengkap mungkin serasa mengerjakan tugas yang membosankan. Tetapi, percaya deh, hasilnya sebanding dengan keringat yang dikeluarkan.
Perhatikan kata kunci
Biasanya para perekrut atau perusahaan mencari kandidat secara online dengan menggunakan keywords atau kata-kata kunci tertentu. Kata kunci ini akan relevan dengan persyaratan pekerjaan mereka. Misalnya, mereka membutuhkan seorang penulis konten. Beberapa kata kunci yang digunakan adalah menulis, mengedit, content management system (CMS), dan lain-lain. 
Jika yang dibutuhkan seorang web designer, kata-kata seperti html, dreamweaver, dan kreatif, bisa menjadi kata kunci. Hal ini berarti keterampilan fungsional dan tentu saja khusus, kualifikasi yang relevan dan sejumlah pengalaman kerja menjadi kata-kata kunci yang penting. 
Itu sebabnya, sangatlah penting jika profil dan resume (CV) Anda menyebutkan kata-kata kunci yang sesuai dengan profil pekerjaan yang Anda inginkan.
Update profil secara reguler
Perlu diingat, membuat profil adalah hal pertama yang mesti dilakukan, bukan terakhir! Setelah Anda membuat dan melengkapi profil dengan menggunakan kata-kata kunci yang relevan, usahakan secara teratur mengecek profil Anda di situ lowongan kerja. Selalu update atau perbaharui beberapa data dan jangan lupa menyimpannya sebelum log out (keluar) dari situs tersebut.
Cek selalu profil Anda, setidaknya seminggu sekali. Hal ini akan membuat para calon perekrut melihat resume Anda tetap aktif dan selalu diperbarui. Jika ada perekrut yang sedang membutuhkan seorang manajer SDM dan Anda sesuai dengan persyaratan mereka, bisa jadi Anda akan masuk ke dalam salah satu dari 40 calon yang mereka pilih. Lalu, jika belum lama ini Anda baru mengecek profil, resume Anda akan menjadi salah satu yang teratas dari 40 calon yang memenuhi syarat untuk posisi itu. 
Jadi, jika Anda memang serius mencari pekerjaan, luangkan waktu untuk selalu log in ke profil Anda secara teratur. Pastikan jika ada perekrut yang tertarik pada resume Anda, informasi kontak yang Anda berikan sudah benar. 
Pastikan nomor kontak benar
Nomor telepon Anda, baik telepon rumah maupun seluler, seharusnya menjadi salah satu akses yang memudahkan pihak perekrut menghubungi Anda. Jadi, pastikan bahwa nomor telepon itu sudah ditulis dengan lengkap dan benar, termasuk kode wilayah jika Anda menyertakan nomor telepon rumah. 
Tak perlu menambahkan nomor telepon tempat Anda bekerja atau e-mail resmi kantor Anda. Selain kurang etis, ditakutkan perusahaan mengetahui rencana Anda pindah kerja dan memblokir e-mail tersebut.
Sudah tahu triknya, sekarang saatnya Anda mengimplementasikan tips ini dengan benar. Setelah itu, dijamin CV online Anda akan diperhatikan dan bersiaplah menerima telepon atau e-mail panggilan kerja.

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI

TIPS MELAMAR KERJA DAN SUKSES KERJA BAGIAN ADMINISTRASI Tentu tidak asing lagi , saat kita mendengar dibutuhkan lowongan dibidang Adminis...